"Hoaammm.... udah pagi ternyata. Waktunya princess Bulan mandi dan sekolah" ucap Bulan.
Setelah Bulan menyelesaikan ritual mandinya, Ia tidak lupa memoles wajahnya dengan makeup natural. Biar terlihat lebih fresh katanya.
"Ayah.. Bunda.. Bulan yang paling cantik sedunia sudah siap!" Teriak Bulan.
Ayah dan Bunda hanya menggelengkan kepala melihat putri pertama mereka.
"Sini makan dulu, sayang" ajak Bunda.
"Loh, kok sepi kayak kuburan belakang komplek? Itu toa masjid kemana?" Tanya Bulan.
"Toa masjid ya di masjid lah sayang... kenapa nyari disini?" Tanya Bunda heran.
"Bukan toa masjid beneran, bunda... itu anak kecil didalam rumah ini... Dek Wulan" jawab Bulan.
"Huss... adek sendiri dikatain toa masjid" sanggah Ayah.
"Hehehehe..." ucap Bulan sambil kedua tangannya membentuk huruf V.
"Sudah-sudah ayo makan dulu" lerai Bunda.
"Adek kamu masih tidur, sayang... kan dia libur" lanjut Bunda.
'Lo ajha juga ngebo, tapi sukanya ngejek gue kebo' batin Bulan.
"Ayah, Bunda, Bulan berangkat dulu yaa" pamit Bulan.
"Iya, hati-hati di jalan"
***
"Guys, Bulan kenapa tuh? Diem mulu dari tadi. Samperin kuy!" Ajak Yuan.
"Kuy!" Jawab Bintang penuh semangat.
"Ha??"
Semua terheran-heran mendengar jawaban semangat dari mulut Bintang. Bintang yang merasa ditatap seperti itu langsung menggaruk tengkuknya yang sama sekali tidak gatal.
"Lo kenapa, Bul? Ceritalah kalo lo punya masalah. Mungkin kita bisa bantu" tanya Yuan.
"Nanti ajha waktu istirahat. Oke..." jawab Bulan.
Teett... teett... teett...
Bel istirahat berbunyi dengan nyaring. Semua siswa berlari keluar kelas menuju ke kantin. Mereka gembira bisa melepas penat dari pelajaran yang sangat menguras otak.
"Gimana Bul?" Tanya Yuan.
"Gue bingung. Kemarin malam, gua dengerin musik yang judulnya Ambilkan Bulan. Tapi kenapa nama gue dan Bintang ada didalam itu lagu yaa?" Jawab Bulan kembali menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Ha?" Semua terheran-heran mendengar jawaban dari Bulan.
Mereka pun memutar lirik lagu yang dimaksud Bulan di pikiran mereka masing-masing dan memahami makna dari lagu tersebut.
"Aduuhhh.... gini ya Bul, kok bisa ya? Nama lo dan Bintang ada didalam lagu itu" tanya Eksan.
"Bener tuh... masak nama gue sama lo ada didalam itu lagu, sih?" Lanjut Bintang.
Bulan hanya menjawab dengan menaikkan bahunya.
"Maaf ya.. gue udah ngrepotin kalian" lanjut Bulan.
"Iya, nggak papa kok" ucap Nisa.
"Hahhahahhaha..." tawa Lia meledak seketika.
"Lo ngapain sih dek! Ketawa nggak jelas!" Gerutu Eksan.
"Kalian pura-pura b**o apa emang beneran b**o? Hahahha...." ledek Lia.
Pletaakk..
"Aww... salah gue apa coba? Sekarang pikir dehh, lahirnya duluan mana, antara Bulan dan Bintang sama lagu itu?" Ucap Lia.
"Duluan itu lagu"
"Nahhh... gue nggak salahkan? Berarti emang kalian aja yang kelewat b**o. Hahahaha..." tawa Lia meledak lagi.
"Lia!!!" Teriak mereka semua.
Mendengar semua teriakan mereka, Lia hanya menjawab dengan cengiran yang tidak jelas dan kedua tangannya membentuk huruf V.
***
"Anak-anak sekarang buka buku paket kalian halaman 103 lalu kerjakan latihan 2.3 no. 1 sampai 5!" Ucap Bu Rini.
"Baik bu.."
"Sstt... Yuan! Temenin gue ke toilet kuy! Udah nggak tahan ini" ajak Bulan.
"Ya udah, kuy!" Jawab Yuan.
"Bu... saya izin ke toilet sebentar" ucap Bulan.
"Silahkan" jawab Bu Rini.
Bulan berlari tergesa-gesa menuju ke toilet. Yuan merasa kesal telah menerima tawaran Bulan untuk menemaninya ke toilet sedangkan dirinya ditinggal dibelakang.
Brruukk...
"Aww..." rintih Bulan.
"Awww.... Kaki mulus gue... heh! Lo kalo jalan pake mata dong!" Teriak cewek itu.
"Harusnya lo tau, kalo jalan itu pake kaki, bukan pake mata! Mata itu dipake buat melihat! Dasar b**o!" Teriak Bulan tak mau kalah.
"Eh? Oh... jadi ini yang namanya Bulan?" Ucap cewek itu melihat name tag di seragam Bulan.
"Dasar cewek nggak tau diri! Dasar sampah!" Cibir cewek itu.
"Maksud lo apa hah?! Nggak usah ngehina orang! Lo itu siapa gue? Nyokap bukan, bokap bukan" Bentak Bulan tidak terima.
"Kenalin, gue Mentari. Pacarnya Bintang" jawab Mentari dengan menekan kata 'pacar'.
"Apa? Gua nggak salah denger? Lo pacarnya Bintang? Jangan mimpi! Hahhaha" ledek Bulan.
"Cewek kurang ajar! Awas aja lo! Guys, cabut!" Geram Mentari.
Mentari dan gengnya pergi meninggalkan Bulan. Mereka melewati Bulan dengan sombong dan sengaja menyenggol bahu kiri Bulan. Alhasil, Bulan pun sedikit oleng akibat ulah mereka.
'Mentari pacarnya Bintang? Kenapa Bintang nggak pernah cerita?' Batin Bulan.
***
"Lama amat lo" ucap Yuan.
"Alhasil gue balek ke kelas dulu" lanjutnya.
"Gue tadi abis ketemu cewek ngeselin" gerutu Bulan.
"Siapa?" Tanya Nisa.
"Namanya Mentari. Sapa sih dia? Songong banget jadi cewek" geram Bulan.
"Apa! Mentari?!"
"Kalian nggak usak pake teriak kenapa sihh! Pening pala gue" ucap Bulan.
"Lo beneran nggak tau, Mentari itu siapa?" Tanya Lia.
Bulan hanya menggelengkan kepalanya.
"Gini ya Bul... Mentari dan geng nya itu cewek berandalan disini. Mereka selalu buat onar. Apalagi bosnya itu... Mentari s****n yang gayanya sok belagu!" lanjut Lia.
"Tuh cewek, sempat bilang ke gue kalo dia pacarnya Bintang. Beneran?" Tanya Bulan.
"Sumpah tu cewek! Udah tau ditolak Bintang, masih aja juga nggebet. Nggak capek apa" ucap Eksan.
"Bisakah lo cerita dari awal? Jangan cuman buat otak gue pusing dong" sindir Bulan.
"Oke, biar gue sendiri yang cerita" saut Bintang.
"Biar si empu cerita yang bercerita" ledek Nisa.
"Dulu waktu SMP, Mentari memang suka sama gue. Dan dulu gue juga suka sama dia. Gue sama dia memang jadian, tapi hanya seminggu doang. Gue mutusin dia disaat gue lihat dia jalan bareng sama Ketua OSIS. Yaaa... dia nggak terima. Alhasil sampe sekarang dia masih ngejar-ngejar gue sampe ngikutin gue disini" jelas Bintang.
"Ohh... jadi Mentari itu masa lalu lo? Hhfftt... hahahhaha..." ucap Bulan.
"Lah? Lo ngapain ketawa?" Tanya Nisa heran.
"Lucu ajha, ternyata Bintang mau sama Mentari" jawab Bulan masih disertai tawa.
"Anjir -_- " ucap Bintang.
***
Teett... teett... teett...
"Bul, pulang bareng yuk" ajak Bintang.
"Ya udah, kuy. Kita kan searah" jawab Bulan.
'Kita?' Batin Bintang.
"Nih, pake helm nya" ucap Bintang.
Bulan menerima helm yang diberikan Bintang kemudian memakai nya.
"Bin, gue boleh nanya sesuatu nggak?" Tanya Bulan.
"Tanya ajha... siapa juga nggak bolehin" jawab Bintang.
"Lo masih suka sama Mentari?" Tanya Bulan hati-hati.
"Gue masih suka Mentari? Ya enggaklah" jawab Bintang.
"Kenapa tanya kayak gitu?" Lanjutnya.
"Eh.. eng- enggak kok. Habisnya, lo pendiam banget jadi orang. Kayak es batu" elak Bulan.
"Ohh..." ucap Bintang.
"Makasih ya, udah mau nganterin gue sampe rumah" ucap Bulan tersenyum.
"Iya sama-sama" ucap Bintang.
"Hati-hati dijalan" ucap Bulan melambaikan tangannya ke arah Bintang.