bc

Jodoh Di Tangan Mama

book_age4+
2
IKUTI
1K
BACA
CEO
drama
tragedy
serious
mystery
friends
like
intro-logo
Uraian

Terlahir dari keluarga mafia bukanlah keinginan Jourdy. Awalnya dia sangat menikmati kehidupannya yang penuh dengan kekejaman. Namun lama-kelamaan tubuh, hati, serta pikirannya sangat lelah.

"Aku telah banyak membunuh dan menyakiti orang lain. Itu hal yang menyenangkan bagiku, namun mengapa kini aku tidak mampu lagi melakukannya?"

"Gadis itu telah melelehkan kerasnya egoku. Dia memintaku untuk berhenti menjadi mafia. Atau aku akan membunuhnya sesuai dengan permintaannya. Tidak! aku 'tak 'kan mampu untuk melakukannya."

Laura telah menyelamatkannya yang telah tenggelam di laur dalam.

chap-preview
Pratinjau gratis
Episode Pertama
Jourdy Prabu Mahardika adalah seorang CEO terkaya ketiga di kotanya. Dia juga terlahir dari keluarga mafia yang kini sedang beradu kekayaan dengan mafia lain. Bisnis yang dipegangnya selalu berkembang dengan baik. Kekayaan yang dia miliki membuat hatinya puas dan merasa menjadi pria terbaik di dunia ini. Tidak sedikit wanita yang terpikat dengannya, mereka telah berbaris rapi menunggu Jourdy memanggil salah satu nama mereka. Usianya sudah memasuki kepala dua, namun hobi pria itu masih menetap pada perghostingan. Can Laura Young gadis berdarah Indonesia ini merupakan jodoh seorang pria yang telah ditetapkan oleh Tuhan. Dia memiliki hati yang lembut dan manis. Usianya masih belasan tahun, aura kecantikannya pun masih terpancar jelas. Hanya saja Laura tidak begitu peduli dengan perawatan kulitnya, sehingga membuatnya sedikit lebih kusam. Keluarga dan teman: -Elnino David Mahardika (Kakak kandung Jourdy) -Marco Hendrawan (Ayah dari Nino dan Jourdy) -Denada Hendrawan (Ibu dari Nino dan Jourdy) -Tony Setyo Aji (Ayah dari Laura) -Yuni Sarah (Ibu dari Laura) -Valene Jab Vilian (Sahabat Laura) -Nur Karina Anjani (Pacar Jourdy) -Opik Danu Wijaya (Mafia saingan tuan Hendrawan) . . -Novel ini murni dari ide saya sendiri. Tidak ada unsur plagiat dari tulisan orang lain! -Readersku yang terhormat, aku meminta dukunganmu untuk menekan tombol like jika kamu suka dan vote tulisan ini supaya aku semakin semangat untuk mengembangkan ide-ide cemerlangku di sini. -Oh iya sebelumnya aku minta maaf kalau di dalam cerita ini ada perkataan yang menyinggung dan menyakiti hati para readersku sekalian. Let's start it! Gelas kecil berisi vodka yang telah dioplos dengan tequila memberikan kesan tersendiri setelah cairan itu meluncur di kerongkongan. Jourdy telah menghabiskan lima gelas minuman dengan kadar alkohol yang cukup tinggi. Ditemani oleh wanita-wanita cantik berbaju seksi yang bekerja di club malam itu. "Tambah lagi mas minumannya," ucap Karin salah satu wanita malam langganan Jourdy. Karin menyiramkan segelas lagi ke dalam mulut Jourdy secara paksa. Sebatang rokok milik Karin direbutnya kemudian menghisap benda berasap itu. "Kamu cantik banget, sayang!" gombal Jourdy melontarkan kata-kata manis kepada wanita malam itu. Karin semakin terpesona, sebenarnya dia berharap besar kepada Jourdy supaya hubungan mereka bisa lebih serius lagi. Mereka telah tergoda oleh bujukan setan. Nafsu antara keduanya semakin besar, sehingga mereka sudah tidak bisa lagi untuk menahannya. Perlahan, bibir mereka mulai menyatu. Tangan Jourdy yang masih memegang rokok itu menempel di rahang Karin. "Kita lanjutkan besok lagi," bisik Jourdy setelah mengakhiri aksinya bersama Karin. "Kenapa tidak malam ini saja kita selesaikan?" Rupanya wanita itu belum puas dengan apa yang diberikan Jourdy kepadanya. Abu rokok yang telah panjang dibuangnya ke dalam asbak lalu meniupkan asap nikotin ke udara. "Sekarang sudah hampir pagi aku berjanji besok akan memberikannya lagi kepadamu," kata Jourdy sambil memakai blazer kebanggaannya. Tidak lupa sebelum meninggalkan club itu Jourdy mengeluarkan lembaran uang merah dan memberikannya kepada Karin. "Terima kasih banyak mas, muach." "Sama-sama. Tapi ingat, setelah ini langsung pulang dan jangan berani-beraninya melayani laki-laki selain aku. Kalau kamu melanggar itu rasakan sendiri akibatnya," ancam Jourdy sambil memasukkan dompetnya ke dalam saku celana. "Iya mas aku tidak akan macam-macam," kata Karin pura-pura menurut dengan ancaman Jourdy. Padahal uang yang diberikan oleh Jourdy belum cukup untuk memenuhi kebutuhannya. Enak saja dia mengaturku seenak jidat. Aku tidak peduli dengan ancaman Jourdy meskipun dia dari keluarga mafia yang kejam. Dia pikir uang segini cukup untuk biaya hidupku? batin Karin sambil mengibas-ibaskan uang miliknya. * "s**l! kepalaku pusing sekali," teriak Jourdy menyetir mobil di jalan yang sepi pengendara. Waktu menunjukkan pukul 03.00 dini hari. Menyetir mobil dalam keadaan mabuk memang sangat berbahaya. Namun mau bagaimana lagi, saat ini pria itu sedang tidak bersama dengan bodyguardnya. Untung saja dia masih bisa mengendalikan dirinya dan akhirnya sampai di rumah dengan selamat walaupun mobil miliknya sedikit lecet akibat tabrakan kecil saat di perjalanan. Pagi itu kondisi rumah sepi sekali. Jourdy berjalan dengan memejamkan matanya yang sudah 5 watt. Blazer kebanggaannya dia lepas dan lempar ke sembarang arah. Kemudian merobohkan tubuhnya di sofa besar seharga 186 juta itu. "Aw sakit, g****k!" teriaknya saat merasakan ada benda tajam yang melukai telapak tangannya. Jourdy berusaha untuk melebarkan mata. Di depannya terdapat barang-barang yang telah berserakan dan pecah dimana-mana. Serpihan kaca itu yang telah melukai tangan Jourdy. Dia bingung sebenarnya ada peristiwa apakah selama dia pergi berfoya-foya bersama LC di club malam. "Bi Inah! Cepat ke sini!" teriaknya lagi saat memanggil pembantunya. Darah yang keluar semakin banyak, Jourdy semakin kesakitan dan berusaha untuk menghentikan darah itu. Seorang pembantu dengan pakaian lengkap segera menghadap kepada sang majikan. "Mohon izin den, ada apakah gerangan memanggil bibi?" tanya bi Inah dengan merendahkan badannya saat berada di hadapan sang CEO b***t itu. "Bawakan obat untuk mengobati lukaku. Cepat! dalam hitungan lima detik harus sudah ada di sini!" perintah Jourdy. "Satu..." "Dua..." "Tiga..." "Empat..." "Lima..." Namun bi Inah kembali menghadap kepada Jourdy dengan tangan kosong. Tidak ada satu pun kotak obat di rumah ini. Jourdy semakin murka hingga menampar bi Inah yang sedang bersimpuh di hadapannya. Ajaran keluarga yang telah mengajarkan k*******n kepadanya dari kecil sangat berdampak buruk dikehidupan masa depan. Itulah yang sedang terjadi saat ini di dalam diri seorang Jourdy. Bahkan orang yang tidak bersalah pun bisa menjadi santapan nyawa baginya. "b******k! Bahkan di dalam rumah sebesar ini tidak ada satu pun kotak obat yang tersiksa. Mama dan kak Nino kemana?" kata Jourdi berdiri tegak menahan kesal. "Nyonya dan tuan muda sedang mengungsi di rumah petak den. Tadi malam Wijaya dan anak buahnyalah yang menyerang rumah ini dengan membawa s*****a tajam dan merampas barang berharga yang ada di sini," jelas bi Inah sebagai saksi mata kejadian. Wijaya, mafia itu menyerang kediaman Jourdy dan keluarga untuk yang kesekian kalinya. Dendamnya kepada Hendrawan ayah dari Jourdy Prabu tidak akan pernah padam tujuh turunan. Setahun lamanya Jourdy dan tuan Hendrawan tidak bisa bertatap muka karena kini beliau sedang berada di Rusia untuk merancang sebuah s*****a yang akan digunakan untuk menyerang markas Wijaya. "Wijaya, ternyata dia belum puas dengan kejadian kemarin. Putrinya telah hilang satu persatu namun dia belum juga menyerah. Baiklah, tidak masalah kita lihat saja nanti Wijaya kau akan mati di tanganku," gumam Jourdy. * Dalam sekejap rumah mewah itu tersusun rapi kembali seperti semula. Jourdy dengan kelelahan fisiknya langsung berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan badan. Kegiatan ini harus dilakukan sebanyak tiga kali dalam sehari. Karena dia tidak ingin ada satu pun daki yang menempel di tubuhnya. Ada sabun rahasia yang selama ini aromanya dapat memikat hati para wanita. Black pepper body wash sabun mandi seharga 498 juta dia tuangkan ke telapak tangan kemudian mengoleskan dengan merata ke seluruh badan. Setelah itu Jourdy mengambil sebuah gagang shower untuk membilas busa sabun yang menempel. Belum cukup mandi menggunakan sabun mahal, kini pria itu melanjutkan kegiatannya dengan berendam di dalam air hangat yang telah dipenuhi oleh busa. Jourdy merebahkan tubuhnya, kepalanya menyandar pada sandaran bak. Tidak lama kemudian dia mulai tertidur lelap merasakan kepalanya yang masih pusing akibat enam gelas vodka dan tequila. Waktu luang ini dia gunakan untuk bersantai sejenak karena sebentar lagi pria 25 tahun itu akan berangkat ke kantor. Di ujung kota sebelah, Denada dan Nino sang putra sedang dirundung kecemasan. Mereka khawatir terhadap kondisi Jourdy yang tidak ikut mengungsi di rumah petak. Rumah tersebut terletak di dalam sebuah kampung di kaki pegunungan. Pagi hari di rumah petak tempat persembunyian Denada dan Nino juga dikelilingi oleh beberapa bodyguard yang ditugaskan untuk mengawasi mereka berdua. Sampai detik ini Wijaya dan anak buahnya belum mengetahui tempat persembunyian Denada. "Saya minta supaya kamu dapat menggantikan posisi saya untuk sementara ini," ucap Nino yang sedang berbincang di telepon. Nino sedang mengungsi tentu saja dia tidak bisa menjaga perusahaannya untuk sementara ini. "No, apakah kamu sudah bisa menghubungi adikmu? Mama khawatir kalau tiba-tiba Wijaya dan anak buahnya menyerang rumah kita lagi," kata Denada cemas. Putra pertama Denada itu menggelengkan kepala memberi isyarat bahwa adiknya belum bisa dihubungi sedari tadi. "Si Jourdy itu sudah terbiasa foya-foya dengan wanita hingga lupa waktu ma. Prioritas dia sekarang itu adalah Karin pegawai LC di Dragonfly diskotik. Bahkan kesehatannya pun tidak ia pikirkan," jelas Nino. "Anak itu memang aneh, apa mungkin kejiwaannya sudah mulai terganggu? Bisa-bisanya dia mencintai wanita yang harga dirinya sangat murah bahkan sudah hilang keperawanannya," kata Denada. * Laura, si gadis manis berusia 17 tahun itu sedang bersiap diri untuk berangkat ke sekolah. Gadis bertubuh ramping ini sangat malas untuk merawat kecantikan kulitnya. Padahal sang ayah selalu memberikan lulur dan skincare untuk Laura rutin setiap bulan. Rok mini berukuran L dia pasangkan ke pinggang mungilnya. Kemudian mengancingkan resleting di bagian belakang. Kancing baju paling atas sengaja tidak dikancing supaya menampakkan aura tersendiri, inilah yang menjadi sasaran mata para lelaki ketika melihat Laura. Kehidupannya tidak bisa terlepas dari IPad silver dengan touch pen yang menggerakkan cara kerja benda itu. IPad tersebut ia masukkan ke dalam tas gendong warna hitam kesayangannya. Setelah selesai, Laura keluar dari kamar dan berjalan menuju meja makan untuk menemui sang mama. Tap...tap...tap... Sepatu pantofel dengan hak yang tidak terlalu tinggi menghasilkan derap langkah kaki Laura. Di lantai bawah tepatnya di meja makan kedua orang tuanya telah menunggu 20 menit yang lalu. "Hi sayang," sapa Sarah sang mama yang sedang menuang s**u ke dalam gelas. Laura tersenyum kecil. "Pagi ma, pa. Laura berangkat sekolah ya soalnya aku sudah tidak sabar ingin melihat sekolah baruku," ucapnya berpamitan kepada Sarah dan Tony. "Sarapan dulu saja my princess nanti kamu sakit 'loh," sambung Tony sembari memasukkan sepotong roti ke dalam mulut. "Aku bisa makan di kantin pa," tolak Laura. Sarah berjalan mendekati putri semata wayangnya kemudian dia berkata, "No problem honey. Tapi kancing baju yang atas jangan dibiarkan terbuka, sekolah di sini tidak seperti di luar negeri. Pikiran mereka pasti akan negatif jika melihat ini," kata Sarah sambil mengancing kancing baju anaknya. "Tidak apa-apa ma supaya keren dan seksi. Lagi pula tidak terlihat dengan jelas 'kan? hihi," jawab Laura membuka kembali kancing bajunya. Sarah menggelengkan kepala melihat kelakuan anaknya. Ia pikir Laura sudah dewasa dan pasti bisa menjaga diri. "Okey. Jaga diri baik-baik," kata Sarah. Setelah berpamitan dengan kedua orang tuanya tanpa berlama-lama lagi Laura langsung berangkat ke sekolah diantarkan oleh pak supir. Keindahan kota di pagi hari tidak sama dengan di luar negeri. Polusi telah mencemari udara segar, bagaimana tidak? Semua orang berlomba-lomba untuk melakukan aktifitasnya menggunakan kendaraan bermotor atau pun mobil. Saat melewati sebuah kos-kosan putri, tiba-tiba mata gadis itu tertuju pada seorang wanita berpakaian minim dengan rambut panjang yang sedang keluar dari mobil, sepertinya dia sedang dalam keadaan mabuk berat. Dengan diantarkan oleh seorang laki-laki dan sebelum berpisah lelaki tersebut sempat mencium si wanita. "Parah, cium-ciuman di tempat umum begini apakah tidak malu?" gumam Laura yang terkejut melihat aksi tersebut. "Sudah biasa itu non kos-kosan ini mayoritas penghuninya adalah seorang wanita malam," sahut pak supir. Laura mengernyit terheran-heran. "Astaga Tuhan. Hancur sudah harga diri mereka sebagai wanita. Memangnya tidak ada pekerjaan lagi selain menjadi wanita malam?" kata Laura. Terlalu asik berbincang-bincang mengenai wanita malam, tiba-tiba dari arah selatan sebuah mobil melaju kencang dan hampir saja menabrak mobil Laura. Ccccciiiiiiiiiittttttt! ngerem mendadak "b**o!" teriak seorang pengendara dari arah selatan. Orang itu turun dan langsung menghampiri mobil Laura. Brak, lelaki itu menghantam bagian depan mobil Laura. Gadis itu meminta supaya pak sopir tidak keluar dari mobil. "Serahkan masalah ini kepadaku!" kata Laura kemudian keluar dari mobil dan melabrak laki-laki yang tidak ia kenal. "Mau apa kamu?" tanya Laura melipat tangan di depan d**a. "Oh jadi ini mobilmu? kau salah mobil bututmu ini hampir saja mencelakaiku," ujar si pria. "Hahaha. Asal kamu tahu semut saja mengerti siapa yang salah di sini. Ku ingatkan kepadamu, jangan pernah mencari-cari kesalahan orang lain padahal itu kesalahanmu. Oh atau kau ingin mencari perhatian kepadaku? Secara 'kan aku cantik nan jelita lelaki mana yang tidak terpikat denganku," cetus Laura membela diri. Bukannya meminta maaf kepada Laura namun pria itu malah tertawa menganggap bahwa ucapan Laura tidak sesuai dengan fakta. "Ternyata kau belum tahu siapa aku sebenarnya. Aku adalah seorang CEO terkaya ke lima belas di dunia dan terkaya ketiga di kota ini. Terlahir dari keluarga mafia yang kejam dan merupakan pria tertampan yang banyak digemari para kaum hawa." Jourdy, ya lelaki itu adalah dia. Laura mengernyit. "Oh ternyata kau adalah orang yang suka makan nyawa manusia?" ucap Laura, bahkan dihadapan seorang anak mafia pun dia tidak ketakutan sama sekali. "Anj***." Telapak tangan Jourdy hampir saja menumbuk pipi Laura. Dengan sigap gadis itu menepisnya untuk melindungi diri. "Eiittt tidak kena, hahaha." "Sudahlah aku tidak memiliki banyak waktu lagi untuk menghadapi orang yang tidak penting sepertimu," kata Jourdy kemudian langsung berbalik badan. Sialnya pada saat itu kaki kiri Jourdy sedikit terkilir dan hampir saja terjungkal. Namun Laura telah menolong pria itu dengan cara mendekap tubuh Jourdy dari belakang. Tidak disangka, setelah perdebatan yang begitu panjang akhirnya ada kejadian romantis juga. Laura terlihat sangat menikmati memeluk badan kekar Jourdy. Tetapi pria itu malah semakin risi kemudian menjauhkan tubuhnya dari pelukan gadis itu. "Aw, tega sekali sih." Laura terjatuh ke aspal. "Rasakan!" ucap Jourdy kemudian langsung berjalan menuju mobilnya dan memasang kecepatan tinggi. Baru kali ini aku menemukan pria seperti dia. Aku berharap kami tidak akan dipertemukan lagi. Bisa-bisa hidupku akan s**l terus menerus jika bertemu dia, batin Laura. "Dasar cowok arogan sok kegantengan!" Continued...

editor-pick
Dreame-Pilihan editor

bc

TERNODA

read
198.7K
bc

Sentuhan Semalam Sang Mafia

read
188.6K
bc

B̶u̶k̶a̶n̶ Pacar Pura-Pura

read
155.8K
bc

Hasrat Meresahkan Pria Dewasa

read
30.4K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
233.8K
bc

Setelah 10 Tahun Berpisah

read
58.9K
bc

My Secret Little Wife

read
132.1K

Pindai untuk mengunduh app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook