kencan pertama

1141 Kata
ku datangi rumah alice dengan penuh semangat, entah kenapa aku ingin sekali mengenal dia lebih jauh bahkan aku tidak peduli dengan kata-katanya yang dia bilang kalau dia punya pacar. aku parkirkan mobil di depan pintu tapi alice tak kunjung keluar di telpon pun dia tak menjawab lalu kuputuskan untuk membuka pagar dan memencet bel rumahnya setelah beberapa lama alice membuka pintu dengan menggunakan bathrobe dan berhasil membuatku tegang melihatnya dengan rambut yang disanggul handuk terlihat begitu sexy untuku" ah maaf aku ketiduran dan baru selesai mandi tunggu sebentar ya aku siap-siap dulu ,duduklah dulu" titahnya dan dia sendiri kembali ke kamar akupun duduk diruang tamu dan melihat sekeliling teryata rumahnya sangat sepi sepertinya alice tinggal sendiri. " alice apa kau tinggal sendiri dirumah?" dengan nada sedikit berteriak karena ruang tamu dan kamar yang tdi dimasuki alice berdekatan. "iya" jawabnya singkat dan tak lama dia keluar dari kamar dengan menggunakan baju kaos santai dan celana jeans panjang rambut panjang yang ia gerai dan ia simpat jepit kecil dirambutnya gaya yang aku tak pernah menyangka dengan setelan sederhana tapi dia nampak begitu cantik. aku sendiri baru melihatnya dengan gaya yang seperti itu karena biasanya dia selalu menggunakan baju kerjanya dan itu sangat formal." ayo berangkat " ucapnya dan berhasil membuyarkan lamunanku. " mau kemana ?"tanyaku dan dijawab dengan gelengan. kami pun menaiki mobil dan melaju memecah malam "aku lapar bagaimana kalau kita makan malam? kau sudah makan?" tanyaku karena ku lihat daritadi alice hanya memainkan ponselnya dan itu membuatku penasaran dengan apa yang dia lakukan. " iya boleh aku ikut saja" ujarnya dan dia menyimpan ponselnya. "kenapa? apa pacarnya terus saja menghubungimu dan bertanya kamu dimana?." kulihat alice menatapku dan menghela napas. "sudahlah jangan urusi aku kamu sendiri aku bisa dianggap pelakor kalo sampai pacarmu melihat kita berdua seperti ini" jawabnya cemberut dan membuatku terkekeh geli. "ini lihatlah" kuberikan ponselku padanya. "apa?" tanyanya kebingungan "bacalah disana ada chat aku dan kekasihku dan aku sudah bilang padamu bahwa aku sudah putus" dia melirikku tapi tak sedikitpun memegang ponselku. " terserah saja aku tidak seposesif itu" dan dia malah melihay keluar jendela. akhirnya kita sampai di tempat makan hari ini aku memilih restoran jepang dengan private room, aku ingin memberikan yang terbaik pada alice karena sepertinya aku tidak mau mengecewakannya melihatnya sangat cuek malah membuatku semakin mantap untuk bisa mendapatkannya. aku juga memang menghindari diri supaya tidak bertemu ruby karena beberapa hari ini dia terus saja menghubungiku untuk minta balikan dan rasanya luar biasa. karena setiap kali bertengkar akulah yang selalu memohon cinta padanya tapi karena ada alice aku sedikit membiarkan ruby dan sekarang berbalik dia yang mencariku, aku tidak mau kalau sampai bertemu dia dan membuat acara makan malamku gagal. *** "ya ampun aku ketiduran ini jam berapa pasti ramdan sebentar lagi menjemputku" umpatku dan bergegas ke kamar mandi. setelah ditelpon rama dan mengobrol malah ketiduran ini membuatku kalang kabut mandipun ala kilat yang penting badanku segar. baru selesai mandi ku dengar suara bel berbunyi "ah itu pasti ramdan" dan aku bergegas membuka pintu dengan masih memakai jubah mandiku. kusuruh dia masuk dan kupersilahkan duduk. setelah sampai kamar aku lupa teryata aku masih memakai jubah mandiku dan aku menemui lelaki kalo ibuku tau dia pasti memakiku. ku cari baju yang sedikit membuatku bingung " kenapa harus bingung lebih baik ku pakai baju yang biasa saja lagian aku tidak tau mau kemana" umpatku sambil ku tarik celana jeans dan kaos ku gerai rambutku dan ku sematkan jepit agar tidak menggangu pandanganku. aku keluar kamar dan mengajaknya berangkat aku tidak mau kemalaman. beberapa kali rama mengirimiku pesan dan itu membuatku melupakan kalau ada ramdan disampingku aku sendiri benci ketika harus membahas rama karena aku selalu bingung menjelaskannya aku tidak menyukainya sehingga aku tidak suka ada yang mengurusi hubunganku semakin sedikit yang tau semakin bagus pikirku. kusimpan ponselku setelah ramdan membuyarkan lamunanku. aku semakin bingung tiba-tiba ramdan memberikan ponselnya setelah aku bilang bahwa aku tidak mau dibilang pelakor. aku sendiri bukan tipe wanita yang hobi melihat ponsel orang aku tidak pernah bertindak selncang itu. tak lama kamipun sampai di restoran jepang aku sendiri kaget kenapa ramdan harus memesan private room bukankah itu berlebihan karena daripada buang uang untuk bayar ruangan lebih baik beli makanan sepuasnya . tak lama pelayan pun datang dan kamipun memesan makanan ramdan duduk didepanku tapi aku lebih suka tidak menatapnya. " kau tau alice kau selalu mendesah setiap kali aku membahas kekasihmu" dan itu sontak membuatku kaget apakah begitu terlihat olehnya kalau aku benci menbahas rama. "aku tidak pernah menyukai kekasihku" jawabku jujur dan baru kali ini aku berani mengutarakan isi hatiku. " lalu kenapa kau bisa bersamanya" ku menatap kearhnya ada sedikit keraguan untuku menjawab " aku terpaksa waktu itu aku diselingkuhi dan aku tidak mau kalah sehingga aku menerima rama ketika menyatakan cinta ku kira aku bisa mencintainya seiring berjalanya waktu tetapi teryata setelah 3 bulan bersmanya aku tak juga merasakan rasa itu. itu membuatku merasa bersalah sehingga aku enggan membahas tentang dirinya" akhirnya aku menceritakan pula pada ramdan dan itu membuat sesak di dadaku sedikit berkurang " kenapa kamu tidak memutuskannya?" jawab ramdan " aku kasihan padanya dan aku juga tidak pernah punya alasan untuk memutuskannya karena dia sangat baik padaku bahkan dia tidak pernah marah walau kadang aku sengaja membuat kesalahan." jawabku panjang lebar. tak lama makananpun datang dan kami memilih untuk menghabiskan makanan kami tanpa banyak bicara. *** aku tau alasan alice selalu saja tidak pernah membahas kekasihnya karena dia tidak pernah ada perasaan dan aku spertinya juga akan sulit jika berada diposisinya. namun peryataannya kali ini membuat hatiku begitu berbunga karena aku punya kesempatan untuk bisa mendapatkannya walaupun dengan merebutnya dari kekasihnya. kejam memang tapi aku akan berusaha mendapatkanya secara adil dengan caraku mengambil hatinya. akhirnya kami menghabiskan makanan kami dan aku mengajak alice untuk berjalan-jalan memutari kota menggunakan mobil sambil menunggu malam. "alice sepertinya aku menyukaimu. kamu mau jadi pacarku?" entah apa yang aku pikirkan hingga aku asal bicara tanpa memikirkan imbasnya. "apa kamu gila ramdan. akukan sudah bilang aku punya kekasih" jawabnya sedikit kaget. "aku tau alice aku siap menunggumu jika kamu perlu waktu untuk melepaskannya" jawabku meyakinkannya. " kamu tau ramdan jika aku bisa aku sudah memutuskannya sejak awal tapi dia sangat baik dan aku selalu bingung untuk melepaskannya." kulihat wajahnya yang berubah murung. " tidak apa alice ku siap menjadi yang kedua dan aku siap menunggumu." tak ada jawaban darinya hanya pandangan kosong yang ku lihat. " ramdan sebaiknya aku pulang dan aku belum bisa memberi keputusan apapun padamu karena aku tidak bisa memastikan apa-apa, jujur saja aku juga sedikit menaruh perasaan padamu" tiba-tiba memecah kesunyian. " tidak apa alice aku akan menunggumu hingga kamu siap, mulai besok aku akan setiap hari mengantar dan menjemputmu. jadi kami jangan berangkat atau pulang tanpa aku" kuberi senyuman padanya agar dia tidak terbebani. " terima kasih ramdan aku akan memikirkannya." jawabnya dan dia masih fokus kejalanan.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN