PERNAHKAN? Kata ini sering kali melintas dikepala setiap orang. Namun, pertanyaan untuk menjadi point yang paling utama adalah. Pernahkah anda bertanya-tanya dalam hati mengapa ada orang yang begitu sempurna? Dan mengapa ada orang yang sangat-sangat tidak sempurna? Bukan…bukan maksud untuk membandingkan-bandingkan kehidupan setiap orang yang jelas berbeda. Kita manusia—mahluk fana—yang pasti setiap dari kita pernah atau malah sering mempertanyakan hal itu. Jika tidak pernah, pasti mereka adalah kaum-kaum yang selalu berusaha untuk sempurna bukan ?
Dan sekarang lihatlah sosok yang sedang memasuki gedung pencakar langit itu. Bak sudah di setting, ketika langkah lelaki yang dibalut dengan setelan jas keluaran CHANEL terbaru itu menyapu bersih isi ruangan itu. Semuanya hening, entahlah. Tidak ada yang bisa membuat keributan saat itu. Mereka membungkuk hormat pada sosok itu, lalu kembali beraktifitas namun dengan hening. Bahkan sebagian besar ada yang terlihat seperti ketakutan, layaknya menatap sosok hantu boneka horror seperti yang ada di dalam film-film.
Aldo, sulung dari keluarga Prasetya itu sama-sekali tidak peduli. Langkahnya tetap membawa lelaki dengan hidung mancung, mata tajam dan ketampanan bak dewa yunani itu memasuki lift. Bahkan lift yang sedang dinaikinya bersifat private. Hanya dia, dan beberapa orang kepercayaan sang CEO dari perusahaan saham terbesar di ibu kota itu. Dan dari kejauhan, sebelum Aldo benar-benar menghilang. Ben, sang sekretaris pribadinya sudah datang dan segera masuk ke dalam lift itu. Layaknya seorang babu yang langsung melakukan perintah layaknya babu. Ahhh, Apalah daya bekerja menjadi kacung orang kaya? Selain gajinya yang besar, pengalaman yang berharga. Tidak ada yang benar-benar istimewa bagi Ben. Baginya, ia hanya menganggap bahwa tuan muda yang sedang ia layani itu adalah anaknya sendiri. Mahlum, meski usia Ben sudah tak lagi muda dan sudah beristri. Ia masih sangat ingin memperlakukan sosok yang sedang berdiri di belakangnya itu seperti anaknya.
"Anda tampan sekali bos hari ini dan sedikit lebih bersemangat, apa Anda sesemangat itu mendengar perusahaan kita naik daun?" kekeh Ben yang berdiri di depan. Mencuri pandang pada tuan muda itu dari lift yang memantulkan sosok di belakangnya. Sementara Aldo menatap ke luar lift, pemandangan pusat kota yang selalu berhasil membuatnya semangat. Dan Ben memang benar, ia sedikit bersemangat untuk kali ini. Terlepas dari kabar naiknya pamor perusahaan yang sedang ia pimpin, Aldo sedang bersamangat karena-- karena seseorang yang sudah cukup lama tidak ia lihat.
Tingg...
Suara pintu lift berhenti di lantai 64, gedung tertinggi dan tempat untuk para petinggi dari GH-group. Aldo keluar bersama dengan Ben. Beberapa pegawai yang ada di ruangan itu sontak berdiri dan memberikan Aldo hormat. Tidak ada banyak pegawai di sana, hanya ada sekitar 3 orang yang duduk dengan posisi strategis. Pegawai kepercayaan Aldo, Logan, Louis dan sosok pegawai rahasia milik Aldo. Ruangan di lantai 64 itu benar-benar sangat berbeda dengan ruangan lainnya. Cat putih, lantai dengan keramik terbaik, serta hiasan ruangan yang dominan putih. Rasanya, jika ruangan itu diubah menjadi apartemen pribadi. Akan sangat cocok untuk kaum rebahan.
***
Sementara di sebuah ruangan, Key dan ketiga lelaki yang duduk berjejer dengannya sudah menyiapkan deretan benda yang mereka perlukan. Laptop, pena dan kertas yang 'Key' pikir tidak akan dipakai dalam wawancara kali ini. Saat peserta lain menyiapkan semua itu, Key malah hanya menyiapkan sebuah laptop di depannya. Perasaan Key saja atau tidak, tapi ia merasa ada sesuatu yang membuatnya sedikit merasa tidak nyaman beberapa menit yang lalu. Key menarik nafasnya dan berusaha untuk tetap tenang. Ini aneh, Key sangat jarang mengalami tremor di saat-saat seperti ini. Kecuali…
Langkah kaki yang terdengar memasuki ruangan membuat semuanya langsung berdiri. Dengan perlahan, masing-masing kursi yang kosong di depan mereka juga mulai diisi oleh lelaki tua yang Key yakini adalah merek— para pendiri dari GH-Group. Kaum konglomerat di Indonesia yang sangat jarang ter-ekspos.
"Ada sebuah fakta yang mengatakan bahwa GH-group melakukan sebuah manipulasi keuangan. Itu saat kapan?"
Pertanyaan itu meluncur begitu saja saat terdengar langkah terakhir yang baru saja memasuki ruangan itu. Sebastian, Louis dan Qais segera membuka laptop mereka dengan serentak dan langsung mencari informasi mengenai pertanyaan pertama itu. Namun tidak dengan Key, ia masih menatap sosok pemuda yang sudah duduk tepat di depannya. Menduduki kursi pemimpin dari meja bundar itu. Key menatapnya cukup lama dengan tatapan masih terkejut. Ia sudah yakin bahwa alasan perasaannya tidak nyaman sejak tadi pasti adalah karena ini, sementara Aldo hanya menaikkan satu alisnya. Menatap Key, gadis yang sudah lama tidak ia lihat. Ada perasaan lain yang terbesit di d**a Aldo ketika tatapannya bertemu dengan tatapan teduh nan menenangkan milik Key.
Key lalu membuka laptopnya, hanya membuka saja. Tidak mencari apa-apa dari layar laptopnya berbeda seperti ketiga teman lain nya. Key berkecamuk dengan pikirannya, lelaki itu. Key mengepalkan tangannya namun tetap mempertahan raut wajahnya agar tidak kehilangan sikap profesionalnya. Ia masih ingat dengan jelas siapa sosok di depannya saat itu, apa yang sudah lelaki itu perbuat.
Dan semua gerak-gerik Key, tidak ada satupun yang terlepas dari pandangan Aldo. Lelaki itu hanya tersenyum kecut melihat kepalan tangan gadis itu. Ia yakin, tidak mudah bagi Key untuk memafkannya. Meskipun, Aldo sendiri tidak yakin bahwa saat itu ia bersalah. Saat itu, Aldo hanya melakukan yang terbaik untuk gadis itu.
"Baik, waktu untuk mencari sudah selesai. Aku ingin mendengar jawaban dari kalian!"
"Informasi itu sudah 2 tahun yang lalu, tidak banyak sumber yang saya dapat dari internet. Seolah isu itu dilindungi!" jawab Sebastian
"Saya juga mendapatkan bahwa kejadian itu terjadi 2 tahun yang lalu. Namun tidak tertera tanggal dan kasusnya juga sudah di tutup!"
Dua jawaban yang lagi-lagi sama, dari Louis dan Qais. Aldo menatap satu-satunya gadis yang duduk di atas meja bundar mereka. Semua tatapan langsung tertuju pada Key yang masih tidak mengeluarkan pendapatnya.
"Kenapa Nona? Sudah menyerah di tahap pertama ini? Jika iya, Anda bisa mengambil tas mu itu keluar, pintu terbuka lebar untuk mu" seru Aldo tajam. Meski dalam hati, Aldo sedikit merutuk mulutnya yang benar-benar tidak sesuai dengan pikirannya.
Key menatap Aldo, dan menarik nafasnya dalam "Itu hanyalah sebuah tuduhan, tidak ada manipulasi keuangan. Itu hanyalah strategi dari salah-satu perusahaan saham lain yang ingin bersaing dengan GH-Group. Sama seperti kejadian beberapa jam yang lalu, GH-Group dikatakan kembali mendapati kepercayaan dari salah-satu perusahaan penanam modal paling besar di Indonesia. Namun, berita sebelumnya adalah GH-Group membuka lowongan untuk jabatan GM. Itu adalah strategi! Strategi untuk mendapatkan kepercayaan dari penanam saham asing" jawab Key membuat semua yang ada di ruangan itu mulai berbisik. Aldo tau, bahwa Key adalah jenis manusia yang sangat mudah memahami situasi. Baik dulu dan sekarang, hal itu tidak berubah. Key masih tetap dengan ciri khasnya. Namun Aldo tidak boleh lemah kali ini, semua ini masih demi kebaikan Key.
"Jawaban yang begitu sempurna. Ya, Anda memang benar sekali nona. Tapi, apakah layak untuk mengatakan semua apa yang Anda ketahui? Ini adalah perusahaan saham nona, di mana kita akan berperang dengan lidah dan tidak ada kelembekan di dalam dunia persaingan pasar saham!"
Key menatap Aldo tajam, Louis bahkan sampai meneguk salivanya karena menatap Key yang bahkan tidak takut menatap sang CEO dan para pendiri dari Gh-group dengan tatapan tajam. Seolah ada amarah yang tersimpan di dalam gadis itu ketika menatap sang CEO.
"Untuk apa ada pertanyaan jika tidak ada jawabannya Sir? Aku rasa hal itulah point yang paling mendasar dari dunia business!" seru Key
Aldo diam, ia terlalu sadar bahwa suasana di antara mereka sedang menegangkan "Baik, aku terima jawaban mu. Pertanyaan kedua, apa yang ada di pikiran kalian mengenai pasar saham? Di mulai dari mu nona!"
"Pasar saham adalah sahabat bermain Sir, kita tidak harus menganggapnya sebagai musuh. Kita harus mengubah pola pikir dan cara bertindak!"
Aldo terkekeh mengejek, bahkan ketiga pendiri GH-Group menatap sang CEO mereka dengan tatapan kebingungan. Sejak kapan sang anak emas mereka bertindak seperti ini? Mr.Frederick menatap Aldo dengan tenang, ingin tahu apa yang akan di jawab oleh CEO mereka. Karena ia yakin, anak emas mereka itu sedang kehilangan keprofesionalitasannya kali ini.
"Anda yang harus mengubah pola pikir Anda Nona. Domba lemah yang lari dari kawanan dan tujuan dari sang gembala. Akan di terkam oleh serigala yang mengintai mereka dari rumput gelap. Tidak ada istilah serigala dan domba untuk berteman, tidak ada cerita mengenai hal itu. Jika Anda masih bersikeras untuk melanjutkan opini Anda. sebaiknya Anda segera mengambil CV Anda kembali, wanita yang bahkan tidak bisa menangis seperti Anda tidak akan cocok berada di dalam perusahaan seperti ini!" putus Aldo lalu keluar dari ruangan itu membuat suasana semakin tegang.
Key menatap para pendiri dari GH-group itu "Bagaimana pak? Apa saya benar-benar di tolak?"
Mr.Frederik, Mr.Erick dan Mr.Frans saling menatap, lalu dari tatapan mereka bertiga. Erick mulai angkat bicara, seolah hanya dengan tatapan mereka bisa berbicara satu-sama lain.
"Kami hanyalah sebagai pendiri nak, meskipun semua jawaban mu membuat saya pribadi terkagum. Namun keputusan final berada di tangan CEO kami, karena untuk sekarang. Dialah yang memimpin perusahaan ini!"
Jawaban itu membuat Key diam membatu dan seolah baru saja ditampar dengan kenyataan pahit, ia menarik nafas nya panjang. Lalu mengambil tasnya dan memasukkan laptopnya dengan sedikit kasar. "Semangat untuk kalian bertiga, semoga berhasil!" seru Key "Dan terima kasih sudah memberi saya pelajaran berharga ini Sir, saya pamit undur diri!" seru Key lalu berjalan ke luar.
Ia melangkah ke luar dengan perasaan yang benar-benar hancur, ia tidak pernah berpikir bahwa Aldo-lah yang menjadi CEO dari GH-Group dan sialnya, lelaki itu juga yang menyingkirkannya. Meskipun Key tau bahwa Aldo sedang mengatasnamakan alasan pribadi atas dirinya. Jika ia sudah tau dari awal, ia mungkin tidak ingin melangkah di gedung ini. Dan bahkan tidak ingin kembali ke negara ini. Semua putaran 5 tahun silam terputar di dalam memori kecil Key. Gadis dengan rambut kucir kuda itu mengibaskan tangannya, mengipas matanya yang sudah mulai panas. Tidak…Key tidak bisa menangis karena hanya ditolak dengan tidak etisnya.
"Tunggu!"
Key yang sudah hampir memasuki lift berhenti saat mendengar sebuah suara, ia membalikkan badannya. Dan saat itu juga tatapannya tertuju pada sosok pemuda yang juga sedang menatapnya. Key menunggu, apa yang ingin dibicarakan oleh Aldo padanya. Namun, tidak ada percakapan sama-sekali. Key lalu membalikkan badannya dan memasuki lift itu.
Aldo yang menatap kepergian Key hanya menarik nafasnya dalam, ia menutup kedua matanya saat menatap gadis itu yang dengan tatapan seperti dulu. "Aku bahkan tidak tau apa yang harus aku lakukan sekarang!" guman Aldo lalu kembali lagi ke dalam ruangan itu. Dengan perasaan menyesal, Aldo menarik nafas nya dalam-dalam. Aldo sangat tidak bisa membiarkan tatapan berkaca-kaca itu pergi sendirian. Aldo langsung mengambil ponselnya, memanggil seseorang untuk mengikuti sosok gadis itu. Untuk memastikan bahwa Key pulang dengan selamat kali ini.
***
Aldo memasuki ruangan rapat itu lagi, tatapan ketiga pendiri GH-Group itu tertuju padanya. Dan seperti dugaanya, hanya tinggal mereka bertiga yang ada di dalam ruangan itu. Para peserta wawancara tadi sudah tak ada lagi berada di sana. Senyuman mereka masih tetap mengagumkan, meski ketiga lelaki itu sudah keriput dan lagi muda sepertinya.
“Duduklah nak, sepertinya harimu sedang kacau!”
Aldo mengangguk, ia duduk di depan mereka. Tidak lagi berada di meja rapat tadi, namun sudah berada di ruangan santai sambil menatap pemandangan luar. Mr.Frederick menyesap batang rokoknya sambil menatap Aldo yang masih belum mau buka suara.
“Apa kau kenal dengan gadis itu nak? Ayah tidak pernah melihat kau bertindak seperti itu pada lawan jenis mu. Ada yang salah, kau bisa cerita pada ayah!”
Mr.Frederick, pendiri dari GH-Group. Ayah dari sang CEO itu, dan pada faktanya Aldo adalah putra dari pendiri perusahaan itu. Tidak berbeda jauh dari dua lelaki berumur lainnya. Mr.Erick adalah adik dari Mr.Frederik yang berarti lelaki itu adalah pamannya. Dan Mr.Frans adalah sahabat karib dari mereka berdua. Mereka tidak pernah saling menjatuhkan satu-sama lain. Mereka selalu berjuang dari 0 hingga bisa sampai di titik mereka saat ini. Namun sayangnya, dari mereka bertiga. Hanya putra dari Frederik lah yang mau memimpin perusahaan yang sudah mereka bangun. Sepupu Aldo lainnya lebih memilih untuk menjalani kehidupan yang mereka sukai.
Aldo menghela nafasnya dalam, ia tidak pernah sekalipun menceritakan masalah pribadinya pada siapapun. Aldo kembali duduk tegap “Maaf jika sikap ku mengecewakan ayah dan paman sekalian. Tapi untuk masalah ini, aku benar-benat tidak bisa membiarkan gadis itu untuk masuk ke perusahaan seperti ini. Dia adalah gadis yang sangat langka, dia berbeda, dan aku harus terus menjaganya. Maaf, aku harus pergi saat ini juga!”
Tanpa menunggu jawaban dari mereka bertiga, Aldo beserta Ben yang sudah menunggunya di luar langsung menghilang. Frederick tersenyum menatap putranya itu, seperti bukan putranya saja. Dan ia cukup senang melihat bahwa Aldo juga menyukai wanita.
“Ahhh, dia sama-sepertimu Frederick. Tidak kah kau lupa seperti apa perjuangan mu untuk mendapatkan kakak ipar?” Erick menggoda Frederik yang hanya dibalas lelaki paruh baya itu dengan kekehan. Mereka benar, dia juga dulu seperti Aldo saat ini.
Tidak ada yang berbeda kecuali umurnya yang sudah menua dan badannya yang tak lagi semua putranya. Cintanya pada istrinya akan tetap sama seperti dulu. Tidak akan mena, meski mereka sama-sama menua.