Hari itu tepat disaat aku mau naik kelas 11 SMA betapa bahagianya aku sebentar lagi cita cita aku jadi dokter bisa tercapai
namun tampa aku duka aku sedang mengandung anak dari pria yang sudah mengecewakan aku,membuat aku benci dan ingin meninggalkan dia tapi sayang takdir berkata lain aku harus menerima pahitnya kehidupan dengan aku hamil anak dia
keluargaku awalnya tidak tau aku hamil namun lama kelamaan perutku semakin besar dan aku sudah usaha untuk menggugurkan kandungan ini namun semua usahaku sia sia
pada saat itu bibiku bertanya kepadaku karena dia merasa aneh perutku makin buncit
[ Des apa kamu hamil?]
Deg.
betapa kagetnya aku bahwa bibiku sudah menyadari perubahan perutku aku berusaha mencari alasan agar semua orang percaya bahwa aku tidak hamil karna aku tidak mau mengecewakan keluargaku
aku menjawab dengan gugup pertanyaan bibiku [ aku tidak hamil,mana ada aku hamil blum nikah]aku menjawab sambil tertawa berusaha menetralkan suasana dan aku jawablagi [ aku makannya banyak jdi agak ngendut tanya ajah sma mamah sama papah]
lalu mereka berdua mengangguk membenarkan pertanyaanku dan berhasil membuat aku lega
......
[ mah,aku curiga anakku hamil apalagi akhir akhir ini aku tidak melihat dia membeli pembalut] ayahku bicara ke mamahku tentang kecurigaannya kepadaku
[iyh Pah sama mamah juga curiga
gimna kalau kita menyelidikinya]usul mamahku kepada papah ku.terkadang pling seorang ibu itu selalu benar
aku yang mendengar kedua orang tuaku mulai mencurigai ku aku mulai menghubungi pacarku dan meminta dia mencarikan obat atau rumah sakit yang bisa aborsi
Tampa aku ketahui mamahku sudah meng Hack akun fesbuk ku
........
bagi di sambar petir di siang hari aku mengetahui anak perempuan satu satunya hamil di luar nikah betapa hancur dan sedihnya aku ketika mengetahui bahwa anakku hamil aku merasa jadi ibu yang sudah gagal mendidik anakku
aku nangis sejadi jadinya apa salah aku dimasalalu hingga anakku melakukan hal seperti itu
[ mah, kenapa mamah nangis seperti ini mah?] tanya suamiku
lalu aku menjawab sambil terus menangis
[ anak kita pah anak kita dia benar sudah hamil pah] dan disitulah kesadaranku menghilang aku lemas mengetahui anakku hamil
Deg
aku tapercaya dengan apa yang di bilang istriku bahwa putri semata wayangku hamil dengan laki laki yang tak pernah aku suka
lalu aku masuk ke kamar putriku dan menanyakan semuanya dan dia menjawab pertanyaanku dengan angkukan kepala
kalau saja dia bukan putriku sudah kubunuh dia TPI aku tidak bisa melakukan apa apa selain memarahi dia dan menyesali betapa bodoh dan tak bergunanya aku sebagai seorang ayah anakku hamil aku bahwakan tidak tahu dan aku merasa gagal menjadi seorang kepala keluarga yang tidak bisa menjaga keluarganya