"Kamu masih terus saja menghindar dari saya." Mendengar kalimat itu, membuat langkah Airin terpaksa berhenti. Sial! Padahal, dia sudah sebisa mungkin agar tak terlihat mencolok, dan juga mengikuti kerumunan agar tak nampak. Tapi sayangnya tetap saja Banyu bisa menemukannya. Airin membalikkan badan. Walau bagaimanapun Banyu masih menjadi boss nya. Dan rasanya tidak baik mengabaikan seorang atasan. "Eh, Pak Banyu. Bapak mau keluar juga?" "Iya. Saya ada urusan di luar. Mau saya antar?" "Nggak perlu, pak. Terima kasih." "Kenapa? Sudah ada janji sama Devan?" "Kenapa sih, kami masih saja berhubungan dengan b******n seperti dia?"lanjutnya kemudian dengan menaikkan nada bicara. Airin memandang tepat di kedua bola mata sang lawan bicara. Tak menyangka orang yang begitu ia horm

