Tidak pernah menyangka bahwa jalan takdir membawa mereka kepada cerita yang lebih memiliki konflik dan kini bisa kembali bersama setelah banyak drama terjadi. Galiya sendiri menghikmahi segalanya sebagai pembelajaran, meski tidak ada proses yang tidak meninggalkan bekas luka sayatan dalam hati. Tidak terlihat parah, tapi cukup terasa perih jika kembali diingat sensasinya. "Perut kamu mau dielus lagi, nggak, Sayang?" Tawaran yang menggiurkan itu datang. Sejak memasuki usia kehamilan enam bulan ini si kecil dalam perut Galiya selalu suka untuk dielus oleh ayahnya. Momen kosong seperti ini lumayan jarang karena Aley yang sudah memasuki usia satu tahun sudah mulai mencari perhatian super yang kadang membuat Galiya lupa jika tengah hamil anak kedua. "Mau. Kamu udah pastiin anak kamu tidur pu

