Chapter 51 : Epilog

1176 Kata

Hidup mereka kini terhubung hanya oleh doa, mimpi, dan rindu. Yulianto di Semarang tidak tahu kapan Miura akan pulih, kapan ia bisa melihat wajahnya lagi, kapan ia bisa memeluknya kembali. Miura di Beijing tidak tahu kapan tubuhnya akan sembuh, kapan ia bisa kembali ke lintasan, kapan ia bisa kembali ke pelukan Yulianto. Tapi keduanya tahu satu hal: cinta yang mereka miliki tidak akan patah oleh jarak, sakit, atau waktu. Karena di setiap butir rosario yang Yulianto genggam, ada nama Miura yang ia sebut. Dan di setiap langkah Miura yang tertatih menuju pemulihan, ada wajah Yulianto yang ia bayangkan. Dan mungkin, entah esok atau entah kapan, lorong panjang itu akan membawa mereka pada cahaya yang sama. Sampai saat itu tiba, mereka hanya bisa berpegang pada janji tak terucap : "Aku me

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN