Pesawat Biman Bangladesh Airlines mendarat mulus di Hazrat Shahjalal International Airport, Dhaka. Hujan tipis turun, menempel di jendela kaca, membuat kilau lampu landasan seperti pecahan bintang yang basah. Di balik kaca, Miura menempelkan dahinya sebentar, menahan napas, lalu menghembuskannya dengan lega. Penerbangan panjang dari Jakarta terasa seperti maraton yang lain. Sementara itu, di rumahnya di kawasan Semarang Barat, Yulianto Atmaja duduk gelisah di lantai, ponsel di genggaman, layar penuh notifikasi, tapi hatinya tetap berat. Ia tahu Miura sudah mendarat, ia tahu pesawat itu tiba sesuai jadwal, tapi entah mengapa kecemasan dalam dadanya tak juga reda. Suara notifikasi video call berbunyi. Nama Lao Gong 🐼 bergetar di layar ponsel Miura. Gadis itu segera menekan tombol hijau. Ka

