Kamar itu sunyi. Sunyi dengan cara yang berbeda dari biasanya. Banyu masuk pelan, menutup pintu di belakangnya tanpa suara, lalu berdiri sejenak di ambang pintu. Matanya menyapu seluruh ruangan, ranjang besar dengan sprei putih yang terlipat rapi, meja kerja di pojok dekat jendela, lemari kayu berwarna gelap. Semua masih sama, tapi entah mengapa terasa kosong. Kosong, karena biasanya ada Bening di sana. Banyu menarik napas dalam-dalam, melepaskan jas kerjanya. Gerakan itu sederhana, tapi entah kenapa terasa berat malam ini. Ia menyampirkannya di sandaran kursi, lalu menaruh tas kerjanya di atas nakas. Suara ritsleting saat ia membuka tas terdengar begitu jelas di ruang yang terlalu senyap itu, seakan-akan membelah keheningan. Tanpa banyak pikir, ia melangkah ke kamar mandi. Butiran air

