Bab 14

1619 Kata

Suasana kamar utama masih lengang. Tirai tipis bergoyang pelan diterpa angin dari jendela yang terbuka sebagian. Sinar matahari pagi menembus masuk, jatuh di wajah Banyu yang masih bersandar di ranjang. Tubuhnya terasa lemah, keringat dingin membasahi pelipis, namun pikirannya tidak sepenuhnya tenang. Telinganya menangkap dengan jelas suara Bening yang baru saja selesai berbicara lewat telepon. Nada suaranya lembut, berbeda dari biasanya yang selalu penuh sarkas atau nada ketus jika bicara dengan dirinya. Kata-kata itu berulang kali terputar di kepala Banyu. Suami. Banyu memejamkan mata sejenak, mencoba menenangkan debaran di dadanya. Ia tidak tahu harus bereaksi bagaimana. Sebagian dirinya ingin menganggap itu sekadar formalitas, sebuah alasan sederhana agar atasannya tidak terlalu ba

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN