Tanpa Judul

1257 Kata
pagi ini aku siap- siap lebih pagi karena aku tidak tau jam berapa ramdan akan datang. aku bersiap dan diam didepan rumahku tak lama ku lihat mobil silver berhenti di depan pagar. "siapa yang parkir mobil sembarangan" pikirku dalam hati. ku lihat dengan ujung mataku tapi teryata ramdan datang dengan membawa mobil aku kaget karena setelah dua kali bertemu dia selalu menggunakan motor. aku beranjak dari tempat dudukku dan mendekat ke arahnya. kulihat senyum dibibirnya dan akupun membalas senyumnya "langsung berangkat ?" tanyanya dan ku jawab dengan anggukan. dia membukakan pintu dan aku langsung masuk. "kenapa bawa mobil?" selidiku penasaran dengan mobil yang dia bawa karena aku tidak berpikir tentang status orang tuanya. "aku tidak mau wanita secantikmu kedinginan karena berangkat sepagi ini" jawabnya tanpa melihatku. "aku sudah biasa " jawabku sambil menyandarkan tubuhku pada jok. "kau sudah sarapan?" tanyanya sambil melirik ke arahku. " belum" jawabku karena memang aku belum sarapan. "kita sarapan bareng" katanya memutuskan. dan aku hanya diam tidak menjawab. sebenarnya ini masih satu jam lagi sampe masuk jam kerjaku jadi aku setuju saja. sampe akhirnya kami sampai di tukang bubur dan menurutku rasanya lumayan. *** pagi-pagi sekali aku sudah siap untuk menjemputnya, dengan berbekal alamat yang alice berikan semalan akhirnya aku sampai di depan rumahnya ku lihat alice tengah duduk sambil memainkan ponselnya. kulihat sekeliling rumahnya dengan rumah dua lantai dan satu mobil hitam terparkir di depan rumahnya rasanya cukup aneh gadis sekelas alice bisa bekerja di sebuah apotek padahal dia kelihatannya orang berada memang apotek tempat dia bekerja pun bukan apotek kecil tapi apotek terbesar dikota ini dengan cabang yang sudah dimana-mana. kuhilangkan semua pikiranku dan aku keluar dari mobilku ku lihat alice menatap kearahku dan setelah melihatku dia beranjak dari tempan duduknya dan menghampiriku. kuberikan senyumanku dan dia membalasnya. ku buka pintu mobil memastikan dia duduk dengan nyaman dan ku tutup lagi setelah dia duduk. sepertinya alice kaget melihatku membawa mobil. hari ini aku terpaksa bawa mobil karena aku juga harus mengganti posisi ayahku dikantor karena dia tugas keluar kota. sebenarnya ini rutinitasku setiap libur kuliah aku akan mengganti posisi ayahku agar aku bertanggung jawab diperusahaan kelak. karena aku libur semester jadi sudah pasti tiga bulan ini aku akan sibuk dengan perusahàan ayahku ini. sebenarnya masih satu jam lagi menuju jam kerja alice aku sengaja menjemputnya lebih pagi supaya kita bisa sarapan dan sedikit mengobrol dengannya terlebih dahulu. ku pesan bubur untuk kita berdua setelah datang alice langsung melahapnya sepertinya dia suka menurutku rasanya memang enak karena ini memang tukang bubur langganan ku. "alice boleh aku bertanya?" celotehku memecah keheningan yang memang dartadi kami hanya terdiam. "boleh katakan saja" alice masih sambil memakan buburnya. " apa kamu sudah punya kekasih?" tanyaku yang memang sudah penasaran sejak awal kami berkenalan. " aaa... ah iya aku punya" jawabnya yang terlihat ragu. "apa pacarmu tidak marah jika kita berdua seperti ini?" ku lihat alice menaruh sendoknya dipiring dan berpikir sejenak. " apa kamu sendiri tidak punya pacar?" tiba-tiba alice bertanya tanpa menjawab pertanyaanku. "sebenarnya aku punya hanya dua hari lalu aku baru putus dengannya" jawabku jujur. "apa kau mendekatiku karena kamu baru saja putus dengan pacarmu sehingga kamu memutuskan mencari penggantinya sebagai pelarianmu?" tanyanya panjang lebar dan baru kali ini aku mendengar dia bicara begitu banyak. "tidak seperti itu aku memang sudah lama ingi putus karena sikapnya yang kadang menyiksaku. tapi aku melihatmu yang tiba-tiba aku tertarik padamu" jawabku jujur. tapi dia tidak menjawab dan memilih menghabiskan buburnya dan memintaku segera mengantarkannya ke apotek. " selamat bekerja nya nanti pulangnya aku jemput " ujarku dan lagi lagi dia tidak menjawab hanya memberikan aggukan dan bergegas berlari menuju apotek. *** aku tidak tau kenapa tapi rasanya aku senang mendengar ramdan tidak punya pacar sehingga aku tidak akan dibilang merebut pacar orang. tapi ketika ramdan bertanya aku punya pacar atau tidak aku merasa bersalah pada rama karena aku sekarang sedang sarapan dengan orang lain yang secara tidak langsung bilang kalau dia tertarik padaku. rasanya kepalaku bingung harus seperti apa menanggapi semua ini. aku tidak mungkin meninggalkan rama tanpa sebab itu pasti membuatnya terluka sedang rama tidak pernah marah walau aku membuat kesalahan dia terlalu sabar menurutku. kujalanai rutinitasku di apotek sesekali ku balas pesan rama dan ramdan keduanya selalu perhatian kepadaku mengingatkanku makan, shalat dan memberi perhatian lebih. entah kenapa aku malah lebih sering membalas pesan ramdan daripada pesan rama. apa aku mulai terbiasa dengan ramdan ah aku tidak tau. jam pulang kerja ahkirnya tiba tapi aku tidak juga melihat ramdan hingga akhirnya aku memeutuskan untuk memesan ojek online. tapu baru sebentar aku naik tiba-tiba suara klason dari belakang motor membuatku menutup telinga dan membuat abang ojolku menepi dan teryata itu ramdan"kenapa kau tidak menungguku, ayo aku antar pulang!"perintahnya dan aku menggeleng "tidak biar aku lanjutan kamu tidak perlu mengantarku aku bisa pulang sendiri" jawabku ragu "ayo turun"membuatku sedikit malu pada tukang ojek itu namun ketika aku akan membayar ramdan malah membayarnya. "kenapa kamu lakukan itu, aku masih mampu untuk membayar sendiri" ledekku sambil masuk kedalam mobil tanpa menoleh pada ramdan. ramdanpun mengikuti masuk kedalam mobil dan melajukan mobilnya. " maaf aku terlambat aku ada meeting mendadak dan tidak bisa ditunda" keluhnya memecah keheningan. aku sekarang tau teryata ramdan kerja padahal yang aku tau dia juga masih kuliah dan itu membuatku kaget jarang sekali seorang mau kuliah sambil kerja. " metting? " tanyaku heran. "iya aku mengurusi perusahaan orang tuaku jika sedang cuti kuliah seperti ini. katanya sih untuk latihan agar saat lulus kuliah ayahku bisa pensiun dengan cepat" jawabnya tanpa melepas tatapan dari kemudi. dan kini aku tau kalau dia menjalankan perusahaan orang tuanya. sepertinya aku mulai tertarik padanya. karena teryata dia sepeeti pria yang bertanggung jawab. " kita jalan- jalan bagaimana?" tanyanya dan aku mengernyit bingung. "tapi aku sangat lengket dan ingin mandi. bagaimana kalau nanti malam saja" jawabku karena aku memang sudah tidak nyaman dengan badanku. " baiklah aku akan menjemputmu lagi nanti" jawabnya antusias. setelah beberapa lama mengobrol akhirnya kita sampai di depan rumahku dan aku turun. " jangan lupa nanti aku jemput"ujarnya seranya membuka kaca mobil. ku balas dengan anggukan dan langsung melenggang ke dalan rumah. *** hari ini aku terlambat pulang karena tiba-tiba ada metting dadakan dari klien dan aku tidak bisa menolaknya. aku memang tidak memberi tahu aku alice aku telambat karena aku terburu-buru takut terlambat setelah metting tadi. ku datangi apotek alice dan ku lihat emi yang mau pulang juga dan menanyakannya" apakah alice masih didalam"tanyaku. "dia baru saja pulang dengan ojek online cobalah susul karena mungkin belum terlalu jauh" jawabnya dan langsung aku bergegas masuk lagi dalam mobil sambil berteriah mengucapkan terima kasih pada emi. tidak jauh dari apotek ku lihat punggung alice ku klasoni dia tapi alice malah menutup telinga dan untungya mas ojolnya mau menghentikan laju motornya. setelah bernego akhirnya alice mau turun dari motor ojol itu dan tanpa basa-basi dia masuk ke mobilku kulihat dia tampak malu dan sedikit marah sehingga aku jelaskan kalo aku harus meeting dan dia tidak melanjutkan acara ngambeknya itu. ku ajak dia jalan walau dengan ragu karena mengingat tadi pagi dia bilang bahwa dia memiliki kekasih dan itu membuatku kecewa padahal aku mulai menaruh hati padanya. tapi yang aku lihat tidak ada penolakan darinya saat aku mengajak jalan seakan dia mengijinkanku mengenalnya lebih dekat. aku sendiri tidak mengerti kenapa aku masih saja berusaha mendekatinya walau dia berkata jujur tentang dia punya kekasih aku sendiri kagum karena dia tidak menutupinya dan malah jujur padaku walau dia sedikit marah karena aku bilang aku baru saja putus sepertinya dia takut namanya akan jadi buruk dan aku akan sedikit mengorek tentangnya nanti malam.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN