s*x Time

2048 Kata
Air mata di pelupuk mata Maya rasanya sudah habis ketika ia tiba di Bali dan menginap di salah satu hotel yang berada di daerah kuta. Maya masih menatap cincin pertunangannya yang tersemat di jemarinya semenjak tiga bulan yang lalu. Seharunya kemarin adalah hari pernikahannya, namun semuanya rencana pernikahan yang sudah direncanakan itu akhirnya batal ketika Maya mengetahui bahwa kekasihnya yang bernama Arga berselingkuh dengan rekan kerjanya sendiri, bahkan Maya juga mengetahui bahwa Arga sering melakukan s*x bebas dengan rekan kerjanya itu. Awal mula Maya mengetahui perselingkuhan itu bermula dari Maya yang menemukan ponsel lain di dashboard mobil Arga. Ponsel tersebut ternyata adalah milik rekan kerja Arga yang menjadi selingkuhannya, tertinggal di mobil Arga. Ketika Maya membuka ponsel itu, Maya melihat wallpaper ponselnya adalah wajah wanita itu dengan Arga. Ponsel tersebut tidak dikunci dan karena rasa penasaran yang besar, Maya membuka galeri ponsel wanita itu. Hatinya bagai dibelah menjadi dua dan remuk begitu saja ketika melihat foto-foto Arga bersama wanita itu yang berwisata, berselingkuh hingga Singapura, menghabiskan waktu di restoran mewah, di hotel mewah—hal itu terbukti dari Maya yang melihat foto-foto Arga yang tertidur di kasur sambil bertelanjang d**a dan memeluk selingkuhannya yang hanya berbalut selimut. Pada saat itu, Arga dan Maya bertengkar hebat di dalam mobil. Maya yang merasa di khianati oleh tunangannya dan Arga yang merasa tidak ingin disalahkan secara sepihak. Selama ini Maya selalu berada disamping Arga semenjak Arga belum mempunyai apa-apa, berkuliah di jurusan hukum hingga membangun usaha restoran bersama dengan Maya untuk membiayai kuliah Arga. Hingga Arga kemudian bersekolah S2 untuk menjadi notaris dan Arga bisa sukses menjadi Notaris juga semua berkat Maya yang selalu mendukungnya. Namun di puncak kesuksesaannya, disaat bergelimang harta, Arga tidak bisa menahan diri dengan daya pikat rekan kerjanya. Wanita yang bermodalkan paras cantik dan tubuh apik, serta mau disetubuhi dengan mudahnya. Tidak seperti Maya yang terus menjaga kesuciannya, menolak s*x dengan Arga hingga waktunya mereka akan menikah nanti. Tapi Arga yang kelihatannya bersabar ternyata tidak cukup sabar. Tidak bisa mendapatkan Maya sebelum benar-benar menikah, Arga akhirnya melakukan s*x dengan wanita yang bisa memuaskan hasrat seksualnya. Kini di dalam kamar hotel, Maya menatap pantulan dirinya yang terlihat kacau. Rambut acak-acakan, mata sembab dan hidung memerah. Hingga kemudian ponselnya berdenting, menampilkan notifikasi chat yang masuk dari sahabatnya. Kinan: May, are you okay? “I’m not okay.” Lirih Maya tanpa berniat membalas pesan itu. Maya hanya melempar ponselnya begitu saja ke kasur, kemudian melangkah lunglai di kamar mandi. Di dalam kamar mandi, Maya melepas seluruh piyamanya di depan cermin dan kemudian terdiam menatap lekuk tubuhnya. Melihat seluruh lekuk tubuhnya, Maya jadi teringat Arga. Seringkali mantan kekasihnya itu memuji bahwa tubuh Maya terlihat indah dan Arga berkata ingin segera menikah dengan Maya agar dapat memiliki Maya seutuhnya. Nyatanya, Arga berselingkuh dan main ranjang dengan wanita lain. Sial, Maya hampir menangis lagi. “Arga sialan!” Umpat Maya sampai akhirnya ia berendam di bathup hingga air menutupi bibirnya. Kamar mandi hotel ini dirancang semi outdoor, sehingga ketika Maya mengangkat wajahnya, Maya dapat melihat bintang-bintang yang berpendar diatas langit. Maya menghela napas perlahan dan kemudian memejamkan matanya. Semilir angin malam hari ini juga membelai kulit tubuhnya yang terendam oleh air hangat. Setelah merasa