16

1375 Kata

“Serius Sat, lo mau nikahin gue? Kalau gak bisa gak apa-apa, lo berhak kok buat nolak! Jangan memaksakan diri, Sat!” Meski Arin sudah berulang kali mengatakan hal yang sama tetapi Satria tetap kekeuh dengan tekadnya, yaitu mengabulkan permintaan papa Arin sebelum beliau meninggal. Jam sembilan pagi, Satria sudah menjemput Arin untuk membawa Arin ke rumahnya, membicarakan rencana pernikahan mereka sekaligus meminta restu pada orangtua Satria. Meskipun Arin merasa ragu dan tidak enak hati tetapi Satria tetap keras kepala. “Feeling gue gak enak, Sat! Bisa aja kita gak dapet restu dengan mudah, apalagi lo sama papa tiri lo perang dingin mulu. Lo yakin kita bakal direstuin?” “Yakin!” jawab Satria dengan tegas. “Tapi gue gak yakin, kita mau nikah lo Sat! Nikah beneran! Lo sanggup bawa tangg

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN