01
Indonesia-Jakarta
Di rumah Yoga
Di kamar Yoga..
"Bismillahirrahmanirrahim semoga aku lulus tes di Universitas Amsterdam, Bismillahirrahmanirrahim", kata Yoga sambil menghela nafas.
Beberapa menit kemudian..
Masih di kamar Yoga..
"Alhamdulillah lulus ya Allah, alhamdulillah", kata Yoga lagi yang lompat-lompat di kamar nya, karena lulus di perguruan tinggi yang dia impikan.
Amsterdam-Belanda
Di rumah Irfandi
Di ruang tengah..
"Pi..", kata Tyas.
"Iya nak, kenapa ?", tanya Irfandi.
"Mami kenapa ya dari tadi Tyas perhatikan gelisah sekali, kenapa ya pi ?", tanya Tyas.
"Wah iya benar apa kata kamu, iya ya mami mu kenapa, papi coba tanya ya", jawab Irfandi.
"Iya pi", kata Tyas lagi.
"Assalamu'alaikum mi", Irfandi memberikan salam pada Titah.
"Wa'alaikumussalam pi", Titah menjawab salam dari Irfandi.
"Mami kenapa ?", tanya Irfandi.
"Ini loh pi, mami sedang gelisah, nunggu kabar dari sepupuku", jawab Titah.
"Haaaaaa, siapa mi ?", tanya Irfandi lagi.
"Yoga, pi..", jawab Titah lagi.
"Oh..!!", seru Irfandi.
"Assalamu'alaikum mami, papi", anak-anak memberikan salam pada Irfandi dan Titah.
"Wa'alaikumussalam", Irfandi dan Titah menjawab salam dari anak-anaknya.
"Ngobrolin apa sih mi, pi, kayanya serius sekali ?", tanya Irfani.
"Gini loh anak-anak, om kalian ingin datang ke Belanda dan melanjutkan perguruan tinggi nya disini, dan tentunya om kalian tinggal di rumah ini", jawab Titah.
"Om siapa mi ?", tanya Tyas.
"Om Yoga", jawab Titah lagi.
"Oh om Yoga, kirain siapa, haaaaaa om Yoga, mi ?", tanya Irfani lagi.
"Iya sayang", jawab Titah lagi.
"Yes om Yoga mau tinggal disini", kata Tyas dan Irfani yang kesenangan mendengar kabar Yoga ingin tinggal di Belanda dari ibunya.
"Permisi tuan mami, tuan papi", kata Paijo.
"Iya jo", sambung Titah dan Irfandi.
"Kenapa jo ?", tanya Irfandi.
"Kamar untuk mas Yoga dan ndara romo sepuh sudah siap", jawab Paijo.
"Oh alhamdulillah, berarti besok atau lusa Yoga dan mbah Sakiman sudah bisa menempati kamarnya", kata Titah.
"Dengan mbah Sakiman juga mi tinggal disini Yoga ?", tanya Irfandi lagi.
"Iya pi, kenapa ?", tanya Titah lagi.
"Tidak kenapa-kenapa kok mi, rame jadinya rumah ini", jawab Irfandi.
"Alhamdulillah pi", kata Titah.
"Bilang saja papi takut kan, makannya papi beralasan seperti itu, hehe..", kata Tyas.
"Hemmmmmm..", keluh Irfandi.
"Hehe..", Irfani dan Tyas hanya tertawa.
"Maaf semua, kalau sudah tidak ada yang bisa bantu lagi, saya permisi ingin ke belakang dulu, ingin melanjutkan pekerjaan saya di belakang tuan mami, tuan papi", sambung Paijo.
"Oh iya jo, sudah dulu, terimakasih ya sudah di bersihkan kamarnya", kata Titah lagi.
"Iya tuan mami, kalau begitu saya permisi ke belakang dulu", sambung Paijo lagi.
"Iya..!!", seru Irfandi dan keluarga.
"Assalamu'alaikum", Paijo memberikan salam pada Irfandi dan keluarga.
"Wa'alaikumussalam", Irfandi dan keluarga menjawab salam dari Paijo.
"Mi hp bunyi", kata Tyas.
"Oh iya benar", sambung Titah.
"Dari siapa mi ?", tanya Irfandi.
"Dari mbah Sakiman, pi", jawab Titah.
"Oh ya sudah sungkem mi", kata Irfandi lagi.
"Iya pi, anak-anak yuk sungkem", sambung Titah lagi.
"Iya mi", kata anak-anak Irfandi.
Percakapan mbah Sakiman dan keluarga Irfandi lewat telepon.
"Assalamu'alaikum mbah", Irfandi dan keluarga memberikan salam pada mbah Sakiman.
"Wa'alaikumussalam", mbah Sakiman menjawab salam dari Irfandi dan keluarga.
"Nduk, mbah mau kasih kabar, Yoga lulus tes dan besok berangkat dengan mbah, lusa kamu jemput ya", kata mbah Sakiman.
"Lulus tes mbah, alhamdulillah, iya mbah lusa di jemput", sambung Titah.
"Yoga nya mana mbah ?", tanya Irfandi.
"Yoga di kamar, mau ngomong dengan Yoga ?", tanya mbah Sakiman.
"Boleh mbah..", jawab Irfandi.
"Emmmmmmm tunggu sebentar ya", kata mbah Sakiman.
"Iya mbah", sambung Irfandi dan keluarga.
Sepuluh menit kemudian..
Percakapan yoga dan keluarga Irfandi lewat telepon.
"Halo mbak Titah", kata Yoga.
"Iya, nih mas Fandi mau ngomong", sambung Titah.
"Assalamu'alaikum Yoga", Irfandi memberikan salam pada Yoga.
"Wa'alaikumussalam mas Fandi", Yoga menjawab salam dari Irfandi.
"Bagaimana kabarnya ?", tanya Irfandi.
"Alhamdulillah baik mas Fandi, kabar saya, mas Fandi bagaimana kabarnya ?", tanya Yoga.
"Alhamdulillah baik juga, kamu lulus tes ya ?", tanya Irfandi lagi.
"Iya mas Fandi, alhamdulillah lulus tes", jawab Yoga.
"Besok berangkat jam berapa dari jakarta ?", tanya Titah.
"Pagi mbak, sekitar jam delapan", jawab Yoga lagi.
"Oh ya, hati-hati di jalan ya, salam juga untuk ibu di jakarta", kata Titah.
"Iya mbak, nanti Yoga sampaikan", sambung Yoga.
"Om Yoga", kata Irfani.
"Iya, ini siapa ?", tanya Yoga lagi.
"Irfani, om", jawab Irfani.
"Oh Irfani, kenapa dik ?", tanya Yoga lagi.
"Jangan lupa oleh-oleh ya", jawab Irfani lagi.
"Iya, yang seperti bisa kan ?", tanya Yoga lagi.
"Iya om, mbak Tyas dan dik Citra juga ya om", kata Irfani lagi.
"Iya, om bawa besok ya, mas, mbak, sudah dulu ya lusa di sambung lagi", kata Yoga.
"Iya..", sambung Titah dan Irfandi.
"Assalamu'alaikum", Yoga memberikan salam pada Irfandi dan keluarga.
"Wa'alaikumussalam", Irfandi dan keluarga menjawab salam dari Yoga.
Di meja makan..
"Meneer Paijo", kata Fay.
"Apa ?", tanya Paijo.
"Ik wil alleen maar zeggen dat het diner klaar is, ik vraag uw hulp om meneer Fandi en ook de familie te informeren wanneer het diner klaar is.", jawab Fay.
"Haaaaaa kamu ngomong apa sih saya tidak mengerti ?", tanya Paijo lagi.
"Saya hanya ingin menyampaikan bahwa makan malamnya sudah siap, saya meminta tolong untuk anda memberitahu tuan Fandi dan juga keluarga, kalau makan malamnya sudah siap", jawab Fay lagi.
"Oh, ngomong dong dari tadi", kata Paijo.
"Hemmmmmm", keluh Fay.
"Eh tunggu jangan Paijo yang kesana, biar saya saja", kata Fay.
"Oh begitu ya sudah deh sana, saya ingin menyiapkan yang lainnya", sambung Paijo.
"He'emmmmmmm", keluh Fay lagi.
Di ruang tengah lagi..
"Lusa sebelum papi ke kantor antar mami ya", kata Titah.
"Haaaaaa antar kemana mi ?", tanya Irfandi.
"Ya antar mami ke bandara lah pi, menjemput mbah Sakiman dan
Yoga, pi", jawab Titah.
"Oh jemput Yoga dan mbah Sakiman, papi gak masuk ke kantor juga gak apa-apa mi, siap untuk mengantarkan mami lusa ke bandara", kata Irfandi.
"Tyas ikut ya mi", sambung Tyas.
"Irfandi juga ya mi", sambung Irfani juga.
"Nee, nee, nee, jullie twee hebben morgen toch school", kata Titah.
"Maar mevrouw", sambung Tyas.
"Als moeder nee zegt, betekent het nee", kata Titah lagi.
"Heemmmm", Tyas dan Irfani merasa sangat kecewa mendengar perkataan dari ibunya yang tidak mengijinkan Tyas dan Irfani untuk ikut menjemput paman mereka.
"Pardon meneer Fandi, mevrouw Fandi", kata Fay.
"Iya", sambung Irfandi.
"Wat is het ?", tanya Titah.
"Ik wil u even zeggen dat het eten klaar is, meneer Fandi, mevrouw Fandi", jawab Fay.
"Ach, jij gaat eerst, mijn familie en ik volgen later, kijk zoals gewoonlijk wat er ontbreekt op de eettafel he", kata Titah.
"Doe het mevrouw Fandi, dan excuseer ik me", sambung Fay.