Hujan turun dengan deras di luar, awan mendung dengan angin yang bertiup dari balik jendela. Suara petir terdengar bersahutan , kilatannya bahkan masuk menembus dari balik jendela yang sudah ditutup dengan tirai putih. Udara lembab dan dingin, seolah menambah penderitaan sosok gadis yang sedang mengamati vas bunga di depannya.
Key, gadis itu sudah berganti pakaian saat ini. Baju sweater putih nan hangat milik sang sahabat menjadi penghangat di kala hujan melanda. Saat pulang wawancara tadi, Key pulang dengan berjalan kaki. Masih merasakan emosinya yang meluap-luap sambil menahan air matanya untuk tidak keluar saat berjalan tadi. Sialnya, saat berjalan warna langit tiba-tiba berubah. Rintik hujan mulai turun dan membuat Key berjalan dengan basah-basahan. Beruntung Keiko melihat gadis itu tadi dan langsung membawanya ke dalam apartemen kecil Keiko.
Keiko meletakkan the hangat di depan Keiko yang masih saja melamun. Ia tidak tau apa alasan key sampai semurung ini. Yang ia tau, tadi pagi Key masih sangat bersemangat dan penuh dengan aura positif. "Mengapa wajah mu murung sekali?"
Key menatap Keiko yang berusaha untuk membujuknya. Key menghela nafas nya, kali ini ia benar-benar Doble s**t. Sudah ditolak, pulang juga basah kuyub.
"Aku gagal di wawancara terakhir itu untuk kabar pertama!" Jawab Key
"W-what? Kau di tolak? Apa kau serius? Itu tidak mungkin. A-apa yang salah?" Seru Keiko menatap wajah Key yang masam.Pantas saja sang sahabatnya itu sejak tadi tidak menjawab apapun yang ia Tanya.
"Aldo!” Key terdiam, bahkan untuk menyebutkan nama lelaki itu. Lidah Key terasa kelu dan emosinya meningkat dengan drastic lagi “mungkin aku sudah pernah cerita dengan mu kan? Dia menolak ku begitu saja, padahal aku yakin bahwa semua jawaban ku adalah poin yang paling mereka cari!"
"Aldo? Lelaki b******n itu?" Ujar Keiko sadar betul siapa sosok yang baru saja di katakan oleh gadis itu.
"Ya!"
“Tunggu dulu, apa maksud mu lelaki itu adalah CEO dari perusahaan itu? Benar begitu?” Keiko kelihatan syok sesaat ketika baru sadar akan sesuatu. Ditambah dengan anggukan dari Key, benar-benar membuat Keiko terdiam. Ia menarik nafasnya dalam "Lalu, apa lagi kabar terburuk kedua mu?"
Key menahan nafas, lalu mengeluarkannya kasar "Mama ku ingin aku pulang membawa calon suami ku! Atau, jika tidak. Aku akan dijodohkan!" Seru key hampir menangis. Mata nya tiba-tiba panas membuat Keiko panik, ia segera mengambil kipas kecil.
"Key, jangan menangis key. Jangan menangis!"
Key langsung mengipas wajahnya, tidak-- ia tidak boleh menangis.Benar-benar merepotkan bagi gadis seperti Key. Menangis saja ia tidak bisa. Key lalu menatap potongan ayam yang ada di depannya. Tangan panjang Key langsung mengambilnya dan
Hap....hap
"Apa bang Hamdan tidak membujuk mama mu Key?"
"Mana aku tau!" Key mengunyah daging ayam yang ada di depan nya dengan bringas. Merenungi dan meratapi nasib nya.”ia tidak cukup tau alasan dari mamanya memaksanya untuk hal satu ini. Selama ini, mamanya itu selalu mendukung masalah asmara Key. Hal yang Key pikirkan adalah, jika mamanya sudah memaksanya. Berarti ada sesuatu hal yang sangat mendesak. Key jadi kepikiran dengan masalah kesehatan wanita paruh baya yang amat ia sayangi itu.
"Yak, sejak kapan kau makan seperti ini Key? Kau seperti badut saja! Hahahahahahah!" Kekeh Keiko menyadari bahwa key sepertinya melampiaskan amarahnya dengan makan. Untung saja ia sudah memasak banyak tadi. Seperti tau bahwa Key sedang mengalami masalah besar.
"Apa kau tidak ikhlas memasak ini untuk ku?"
Uhukk -- Keiko tersedak makanannya sendiri mendengar penuturan dari Key. Ia menyamping kan badannya. Menatap Key yang masih cuek. "Ayolah Key, kau kejam sekali pada ku. Sejak kapan aku perhitungan pada mu hmm!"
"Dibandingkan aku, siapa yang paling miris?" Kesal Key
Mereka kembali diam, Key terus memasukkan paham ayam itu ke dalam mulutnya. ting-- Key mengambil ponselnya. Menatap pesan masuk dari lin nya. Matanya tiba-tiba membulat saat sadar siapa yang mengirimkan nya pesan.
"Dari siapa?"
"Dasar sialan, aku akan memblokir mu!" Kesal Key langsung memblokir nomor baru itu.
"Apa itu dari-Nya?"
"Kau bisa menebaknya dengan benar. Untuk apa dia masih mengirimi ku pesan? Dasar Aldo sialan, Aldo b******n !" Geram Key yang menggigit ayam di tangan nya dengan geram. Keiko bahkan sampai terdiam menatap Keiko yang sedang mengumpat. Namun diam-diam Keiko masih bersyukur bahwa Key setidaknya masih bisa menahan air mata gadis itu.
Key adalah jenis wanita yang cukup langka, gadis itu terlahir dengan ketidak sempurnaan sejak ia kecil. Key mengalami gangguan syaraf pada bagian rongga kepalanya. Dan itu berhubungan dengan syaraf mata key. Sehingga meneybabkan respon syaraf Key ketika gadis itu menangis menjadi tidak stabil. Sehingga seringkali Key akan pingsan jika menangis. Bahkan, fatalnya dari masalah Key bisa menyebabkan kematian.
Masalah Saraf kejepit memang tidak bisa diabaikan. Efeknya sangat serius dan tidak main-main.
****
Aldo masih menatap ponselnya, belum beberapa menit yang lalu ia berhasil menambahkan kontak line Key. Dia sudah berujung di blok. Ia menatap ponselnya itu. Ia lagi-lagi menatap pesannya yang langsung di blokir. "Dia memblokir ku? Secepat itu?"
Aldo menatap lagi ponselnya, pesan terakhirnya bahkan tak lagi dibaca oleh nya. Padahal niat Aldo hanya ingin menawarkan pada Key sebuah perusahaan asuransi dengan jabatan yang tidak main-main. Bahkan, gajinya akan lebih besar dari jabatan di GH-group. Cukup lama Aldo menatap ponselnya itu, hingga rasa kesal langsung memenuhi isi kepalanya. Membuat rahang-rahang Aldo langsung mengeras.
"Ben!" Teriak Aldo dengan nafas yang naik turun
Sementara lelaki paruh baya yang sudah duduk di atas meja makan. Bersama dengan 2 lelaki yang hendak memasukkan makanannya ke dalam mulut mereka masing-masing tiba-tiba berhenti.Keduanya langsung menatap Ben. "Yak, cepatlah Ben. Kau bisa makan nanti!" Seru Logan
"Bisa kah tidak saat ini?" Keluh Ben mengembalikan makanan yang sudah berada di depan mulut nya. "Paha ayam goreng ini harus disini, jika tidak....!"
"Bennnnnn!" Teriak Aldo lagi, kali ini dengan suara yang lebih keras dari sebelumnya.
"Iya boss, tunggu!" Teriak Ben langsung lari terbirit-b***t menuju kamar sang bos nya dan meninggalkan potongan paha ayam yang hendak menjadi bagiannya. Ia bahkan sudah lupa jimat-jimat pelindung yang harus ia ucapkan agar paha ayam itu tidak hilang.
Logan dan Oliver saling menatap dan tidak lama kemudian. Mereka tertawa terbahak-bahak melihat kesengsaraan dari lelaki paruh baya itu. Dengan tatapan keduanya yang tertuju pada paham ayam yang ada di piring Ben. Mencoba untuk menaha godaan terberat dalam hidup mereka.
“Apa tadi Ben melupakan sesuatu?” Logan mentap Oliver
“Aku rasa iya!”
"Ada apa Bos? Apa yang membuat mu begitu marah?" Ben sampai di ruangan pribadi lelaki itu.
Aldo menatap Ben yang sudah ada di depannya. Tersenyum miring membuat bulu kuduk Ben langsung berdiri"Carikan aku semua informasi mengenai gadis ini. Ingat! Semua informasi, tanpa terkecuali!"
Ben menatap layar ponsel Aldo, mengerutkan keningnya. "Yakk, bukan kah gadis itu adalah peserta wawancara tadi bos? Sayang sekali dia gagal, padahal semua jawabannya adalah yang kita cari bukan?Dia juga begitu cantik dan....."
Aldo memincingkan matanya, "Urus saja yang aku perintahkan Ben!"
Ben langsung gelagapan dan terdiam menatap sang bos besarnya itu "Apa Anda mengenal nya bos? Dari tatapan nya, kalian seper----"
"Pergi dari ruangan kuuuu!" Teriak Aldo melemparkan buku di meja Nya.
"Yak--yak, ampun bosss!" Teriak Ben berlari terbirit-b***t dari ruangan Aldo. Ben bahkan melewati ruang makan, di mana Logan dan Oliver yang saling berebut ayam terakhir terhenti saat Ben berteriak sambil lari melewati mereka.
Logan menatap Oliver "itu sudah biasa terjadi. Tidak perlu khawatir!"
"Ya benar-- dan ini adalah milik ku!" Kekeh Oliver yang langsung memakan ayam itu dan berlari meninggalkan Logan yang melongo.
"Dasar sialan, kembalikan ayam ku!" Teriak Logan mengejar Oliver
Aldo yang masih berdiri di depan meja nya hanya menghela nafas nya. Merapikan jas yang ia kenakan. Dan duduk kembali di atas meja kerjanya. Meratapi pesan nya yang tidak dibalas.
"Astaga, ini benar-benar membuat ku gila. Aku masih belum bisa melupakannya!" Seru nya sambil meloncat dari meja kerjanya. Menatap kembali resume dan foto gadis itu, tangan Aldo terangkat dan menatap foto itu "Dia bertambah can.....arkhhh, apa yang sedang kau pikirkan?" Aldo menepuk wajahnya sendiri.
Aldo lagi-lagi menatap wajah itu. Ia mengepalkan tangannya dan berjalan ke arah kaca. Berdiri lama menatap pantulan dirinya yang sempurna.
"Hoahhhh, begitu bersinar dan tampan!" Aldo memuji diri nya sendiri di depan kaca "Semua wanita akan bertekuk lutut di kakiku, SEMUANYA. NAMUN, MENGAPA KEY SAMA-SEKALI TIDAK MELIRIK KU SEJAK DULU?" Aldo frustasi sendiri, ia menatap lagi pantulan dirinya yang terlalu sempurna.
Klikk
Pintu tertutup dan menampilkan Cecil yang menatap Aldo jijik. Gadis berambut pendek dan pirang itu menatap Aldo dengan lebih dulu menarik nafas nya. Ia sudah cukup sering mendapati bahwa kakak nya itu sangat lah narsis dan percaya diri. Selama ia hidup dan mengenap saudara kembar nya yang berakhir menjadi kakanya itu, ia tidak pernah melihat nya seperti ini. Baru kali ini, Aldo sangat narsis dan kelewat percaya diri. Ia memang tidak terlalu lama bersama dengan Aldo, karena sejak kecil ia sering berada di luar negeri meskipun sempat menjalani masa perkuliahan di sini. Itupun tidka lama karena Cecil merasa tidak betah dan tidak sesuai dengan prinsip perkuliahan di universitasnya dulu
"Kemari lah!" Aldo menatap Cecil dan menyuruh nya mendekat ke arah kaca dengan dagu nya
Cecil mendekat, meski ragu.
"Lihat, apa kau melihat pancaran yang begitu luar biasa?"
Cecil menatap ke arah Kaca, "apa nya? Aku hanya melihat wajah mu yang sudah tampan. Kau gen ayah, tapi jangan lupa mama menyuruh mu untuk pulang besok!"
"Auuu!" Aldo mengusap bahunya yang sedikit sakit karena ulah Cecil
"Tapi, apa kau tidak melihat sesuatu yang berbeda dari kakak?" Aldo masih menatap kaca dengan tangan yang terbentang dan menutup kedua matanya. Menikmati udara segar malah hari.
"Kau sempurna, tampan, kaya dan setia!"
"Bukan... Bukan itu!" Aldo membuka matanya dan menatap Cecil
"Lalu apa? Kau tetap saja, jangan narsis lagi deh!"
"Apa kau tidak merasakan AURA ku!!!? AURA ketampanan yang tidak akan bisa di tolak wanita manapun? Hahahahah!"
Aldo membuka matanya, namun langsung menatap ke sekeliling. Cecil lagi-lagi meninggal nya. Membuat Aldo lagi-lagi menatap kaca lebar di depannya, menyisir rambut nya dengan jari tangan nya.
"Aku Aldo, yang tidak bisa ditolak wanita manapun. TAPI KENAPA DIA TIDAK MEMBALAS PESAN KU?" teriak Aldo kembali berlari ke ranjang dan menelungkup kan kepalanya. Ia masih ke pikiran dengan gadis itu.
Masih menatap ponsel nya
Masih menatap wallpaper Key
Masih dengan kenarsirannya
Sementara di luar ruangan Aldo, mahkuk-mahluk yang mendengar teriakan itu langsung bergosip ria. Bahkan tidak peduli dengan Cecil yang juga mendengar mereka.
"Jika dia menyukai gadis itu, kenapa memecatnya?" Oliver dan Logan yang tau permasalahan bos mereka hanya menggeleng kan kepala.
"Sang tuan Aldo yang agung pasti sedang merencanakan hal lain. Sudah lah, mari kita bubar!" Ben yang sudah kembali dan tidak sengaja menatap atasan mereka itu berteriak hanya mahlum.
Aldo memang manusia ajaib dengan segudang kepribadian yang juga ajaib. Sulung dari keluarga Prasetya itu sangat-sangat dipertanyakan kewarasannya. Lelaki itu sangat sempurna dalam mengolah perusahaan, namun jika sudah masuk ke dalam masalah asmara. Maka sulung Prasetya itu benar-benar nol besar.
Ketukan dipintu membuat Ben, Logan dan Oliver mengalihkan perhatian mereka. Lalu dengan cepat mereka langsung membungkuk memberi hormat pada sosok yang baru saja tiba itu. “Bos besar? Kenapa anda tidak memberitahu bahwa anda ingin datang?”
Frederick terkekeh, “sudah bertahun-tahun kau melayani ku Ben. Masih saja seformal ini!” mata lelaki tua itu ikut menyipit saat lelaki itu terkekeh. Ben adalah sekretarisnya dulu, dan sekarang menjadi sekretaris dari putranya juga. Ia tau seperti apa putranya yang sering mood-moodan itu dan ia sangat tau bahwa sosok anaknya itu pasti sering merepotkan Ben.
“Ahhhh, itu bukan karena tepaksa pak. Tapi karena saya suka melakukannya!”
“Ahhh, kau bisa saja Ben. Dan, apa kau adalah Oliver dan Logan ?”
Logan dan Oliver langsung mengangguk dengan hormat, mereka memang masih baru bekerja di perusahaan saham besar itu. Bahkan, mereka adalah rekrutan dari sang CEO sekrang. Tidak banyak yang tau seperti apa pekerjaan mereka di kantor, karena identitas mereka memang sangat dirahasiakan.
“Lalu, dimana Aldo ?”
Mereka bertiga saling menatap, lalu menunjuk ke arah kamar “Tuan Aldo masih berada di kamarnya pak. Tuan muda bilang tidak ingin diganggu!” Ben menatap Frederick dengan senyum canggung.
“Ahh, sudah aku tebak. Aku masuk dulu, kalian silahkan tunggu diluar sebentar!”
Ben hanya menatap punggung Tuan besar mereka itu yang memasuki ruangan yang sederhana itu. Fredercik menatap pintu kamar putranya dan memutar knop pintu itu. Dan baru saja ia masuk, ia sudah ditatap oleh tatapan malas dari sang putra. Ia yakin bahwa kedatangannya sudah diketahui oleh sang sulung dari keluarga prasyta itu.