PATAH HATI ALA ELSA

1513 Kata
Elsa duduk di sebelah Gina, tanpa aba-aba Elsa mencomot batagor yang sedang Anna makan, Anna memperhatikan Elsa tanpa ekspresi. Ia masih speechless melihat Elsa. Tidak puas dengan batagor Anna Elsa beralih kepada bakso yang akan di lahap oleh Nayang, namun kalah cepat dengan Elsa. Elsa nampak kepedasan degan bakso tersebut. Ia pun mengambil jus stroberi milik Gina. Elsa melanjutkan aksi makannya, bakso, lalu beralih ke batagor, dan jika haus ada jus stroberi milik Gina. Dalam hitungan menit, Semua makanan itu hanya tersisa pirang dan gelasnya saja. Elsa menepuk perutnya yang benar-benar kenyang. Ia juga masih kepedasan dengan makanan yang baru saja ia makan. Elsa mengambil tissu dan mengelap pinggiran bibirnya. Menyadari sesuatu yang aneh, ia pun menatap teman-temannya yang diam tanpa  ekspresi di wajah mereka. "Kalian kenapa sih? Biasa aja ngeliatin gue. Elsa anaknya Mama Erisa ini memang cantik dari lahir. Kali,jangan heran," ujar Elsa yang belum menyadari semuanya. Elsa pun melempar bakas tissu itu kedalam salah satu mangkuk yang ada di hadapannya. Tunggu sebentar Mangkuk? Yang Elsa ingat dia dari ruang musik dan ke kelas. Karena tidak menemukan teman-temannya ia pun berjalan ke kantin dan..... Elsa baru sadar bahwa dia dalam bahaya. Elsa menunjukkan deretan gigi putihnya jari telunjuk dan jari tengah melayang ke udara menunjukan permohonan damai. "Gantiin makanan kita!" seru ketiganya membuat Elsa mengusap kupingnya. "Ya elah ribet banget deh kalian sama sahabat sendiri. Nanti gue ganti tenang aja," ujar Elsa mengerucutkan bibirnya. Ketiganya berdiri, Anna dan Nayang memengang kedua tangan Elsa. Sementara Gina mengambil uang di dalan saku baju Elsa. Gina mendapat kan uang 100 ribu. "Eh Gina jangan semuanya dong itu. Nanti malam gue gak bisa hang out kalau di ambil semuanya," ujar Elsa. "Guys  jajan yuk." ajak Gina kepada Anna dan Nayang. Keduanya mengikuti Gina menuju stand kantin. "E Gina jangan habisin duit gue!" teriak Elsa di tengah Kantin yang tidak terlalu ramai. **** "Lo ngambek sama kita El, gegara duit lo yang tinggal 20 rebu?" ucap Gina yang duduk di samping Elsa, mereka berempt sedang duduk di belakang kelas. Elsa masih diam menundukkan kepalanya "El jawab dong, kalau emang gitu kita minta maaf deh," ujar Anna  yang juga merasa bersalah. Nayang dan Gina mengangguk menyetujui ucapan Anna. Elsa menunduk, ia masih. Ia tak menunjukan ekspresi. Malah ia menyembunyikan wajahnya. Gina dan yang lainnya pun terlihat panik. "Gini deh El besok gue bawain kue bikinan Bunda gue. Tapi lo jangan marah ya. Gue bawain khusus buat lo," bujuk Gina. "Iya El, lo juga boleh kok berantakin kamar gue untuk hari ini, " ucap Anna. "El gue juga bakal janji contekin lo deh. Semua mata pelajaran," sambung Nayang. Elsa masih diam, dan masih menunduk. Terdengar suara isak tangis dari Elsa membuat Gina, Anna, dan Nayang bertukar pandang. Gina pun mengguncangkan tubuh Elsa. Membuat Elsa menatap ketiga sahabatnya dengan mata merah serta earphone di kedua telinganya. Elsa pun melepas earphone di telinganya. "El jadi dari tadi lo nggak dengerin kita ngomong apa," ujar Anna emosi. "Kalian hiks... Kenapa sih!" ujar Elsa di sela isak tangisnya. "Lo kenapa nangis?" tanya Gina. "Huaa, gue itu lagi kesel. Tadi gue liat Yasha