cukup berendam di air hangat, Maya kemudian berdiri dan keluar dari bathup, membalut dirinya dengan kimono handuk berwarna putih dan langsung berbaring diatas kasur. Maya lalu membuka ruang aplikasi untuk mendownload game di ponsel agar dirinya tidak terus memikirkan perihal pengkhianatan yang dilakukan Arga, namun begitu membuka ruang aplikasi untuk mendownload itu, dirinya langsung terdiam melihat aplikasi yang bernama s*x Time. Maya terdiam. Ia pernah mendengar aplikasi ini ketika ia reuni dengan teman-teman SMA-nya. Aplikasi ini merupakan aplikasi untuk berkencan, mencari jodoh dan juga… untuk memuaskan hasrat seksual. Di aplikasi s*x Time, kita bisa saja tidur dan menghabiskan malam yang panas dengan orang yang tidak kita kenal tanpa harus mengenal nama dan basa-basi untuk berkenalan. Namun hanya untuk satu kali saja, setelah itu kita tidak akan menemukan nama pengguna itu lagi di aplikasi. Kata teman-teman Maya baik yang laki-laki maupun perempuan yang mencoba aplikasi ini, mereka berkata bahwa aplikasi ini membuat mereka bisa melakukan s*x atas dasar suka sama suka dengan orang yang acak, tanpa mengeluarkan banyak uang dan mereka sama saja terlibat dalam one night stand. Lagi-lagi Maya teringat pengkhianatan Arga. Jika Arga bisa mengkhianatinya dan bercinta dengan wanita lain tanpa memikirkan perasaan Maya, maka Maya juga harus bisa melupakan Arga. Setelah cukup berpikir, akhirnya Maya menginstall aplikasi s*x Time. Jantungnya tak berhenti berdebar-debar sedari tadi. Maya lalu melakukan registrasi, mengisi data diri dan gender, umur, status, hingga memasangkan foto profil yang paling cantik dan paling seksi yang ia miliki. Hingga aplikasi s*x time kemudian dapat dijalankan dan Maya dapat melihat banyak foto-foto lelaki yang seksi dan juga tampan. Bahkan beberapa kali Maya melihat foto lelaki yang mempunyai perut six-pack dan juga berwajah tampan. Namun jemari Maya terhenti ketika ia melihat foto profil seorang pria yang sedang tersenyum kearah kamera bersama seorang anjingnya yang lucu sambil menjulurkan lidah. Maya sontak tertawa. “Apa-apaan ini? Disaat banyak cowok yang mengunggah foto profil tampan dan seksi, dia malah mengunggah foto profil bersama anjingnya?” Namun Maya menekan tombol love. “Tapi dia cukup manis. Anjingnya juga, hehe.” Beberapa menit kemudian, dirinya dibuat tersentak saat ada notifikasi yang muncul. Di aplikasi s*x Time miliknya. You and Jaxton currently are matched. Maya sontak meneguk salivanya. Orang yang menggunakan nama Jaxton adalah lelaki yang menggunakan foto profil bersama anjingnya itu. Sedangkan Maya menggunakan username “Sun” Ia dan Jaxton sama-sama cocok, karena saat ini sedang mencari partner one night stand. Segala pikiran Maya langsung kembali buyar ketika ada chat masuk dari aplikasi s*x Time tersebut, yang ternyata merupakan chat dari Jaxton. Jaxton: Hey, Miss Sun! Maya: Hey… Jaxton: Tunjukkan kalau dirimu tak palsu. Kirimkan aku live photo mu. Live photo artinya adalah foto langsung pada detik itu juga yang akan langsung terkirim ke Jaxton. Maya kemudian membuka fitur live photo di aplikasi s*x Time. Dirinya mengarahkan kameranya, bersiap berselfie untuk menunjukkan wajahnya. Namun merasa ada yang kurang dan dirinya kurang menggoda, Maya kemudian memberanikan diri untuk sedikit membuka kimono handuk bagian atasnya. Sehingga dirinya berpose dengan memperlihatkan belahan dadanya yang terlihat menggoda. Jantung Maya kembali berdegup ketika menyadari bahwa Jaxton telah membuka foto darinya. Lelaki yang menggunakan username Jaxtoon itu kemudian balas mengirimkannya live photo. Ketika membuka live photo tersebut, Maya dibuat terpana untuk sepersekian detik ketika melihat Jaxtoon mengiriminya foto selfie sambil tersenyum dengan kemeja berwarna biru yang tiga kancing teratasnya sedikit terbuka. “Dia tampan...” Gumam Maya sambil mengusap foto Jaxton pada layar ponselnya. Kemudian Jaxton mengiriminya pesan lagi. Jaxton: Wanna come in to my villa in Seminyak? Maya: Tapi aku butuh bersiap, aku ada di Kuta Jaxton: Kirimkan lokasimu, biar supirku datang menjemputmu Maya kemudian mengirimkan lokasinya pada Jaxtoon dan lelaki itu langsung membalas. Jaxton: Okay sunny. Can’t wait to meet you Maya hanya mengirimkan emoticon senyum. Kemudian ia segera duduk di depan meja riasnya dan berdandan secantik mungkin, memakai lotion yang wangi agar dia tidak tampil buluk dihadapan lelaki yang memakai nama Jaxton itu. Ketika mengusap kulitnya dengan lotion, gerakan Maya melambat, ia jadi teringat bahwa nanti lelaki itu yang akan menyentuh dirinya, mengecup seluruh inci tubuhnya dengan bibir lelaki itu. “Astaga!” Maya mendesah frustasi. “Kenapa kamu harus download aplikasi itu sih, May?!” Maya merasa dirinya menggila. Tadi ia merasa semangat dan terus berdebar-debar, namun kini dirinya menjadi stress dan khawatir sendiri. Sampai kemudian pintu kamar hotelnya berdenting, Maya melangkah mendekati pintu dan melihat siapa yang datang melalui celah kecil yang telah dipersiapkan di tengah-tengah pintu. Ada seorang pria dengan balutan jas berwarna hitam dengan tubuh kekar di depan pintu kamar hotelnya. Maya lalu membuka sedikit pintu kamar hotelnya, dengan takut-takut sedikit melongokkan kepalanya. “Ada apa, ya?” tanya Maya. “Miss Sun?” Maya terdiam dan mengangguk kaku. “Tuan Jaxton meminta saya menjemput Anda ke Villa-nya dan dia menitipkan ini.” Orang suruhan Jaxton itu memberikan dua buah paper bag berwarna hitam kepada Maya. “Saya tunggu Anda di lobi hotel. Permisi.” “Terimakasih.” Maya kemudian menutup pintu kamar hotelnya. Lalu membuka paper bag itu dan ia tercengang dengan isinya. Kotak dengan logo pakaian dalam terkenal dan ketika Maya membukanya, ada sebuah lingerie berwarna biru muda. Maya sontak mengangkat lingerie tersebut dan memandangnya. “Jadi, dia minta aku pakai ini untuk bertemu dengannya?” Maya menatap lingerie itu dengan sangsi. Seumur hidupnya ia tidak pernah memakai lingerie, hanya terkadang memakai bikini jika pergi ke pantai. Tapi kemudian Maya mengedikkan kedua bahunya. “Tidak masalah kalau begitu.” Maya akhirnya melepaskan kimono handuknya, kemudian memakai lingerie yang diberikan oleh Jaxson. Lingerie yang begitu pas ditubuhnya dan warnanya begitu kontras dengan kulit tubuhnya yang cerah. Kemudian Maya membuka paperbag yang kedua, ada sebuah dress satin berwarna maroon, high heels berwarna senada dan ada ikat rambut berwarna hitam. Sebuah pemberian yang membuat Maya canggung untuk pertama kali bertemu dengan seorang pria. Tapi waktu terus berjalan dan maya tidak memiliki waktu untuk menolak segala pemberian Jaxson. Setelah selesai merias, Maya menatap pantulan dirinya di cermin. Ia lebih terlihat menawan pada malam ini dengan rambut yang di gerai dan di curly bagian bawahnya serta lipstick yang berwarna senada dengan dress dan high heelsnya. Maya sampai tertawa sendiri di depan pantulan cermin. “Lady in read. This night is gonna be your hottest night.” *** Sebuah mobil mewah menyambut Maya di lobi hotelnya. Maya sampai terdiam ketika melihat mobil itu. “Ini… nggak salah, pak?” tanya Maya lamat-lamat kepada orang suruh Jaxton itu. Lelaki itu hanya mengangguk dan kemudian membukakan pintu untuk Maya, “silahkan masuk, nona.” Maya makin mengernyit dan kemudian masuk kedalam mobil itu. Warna mobil mewah itu berwarna hitam, namun ketika memasuki dalam mobil semua ornament berwarna abu-abu dan dibagian atas mobilnya seperti ada taburan-taburan bintang yang berkelip disaat gelap. Maya mengusap jog mobil ini, jelas orang yang mempunyai mobil ini berselera tinggi. Saking nyamannya berada di dalam mobil, Maya sampai tidak sadar bahwa dirinya tertidur begitu saja hingga ia tiba di Seminyak. Maya terbangun ketika lelaki yang menjadi supir Jaxton itu membangunkannya. “Nona, kita sudah sampai.” Maya membuka matanya perlahan dan langsung mengedarkan pandangannya ketika berada di halaman villa yang sekelilingnya adalah hutan. “Kalian menculikku?!” Pekik Maya sambil menyilangkan tangan di depan d**a. Lelaki itu tersenyum tipis dan menggeleng. “Tidak, nona. Kita ada di Villa milik tuan saya yang berada di Seminyak.” Lelaki itu segera mengulurkan tangannya, mengajak Maya keluar dari mobil dan Maya sontak mengerjap ketika melihat bangunan mewah villa yang terang diantara gelapnya pepohonan yang mengelilinginya. Maya limbung satu langkah kebelakang, terkejut karena ia akan melakukan one night stand dengan bukan sembarang orang. “Tuan sudah menunggu di dalam.” Kata lelaki itu setelah mengecek ponselnya, ia lalu berjalan terlebih dahulu dan Maya mengikuti di belakangnya. Seluruh bagian villa ini terdiri dari banyak jendela kaca dan begitu masuk Maya ia langsung disambut oleh kolam renang yang luas. Namun semakin melangkah maju, Maya melihat punggung seorang pria yang menggunakan kemeja berwarna biru muda. Napas Maya tertahan sepersekian detik ketika melihat lelaki itu. Lelaki yang mengundangnya kemari. “Tuan, nona Sun sudah ada disini.” Ucap orang suruhan Jaxton. Lelaki itu berbalik dan tersenyum, memperlihatkan wajah tampannya yang membuat Maya merasakan desiran halus di hatinya. Lelaki itu melangkah mendekat, mengulurkan tangannya kearah Maya. “Selamat datang di villa-ku, Sunny.” Jaxton lalu menatap Maya dari ujung kaki dan ujung kepala. “Kamu terlihat cantik memakai dress yang aku beri.” Maya tersenyum tipis. “Apa semua wanita yang kamu temui melalui s*x Time selalu kamu beri lingerie, dress, sepatu bahkan hingga ikat rambut seperti ini?” Jaxton makin melangkah mendekat, ia mengusap pipi Maya dengan jemarinya, lalu usapannya berpindah ke rambut panjang Maya. Jaxton lalu mengusap tengkuk bagian belakang Maya dan mendekatkan wajah Maya ke wajahnya. Mata mereka saling bertatapan dan Jaxton berkata, “tidak, hanya kamu yang aku berikan seluruh hadiah ini.” “Kenapa?” Maya lalu berdeham, sial, suaranya menjadi serak. Ia terlalu gugup berdekatan dengan lelaki setampan Jaxton. “Karena…” Hidung Jaxton menyentuh ujung hidung Maya dan menggeseknya pelan, lalu ia tersenyum. “Aku baru memakai aplikasi ini pertama kali dan aku tidak menyangka akan bertemu wanita semenarik kamu.” Maya sontak memejamkan matanya dan tertawa kecil. “Kamu baru pertama kali melihatku, bagaimana bisa mengatakan bahwa aku menarik?” Jaxton meneguk salivanya hingga jakunnya bergerak naik turun. “Entahlah, pesonamu, begitu menarikku.” Jaxton sudah ingin meraup bibir Maya, namun Maya langsung memundurkan wajahnya. Ia balas mengalungkan lengannya di tengkuk Jaxton dan tersenyum miring. “Kiss me slowly, Jaxton. Jangan terburu-buru.” Lirih Maya. Jaxton balas tersenyum sambil menatap Maya. “Ibra, namaku Ibra.” “Ibra?” “Hm.” Ibra bergumam menjawabnya. “Jadi, kapan aku boleh mencium bibir ranum yang menggoda ini?” Tanpa pikir panjang, Maya kemudian menempelkan bibirnya pada bibir Ibra terlebih dahulu, membuat Ibra tersentak, namun ikut memejamkan matanya dan balas mencium bibir Maya yang begitu manis dalam cecapannya. 
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN