FZ | 03

1093 Kata
-happyreading- --- Naya tersedak kuah bakso ketika bahunya di pukul seseorang. Dengan perasaan kesal pun ia berbalik dan langsung menjambak rambut orang itu tanpa ampun. "Anjing, sakit Nay!," pekik Randy menundukkan kepalanya, mengikuti tarikan tangan Naya agar kulit kepalanya tidak terlalu sakit. "Makanya jangan suka ngisengin orang!," ketus Naya seraya melepaskan jambakannya dirambut Randy. Tanpa menghiraukan ucapan Naya, Randy langsung duduk dan meminum es teh manis milik Naya. Melihat itu, Naya tak tinggal diam. "Udah gue ludahin padahal," ujar Naya santai, tapi mampu membuat Randy tersedak. Bahkan Abian yang memakan bakso Naya secara diam-diam pun ikut tersedak. Dengan cepat ia menepuk pundak Naya berkali-kali, sehingga membuat Naya menoleh ke arahnya. "Ini lo ludahin juga?," tanya Abian menunjuk mangkok bakso yang ada di hadapannya. Tanpa rasa bersalah, Naya mengangguk dengan lugu. Ia melipat kedua bibirnya, menahan tawa ketika melihat wajah Abian yang memerah. Tanpa ba bi bu Randy dan Abian langsung berlari menuju toilet untuk memuntahkan isi perut mereka. "Ada-ada aja sih lo," sahut Abel melihat Randy dan Abian yang lari terbirit-b***t. "Lagian gangguin gua makan," sahut Naya lalu memakan kembali baksonya. Tapi belum sempat ia memasukkan bakso ke mulutnya, Azzam lebih dulu menahan lengan Naya. "Udah bekas Bian," ujarnya lalu memberikan bakso dan es teh yang baru saja ia beli kepada Naya. "Lah, terus lo makan apa?," tanya Naya setenang mungkin, padahal dalam hati ia sudah menjerit kesenangan. "Gue beliin khusus buat lo kok," jawab Azzam sambil tersenyum lebar hingga membuat matanya menyipit. 'Gila senyumnya manis banget!," Naya menjerit dalam hati ketika melihat senyum limited edition Azzam. Azzam merupakan cowo yang jarang tersenyum, tapi dia tidak dingin. Dia cukup ramah pada orang-orang sekitarnya, sesekali ia tersenyum tipis untuk membalas sapaan orang-orang. "Ekhem, disini juga ada orang kali!," sahut Bela berdeham. "Uhuk-uhuk, aduh keselek batu nih gue!," sambung Abel pura-pura terbatuk. "Kaum jomblo harap sabar!," ujar Cika memukul mangkok bakso menggunakan garpu. "DEDE GAKUAT BANG!," pekik Nabila sambil memeluk Cika. Tanpa menghiraukan ucapan keempat sahabatnya, Naya langsung memakan bakso yang diberikan Azzam tadi. Perutnya memang sangat lapar, karna ia tidak sempat sarapan dirumahnya. Bukannya tidak sempat, Naya memang tidak pernah sarapan pagi. Karna, sarapan pagi hanya membuat ia sakit perut. Berbeda dengan Naya, Azzam justru memperhatikan cowok yang sedari tadi memperhatikan Bela. "Lo masih sama si Nopal?," tanya Azzam menatap Bela. Bela berdecih sinis "Siapa dia? Gakenal!," ujarnya menggedikan bahu acuh. Nabila terkekeh pelan "Sok sok an lu ga kenal, padahal mah dulu disayang,". "Ih amit-amit Ya Allah!," ujar Bela bergedik jijik. "Udah putus mereka, tapi si Nopal masih ngarep balikan," sahut Abel melihat wajah penuh tanya Azzam. Azzam melipat bibirnya menahan senyum "Emang kenapa sih Bel?,". "Dia jelek!,". Mendengar jawaban spontan itu, membuat teman-temannya terbahak. Bahkan Naya yang tadinya minum pun langsung tersedak. "Hati-hati Nay!," ujar Azzam menepuk pundak Naya pelan. Naya mengangguk dengan wajah memerah, bukan karna ia baper. Melainkan karna lidahnya tergigit ketika ia terbatuk tadi. "Ke kelas kuy!," ajak Nabila yang sudah merasa bosan dikantin. "KUY!!," sahut teman-temannya bersamaan. Tanpa menghiraukan tatapan orang-orang dikantin, mereka terus saja berjalan keluar kantin. "PELAKOR EW!," teriak salah satu siswi yang ada dikantin. "MASIH JAMAN SUKA SAMA PACAR ORANG?!," sahut salah satu temannya. "GA LAKU BANGET GITU, SAMPAI SUKA SAMA PACAR ORANG?!," celetuk Maudy, mantan Abian. Maudy merupakan salah satu dayangnya Salsa, siswi yang terkenal dengan segala kasus yang ia miliki. Mereka memang terkenal, tapi bukan karna prestasi. Melainkan karna kenakalan yang mereka berbuat. Membolos, berkelahi, melawan guru, mungkin itu rutinitas mereka setiap hari. Bagi mereka, ketika melakukan itu mereka akan terlihat hebat dan keren. Tapi, bukannya terlihat keren mereka justru membuat sebagian murid disekolah ini merasa muak, termasuk Naya dkk. Meskipun ada beberapa murid yang mau berteman bahkan bergabung dengan mereka. Tapi yang harus kalian ketahui, mereka ingin bergabung hanya untuk numpang tenar dan pansos. "PACAR? GAK SALAH MBA NYA?!," Bela menatap sinis Maudy "Udah jadi mantan keles!,". "YA KAN KARNA SODARA LO KEGATELAN!," sahut Maudy tak terima. "Begini ya mbak, harusnya lo ngaca kenapa lo bisa diputusin sama Abian! Mana mau si Abian sama cewek cabe kayak lo! Udah cabe, jelek lagi!," sahut Naya sambil merangkul Abel yang menunduk. "Cantikkan juga sodara gue, baikkan juga sodara gue," sambung Bela. "HELLOW, CANTIKAN JUGA GUE! KALO CANTIKAN DIA, KENAPA SI ABIAN LEBIH MILIH GUE?,". "Karna gue kasian sama lo, ngemis cinta gue! Lagian nyadar diri dong, lo itu jelek! Gak cocok sama cowok ganteng kaya gue!," sahut Abian yang baru saja datang bersama Randy. "Udah jelek, sok cantik, sok hits, sok montok, sok tinggi lagi!," sahut Nabila sinis. "k****t masih di cuciin emak ae belagu lo!," sambung Randy. "Uang jajan masih minta orang tua aja songongnya melebihi Hotman Paris!," Celetuk Cika melengkapi. "Beli obat pembesar p******a sama peninggi badan dulu sono!," beberapa murid yang ada dikantin tertawa mendengar ucapan Azzam. Melihat temannya dipermalukan, Salsa tak tinggal diam. Ia menggebrak meja dan langsung menunjuk Naya dkk. "Berani banget lo!," ujarnya mengangkat dagu, angkuh. "Eits, kalo lo mau belain temen lo," Naya menggantung kalimatnya. "BELI OBAT PEMUTIH KULIT DULU SONO!!," teriak Azzam, Naya, Bela, Cika, Nabila, Abian, dan Randy bersamaan. ✨✨✨ "Udah dong Bel jangan nangis mulu," pinta Abian dengan wajah memelas. Semenjak terjadinya acara sindir-menyindir tadi, Abel terus menangis dalam diam. Tapi entah kenapa, teman-temannya cukup peka. Padahal ia sudah berusaha menyembunyikan airmatanya. "Kasih tau ya sama mantan b*****t lo itu, sekali lagi dia nyindir Abel kaya gitu, gue mampusin!," ujar Nabila menatap tajam Abian. "Gue udah bilang sama lo Bian, kalo lo ga suka sama Abel, ga usah bersikap seolah-olah lu suka sama dia!," Naya menunjuk Abian "Lo ngerti nggak sih?!,". "NAY, BISA GA SIH LO GA NGOMONG ITU DULU?!," Azzam menahan Abian yang terlihat emosi. "GUE NGOMONG GINI BIAR LO SADAR ANJING, DENGAN LO BERSIKAP KAYA GINI, NGEBUAT ABEL SEMAKIN JATUH CINTA SAMA LO!,". "GUE GA MAU, SAHABAT GUE SAKIT HATI NANTINYA. GUE NGOMONG GINI BUKAN KARNA GUE SOK DEWASA ATAU APALAH ITU, TAPI GUE GA MAU SAHABAT GUE TERLALU BERHARAP SAMA LO!,". "Harusnya lo sadar Bian, Abel disindir pelakor itu karna lo!," Naya mengusap airmatanya "Lo bersikap lembut sama Abel disaat lo pacaran sama Maudy, DAN KARNA SIKAP LO ITU, NGEBUAT ORANG LAIN BERPIKIRAN BURUK TENTANG ABEL!," Naya mengeluarkan semua unek-uneknya. "Lo bersikap terlalu berlebiban Bian,"     Abel menghapus airmatanya yang sedari tadi mengalir, ia tersenyum miris "Bian, gue tau kalo gue terjebak friendzone, tapi gue seneng. Meskipun lo cuma menganggap gue sebagai teman, gue seneng. Kenapa, karena gue terlalu percaya diri sehingga menganggap semuanya adalah cinta, padahal dimata lo gue hanya teman biasa," ujar Abel dengan mata yang kembali berair. ✨✨✨ Tbc Thanks for read❤
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN