Istri Tuan Muda!

Di sebuah bagunan rumah mewah bagaikan istana itu. Di mana para pelayan berlalu lalang dengan kesibukan mereka masing-masing di buat heboh ketika seorang pria dengan setelan formal keluar dari lift yang terhubung dengan kamar utama di lantai 3 rumah itu. "Kenapa kalian heboh sekali? Tuan bilang dia tidak turun sarapan hari ini!" ujar suara itu menghentikan kegiatan para maid. Seorang wanita paruh baya yang bertugas sebagai kepala pelayan menghampirinya. "Apa Tuan muda baik-baik saja,  Jef? " Pria itu mengangguk sopan padanya, "Iya. Dia baik-baik saja. Anda tidak perlu mengkhawatirkannya Bibi Mariam. " "Apa Tuan muda mengkhawatirkan sesuatu,  Jef? " "Ya, mungkin saja. "Jefri berjalan menuju dapur yang sangat luas itu, dia mengambil sebotol air dingin dari dalam kulkas dan meneguknya. "Apa dia mengkhawatirkan pertemuan dengan calon istrinya hari ini? " Pffftttt..... Air menyembur dari mulut Jefri karena terkejut dengan suara Bibi Mariam di belakangnya. Padahal dialah yang tidak menyadari bahwa wanita itu mengikutinya sejak tadi. "Astaga, bibi! Kau suka sekali mengagetkanku! "tegurnya. "Tidak, aku tidak mengagetkanmu!"Protesnya tak terima. Jefri sedikit berdecak,  "Lalu kenapa bibi bisa tiba-tiba di belakangku? " "Aku mengikutimu sejak tadi! Kau saja yang tidak sadar! " "Benarkah? Apa bibi bisa melayang di udara makanya aku tidak bisa mendengar langkah kakimu! " Pletakk... "Aduhh! Kenapa bibi memukulku!” ringisnya. "Kau pikir aku hantu,  hah! Nanti ketika aku sudah mati aku akan melayang dan menghantuimu! " "Ya ampun Bibi Mariam, aku hanya bercanda! Horor banget pagi-pagi udah bahas hantu," Jefri melahap sepotong roti gandum di meja makan, "Seperti yang bibi katakan tadi. Hari inikan ppernikahan Tuan Muda dengan calon istrinya. Dia kelihatan tidak senang," "Kenapa bisa begitu? Bibi dengar dia nona dari keluarga Hilmawan,bukan? Para pelayan lain bilang dia wanita yang sangat cantik. " "Ya,  memang. Memang sangat cantik, dia juga seorang model, Bi. Tuan muda sedang melihat foto wanita itu di kamar. Tapi dia langsung mencampakan majalah model wanita itu setelah melihatnya," "Huhh? Kenapa bisa? " Jefri mengedikan bahunya, "Ntah! Bibi tahu apa yang Tuan Muda katakan ketika dia baru melihat lembaran pertama majalah itu, " "Apa?" jiwa kepo Bi Mariam mulai meronta-ronta. “Dia bilang,  ‘w************n! Berani sekali mereka menikahkanku dengan wanita sepertinya! ‘ Begitu dia bilang!” ujar Jefri dengan memperagakan gaya bicara tuanya yang datar. Bibi Mariam sampai meringis mendengarnya,“Apa Tuan Muda harus tetap mengikuti pernikahan ini,  Jef? Aku tidak tega melihatnya. Jelas sekali Tuan Muda tidak menyukai wanita itu,” Jefri mengangguk, setuju. “Tapi Bi, kalau Tuan Muda menolak pernikahan ini maka akan menjadi malapetaka besar antara Tuan Muda dan Tuan Besar, Bi! “ “Kau benar. “ Bi Mariam tertunduk sedih,  “Aku hanya bisa berdoa semoga dia bisa segera mendapatkan kebahagiaannya. “ “Aamiin,  Bi. Kita sama-sama ingin yang terbaik untuk Tuan Muda. “ Jefri tersenyum padanya. “Aku harus kembali ke atas. Tuan Muda ingin pergi ke suatu tempat sebelum pernikahannya malam nanti dan aku harus mengantarnya.“ “Ya. Pergilah! Jaga dia baik-baik Jef!” “Pasti! “ Jefri kembali memasuki lift dengan sebotol jus jeruk dan sandwich di tangannya. Bagaimanapun dia harus memaksa Tuan Mudanya itu agar memakan sesuatu. Jefri mengetuk pintu lebih dahulu,  dan menunggu orang di dalam meyahutnya. “Tuan, anda harus makan sesuatu sebelum keluar.”kata Jefri setelah pria itu mengizinkannya masuk. “Jangan mengaturku,” sahut seseorang yang duduk menghadap keluar balkon kamar dengan nada datar. “Tuan muda,  anda harus menjaga pola makan anda.”ujar Jefri lagi. “Setelah melihat hal yang menjijikan tadi, aku tidak berselera makan.” “Astaga! Sebegitunya kah Tuan muda tidak menyukai calon istrinya. Bagaimana sekarang? Haizz... Tuan besar akan semakin melupakan Tuan muda!” Jefri bingung harus melakukan apa. Posisi anak pertama yang ditempati oleh Tuan Mudanya. Yang awalnya selalu di elu-elukan dan dia yang selalu sukses dalam karir sampai memiliki banyak perusahaan. Namun sekarang Tuan mudanya itu harus terus bersembunyi dari orang-orang. Karena dia merasa malu dengan kondisinya saat ini. Tepat ketika dia berusia 23 tahun 3 tahun yang lalu. Seseorang mensabotase mobilnya dan menyebabkan Tuan Muda kecelakaan besar. Juga membuat semua hal dalam hidupnya berubah sejak saat itu. Pria yang awalnya sudah dingin. Kini menjadi semakin dingin dan tak ingin bertemu dengan siapapun kecuali penghuni dalam istananya itu. Dia tidak menerima orang luar masuk bahkan jika itu orang tua dan juga adik laki-lakinya. Dia menjadi pria yang penyendiri,  egois dan merasa berkuasa dengan apa yang masih dia punya. Yaitu harta dan kekuasaan yang dia miliki sebagai direktur utama dari 10 perusahaan besar yang telah dirintisnya selama ini. Memang dengan semua harta dan kekuasaan yang dia miliki dia bisa melakukan apapun tapi, ada kalangan orang yang berani menghinanya karena kondisinya dan tentu saja mendapatkan hukuman yang mengerikan darinya. Jefri menghela pelan, “Tuan muda ini memang cukup mengerikan. Tapi aku tahu dia Juga mempunyai banyak hal baik dalam dirinya. Anda ingin berangkat sekarang? “ Jefri tersenyum melihat Tuan Mudanya. Dia tidak menyesal melayani Tuan Muda yang dingin,  dan menyebalkan. Karena bagi Jefri, jika sampai saat ini dirinya masih hidup. Semua itu karena kebaikan Tuan Mudanya selama ini. “Ya.”jawab Tuan Muda. Sangat singkat sekali jawabannya  membuat Jefri selalu menahan gemas kepada Tuan Mudanya itu. “Baiklah, Tuan. “dia membungkuk hormat,  dan mulai mendekati Tuan Mudanya itu. “Saya akan menemani anda.” Dan Jefri mulai menarik mundur kursi roda itu. Juga mendorongnya dengan hati -hati demi kenyamanan Tuan Mudanya yang mengalami kelumpuhan di kakinya. Dia Sang Tuan Muda Samir Ali Fadekya. *** Di sisi lain, seorang wanita muda kini tengah berjalan di pinggir trotoar setelah mobil yang dicintainya mogok di jalan. Wanita itu menyeka keringat di keningnya. Panas terik mata hari membuatnya sangat kelelahan.Dia berteduh sejenak di bawah pohon rindang,  lalu mengambil ponsel dari tasnya untuk menghubungi seseorang. “Beb, mobil aku mogok! Huaaaa, jemput plis!” adunya pada seseorang yang di teleponnya. “Ya Allah Hana! Ini udah jam berapa. Kamu mau mangkir rapat hari ini lagi?  Haizz... Pusing tahu aku yang terus handel rapat beginian?!” Wanita itu meringis ketika mendengar omelan dari asisten sekaligus sahabatnya itu,  “Kan udah aku bilang si Pawpaw mogok lagi!” “Kan udah aku bilang juga kamu harusnya udah beli mobil baru pengganti si pawpaw! Cihh,  mobil kesayangan kamu itu udah nggak berfungsi dengan baik, tahu! “ “Tap-tapi! “ “Udahlah! Nggak mau tahu,  pokoknya sekarang aku jemput kamu. Klien kita udah mau datang! Share locknya cepetan?! “   Tringg...   Notif pesan muncul di layar ponsel Hana. Membuat wanita itu semakin meringis,  meratapi nasibnya. “An-anu. Kayaknya paketan aku udah mau habis deh, eh...bukan.  Malah udah habis beb. Aku udah dapat suarat cinta dari profaider!” “YA ALLAH,  HANA?! KEBANGETAN YA KAMU! “ Hana menjauhkan ponselnya ketika suara melengking Clara mulai beraksi. “Maafin, Beb. Plis hari ini kamu yang handel ya! Kalau nunggu aku bakal telat banget ini. Nyari taksi juga nggak ada yang lewat. Aku pas lagi ada di jalan daerah itu.“ “Tahu ah! Bodo amat, amat Bodo! Urus sendiri, nggak peduli! “ Yah. Dia ngambek. Batin Hana. “Ayolah. Plis banget, aku juga lagi butuh refresing hari ini.”keluh Hana. “Kenapa lagi? “tanya Clara. #Bersambung