sama Rista di ruang musik. Nyesek liat mereka berdua," ujar Elsa membuat mereka melongo mendengar ucapan Elsa. "f**k!" "Gila!" "Bener-bener!" Semuanya mengumpat Elsa, membuat Elsa memandang Gina dan yang lainnya. "Kalian kenapa sih nggak jelas banget deh," ujar Elsa menghapus air matanya. "By the way, lo suka sama Yasha?" tanya Nayang. Elsa mengercapkan kedua matanya. Dalam hati ia mengumpat dirinya sendiri. "El, lo gak cerita sama kita?" ucap Anna. "Bener-bener lo El!" seru Gina. "Iya. Gue suka sama Yasha. Dan gue pengen mencintai dia dalam diam. Tapi kenapa rasanya sesek banget! Makanya gue nangis karena d**a gue sesek banget," ucap Elsa menangis. "Gue kira lo nangis karena duit lo yang kita habisin. Eh.... Tahunya....." "Karena patah hati," sambung Gina tertawa. "Gue juga nangis karena itu. Karena duit gue yang kalian habisin. Padahal rencananya gue entar malem mau nonton bioskop," ujar Elsa kesal. "Gayaan lo! Nonton bioskop jomlo mah di rumah aja. Guling-guling di kasur," cibir Gina. Elsa semakin kesal. "Sejak kapan Lo suka sama Yasha?" ucap Anna. "Sejak...nggak tau sejak kapan. Baru-baru ini. Gue juga gak tahu kenapa bisa suka sama dia. Padahal awalnya gue benci, kesel sama dia. Eh tapi malah..., " "Malah terjerat dalam pesona Yasha. Duh makannya Els, jangan sok-sok benci orang. Karen resikonya jatuh cinta!" ucap Anna memotong ucapan Elsa. Elsa diam, "Karma kali ya." "Dan Kenapa baru jujur sama kita," sambung Gina. Elsa nyengir dengan pertanyaan Gina. "Yang gue tahu Yasha sama Rista itu sahabatan dari SD. Gue tahu karena kan rumah gue sama Yasha. Dan rumah Rista juga deket dengan rumah Yasha. Wajar sih kalau mereka dekat. Karena udah biasa," jelas Nayang. Elsa menatap Nayang. "Hah serius Nay? Kok lo nggak pernah cerita kalau rumah lo sama Yasha deket. Ihh Nayang! Kenapa baru bilang," ucap Elsa. "Lah emang lo nanya? Gue aja baru tahu kalau lo suka sama Yasha sekarang," ujar Nayang. Membuat Elsa mengerucutkan bibirnya. "Makanya kalau suka sama orang itu bilang sama kita. Biar lo juga lega ungkapinnya. Gak mendam sendiri perasa lo," sahut Gina yang sedari tadi diam. "Ya gue aja nggak tau sejak kapan gue mulai suka sama Yasha. Yang gue tahu ketika tadi liat Yasha sama Rista nyesek hati gue. Huaaa, gini amat suka sama orang," jawab Elsa menangis lagi. "Ya udah lah bawa santai aja. Emang harus yah kita mikirin orang yang bahkan nggak  mikirin kita? Udah deh jangan nangis," ujar Nayang membuat ketiga sahabatnya menatap ke arah Nayang. "Nanti malam, malam minggu gimana kalau kita hang out bareng," usul Nayang membuat ketiganya setuju. "Setuju banget tuh. Sesekali hang out bareng kali ya," ucap Anna. "Iya Ann, sering-sering juga gak pa-pa," sahut Gina. "Tapi, duit gua habis gara-gara kalian," ucap Elsa menghapus sisa air matanya. "Ye, sorry El. Gampang deh nanti Anna yang traktir," ucap Gina. "Lah, kenapa jadi gue Gin. Kan ini semua ide lo," ucap Anna tidak terima. "Kan lo, baik, paling cantik di antara kita. Iya gak El?" ucap Gina merangkul bahu Elsa. "Ada maunya aja muji-muji," ucap Anna. Elsa tertawa mendengar ucapan Anna. "Namanya juga Gina, bukannya gitu ya," ucap Elsa. "Sembarangan aja kalau ngomong!" seru Gina. "Ya udah nanti malam kita kumpul di rumah gue yah," ujar Nayang mereka pun setuju dengan usulan Nayang. *** Pulang sekolah, Elsa berjalan di koridor sekolah. Langkahnya masih tertatih. Tiba-tiba seseorang merangkul bahu Elsa. "Eh Elsa, sendirian aja nih," ucap seseorang itu. "Ngagetin gue aja lo Fer," ucap Elsa mengelus dadanya. "Kenapa? Ketampanan gue buat lo speechless ya?" ucap Fero merapihkan rambutnya. "Idih!" Elsa bergidik jijik. "Udah deh, sesekali akuin gue tampan napa!" ucap Fero. Elsa berhenti, lalu menatap Fero. Kedua tangannya membentuk sebuah bingkai. "Lo itu ganteng," ucap Elsa tersenyum. Senyum Fero mengembang lalu ia menyisir rambutnya dengan jari-jari tangannya. "Kalau gak jelek!" sambung Elsa seraya tertawa. Fero diam, ketika Elsa tertawa keras di depannya. Wajah Elsa begitu cantik di mata Fero. Tanpa sadar, Fero mengangkat kamera yang tergantung di lehernya. Lalu memotret wajah Elsa. Elsa berhenti tertawa, begitu melihat Fero memotret wajahnya. "Heh! Lo main poto aja!" ucap Elsa. "Lo pas cantik tenang aja," ucap Fero tanpa menatap Elsa. "Tapi kan, buat apa lo nyimpen-nyimpen poto gue?" ucap Elsa menaruh tangannya di pinggang. "Buat...," "Buat apa?" tanya Elsa tidak sabaran. "Buat nakut-nakutin tikus di rumah gue," ucap Fero lalu berlari meninggalkan Elsa di tengah koridor. "Feroguso! Sialan lo!" teriak Elsa di tengah koridor. Elsa bersungut kesal melihat kelakuan Fero. Elsa kembali melangkah, namun ia kembali berpapasan dengan Yasha dan Rista. Kedua mata Elsa menatap kedua mata Yasha. Mereka saling bertukar pandangan. Namun, setelah itu, Elsa menundukkan pandangannya. Dan bergegas pergi dari hadapan mereka. "Elsa!" teriak seseorang membuat Elsa berhenti dengan ragu, Elsa berbalik dan menatap seorang gadis di depannya. "Lo mau pulang?" tanya Rista. "Iya Ris, gue mau pulang," jawab Elsa. "Bareng kita mau?" "Ris...," tegur Yasha. "Sa! Lagian kan kita mau ke rumah Elsa gak pa-pa dong sekalian," ucap Rista. "Eh gak usah. Gue udah di jemput kok sama supir gue," tolak Elsa. "Yah, gak bisa bareng deh." Kedua bahu Rista merosot. "By the way, ada apa mau ke rumah gue?" tanya Elsa "Iya gue ada kerja kelompok sama Alisa. Jadi gue ke rumah lo deh," ucap Rista. "Oh gitu, kalau gitu gue duluan ya," ucap Elsa lalu pergi dari hadapan Rista dan Yasha. Elsa berjalan dengan tertatih menuju pos satpam. Sampai di sana, Elsa membuka ponselnya dan menghubungi supirnya. "Halo Pak, Elsa tunggu di pos satpam ya," ucap Elsa. "......" "Apa? Bannya bocor?" tanya Elsa kaget. "....." "Ya udah deh Elsa naik taksi online aja," jawab Elsa memasukan ponselnya kedalam saku baju. "Loh Els kok belum pulang." Elsa mendongak menatap kearah sumber suara. "Iya, ban mobil gue bocor. Jadi harus pesan taksi online deh," jawab Elsa. "Ayo bareng kita. Gak pa-pa kan Yas," ucap Rista meminta persetujuan dari Yasha. "Hm," jawab Yasha. "Tap-" "Udah masuk aja. Lo juga udah biasa ngerepotin gue," ucap Yasha memotong ucapan Elsa. Elsa pun masuk kedalam mobil Yasha. Gadis itu duduk di belakang Rista. Elsa hanya diam. Terlebih ketika melihat Yasha dan Rista yang sedang berebut radio di dalam mobil. Hati Elsa sakit melihat kedekatan keduanya. "Kenapa takdir seolah mempermainkan gue?"  batin Elsa, menahan air matanya. "El, kok diem aja? Kenapa?" ucap Rista.  "Eh, enggak kok. Gak pa-pa kok," jawab Elsa. Rista hanya mengangguk.  ****
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN