Change in You

4905 Kata
Yao Wang tidak tahu apa alasan Nadia benar-benar tidak ingin membicarakan mengenai traumanya kepada Nikolai. Nikolai seharusnya menjadi orang pertama yang tahu tentang keadaan dirinya baik fisik maupun psikis. Setiap Yao Wang menanyakan mengapa, Nadia hanya menjawab bahwa ia tidak ingin membuat Nikolai khawatir. Yao Wang rasa, alasan itu kurang kuat untuk menjadi tameng Nadia mengapa ia tidak mengatakan mengenai traumanya. Yao Wang melihat dengan jelas bagaimana tersiksanya Nadia ketika trauma itu mulai teringat. Ia bergetar hebat, tanpa sadar menangis, dan napasnya pun tidak beraturan. Yao Wang mungkin tidak tahu apapun mengenai gangguan psikis seseorang, tetapi melihat bagaimana Nadia begitu tersiksa ketika mengalaminya membuat banyak pertanyaan bercokol di kepala Yao Wang mengenai alasan sebenarnya mengapa Nadia enggan orang lain tahu. Jika dipikirkan, Nikolai bahkan bukan 'orang lain' karena dia adalah Kakak Nadia. "Nona Nadia, apakah tidak sebaiknya anda mengatakan yang sebenarnya kepada Tuan Nikolai?" Nadia menggeleng keras. "Jangan katakan apapun mengenai hal ini, jika kau berani mengatakannya, aku akan membencimu selamanya." Yao Wang tercekat. Ia tidak pernah mendengar Nadia mengatakan kebencian kepadanya. Ia sudah terlalu terbiasa dengan Nadia yang menyatakan cinta kepadanya. Kebencian rasanya terlalu keras untuk dikatakan oleh Nadia. Yao Wang tidak berniat mengatakan bahwa ia terlalu percaya diri mengenai perasaan Nadia. Bahkan hingga sekarang pun, Yao Wang masih tidak benar-benar percaya dengan rasa cinta Nadia. Jika Nadia berani mengatakan tentang kebencian kepada Yao Wang, berarti apa yang dikatakan gadis itu mengenai menyimpan traumanya untuk diri sendiri adalah kebenaran. "Nona Nadia..." "Aku tidak ingin membahas itu lagi." "Mohon maaf, Nona Nadia." Nadia tampak tertekan dalam beberapa hal, dan Yao Wang sama sekali tidak mengerti mengapa Nadia malah berusaha menyimpan segalanya untuk diri sendiri. Seandainya Yao Wang tidak keluar paling terakhir, dan Nadia sadar bahwa Yao Wang masih ada di sana, mungkin Nadia tidak akan terpaksa mengatakan yang sebenarnya. Ah, bahkan Yao Wang masih terlalu jauh dalam memahami apa maksudnya. Jujur saja, yang Yao Wang ketahui hanya sebatas bahwa Nadia trauma dengan apa yang dilakukan Liu Yantsui sebelumnya. Yao Wang tidak tahu secara detail apa yang terjadi ketika Nadia dicúlik, namun yang pasti gadis itu mengalami siksaan yang keji. Yao Wang tahu Nadia benci terlihat lemah. Itu pula lah yang terkadang membuatnya bertindak tanpa berpikir bahwa risiko yang akan ditanggung olehnya begitu besar. Pertama kali ia dibawa ke Hong Kong oleh bawahan Liu Yantsui, Nadia hanya berusaha melindungi teman-temannya. Yang berikutnya pun tak jauh berbeda. Nadia tidak ingin teman-teman di sekolahnya yang tidak tahu apa-apa menjadi korban. Maka dia dengan terpaksa mengikuti orang-orang itu dan kembali ke Hong Kong. Idenya memisahkan kehidupan sekolah dengan jati dirinya yang sebenarnya membuat Nadia memiliki tanggung jawab besar untuk terus melindungi teman-temannya yang tidak tahu apa-apa. Trauma berbeda dengan penyakit biasa. Kesehatan psikis sangat berpengaruh pada seseorang untuk ke depannya. Jika Nadia terus menyimpan rasa traumanya tanpa bisa diobati perlahan-lahan, gadis itu akan kesusahan ke depannya. Mengatakan kepada Nikolai bahwa Nadia mengalami trauma berat pasca pencúlikan itu juga tidak akan membuatnya dianggap lemah. Nikolai adalah Kakaknya, dan Yao Wang tahu bahwa pria itu menyayangi Nadia lebih dari dirinya sendiri. Yao Wang berusaha membujuk Nadia, namun ia bisa apa? Pengawal seperti dirinya yang bahkan bukan bagian dari Bratva tidak bisa memaksa Nadia. Apalagi gadis itu telah mengancam akan membenci Yao Wang jika sampai ia bicara. Yao Wang tidak tahu mengapa ia merasa sedikit sakit hati ketika Nadia mengancam akan membencinya. Karena perasaan sekilas itu pula lah Yao Wang mengurungkan niatnya untuk memberi tahu Nikolai mengenai keadaan trauma Nadia. Nadia menarik napas dalam-dalam. Ia berkali-kali mengusap dadanya sembari menggumamkan sesuatu yang tidak bisa didengar Yao Wang. Sementara gadis itu masih sibuk berusaha menenangkan dirinya, Yao Wang tidak bisa berhenti memperhatikan segalanya. Yao Wang tidak tahu mengapa ia begitu ingin menjelaskan semua yang ia tahu kepada Nikolai. Ia seharusnya sudah tidak perlu ikut campur lagi saat Nadia bilang ia tidak ingin membicarakan traumanya itu. Tetapi melihat Nadia yang selalu tertawa lebar dan bersikap konyol mendadak pucat pasi dan tampak ketakutan sembari menangis benar-benar meruntuhkan pertahanan Yao Wang. Perubahan yang begitu drastis tersebut menganggu Yao Wang. Nadia menampilkan ekspresi ceria di hadapan semua orang, sementara ketika sendirian ia tampak hancur. "Adakah yang bisa saya lakukan untuk membantu anda, Nona Nadia?" Nadia melirik Yao Wang kemudian menggeleng. "Aku baik-baik saja, kau bisa keluar." "Anda yakin, Nona Nadia?" "Hm." Yao Wang menatap Nadia sebelum ia keluar dari ruangannya. "Panggil saja saya jika anda butuh bantuan, Nona Nadia." Nadia merosot jatuh ke kasurnya ketika Yao Wang telah benar-benar keluar dari ruangannya. Ia berusaha keras untuk bertahan dan membuat dirinya seolah-olah tetap kuat di hadapan pria itu. Nadia trauma, ya. Dia memang mengalami trauma sejak pencúlikan yang dilakukan Liu Yantsui. Ada hal lain yang dilakukan mereka kepada Nadia, yang ia sendiri tidak bisa katakan kepada siapa pun. Jujur saja, ia merasa benar-benar kecewa karena Yao Wang mengetahui kelemahannya. Nadia berusaha keras bertahan untuk menutupi segalanya, dan dari sekian banyak orang, mengapa harus Yao Wang yang mengetahui traumanya? Nadia tidak ingin orang-orang di Bratva mengetahui traumanya. Siapa pun, bahkan Lin Xianming yang merupakan satu-satunya teman wanita yang dekat dengannya karena Nadia benci dengan apa yang terjadi hari itu. ** Yao Wang merasa bertanggungjawab atas Nadia sejak ia secara tidak sengaja mengetahui bahwa gadis itu mengalami trauma dari dua kali dia disekap oleh Liu Yantsui. Yao Wang juga merasa bersalah karena berusaha ikut campur pada keputusan Nadia yang tidak ingin membeberkan masalahnya kepada Kakaknya sendiri. Dengan kata lain, Yao Wang adalah satu-satunya orang yang mengetahui tentang trauma itu meski secara detail ia tidak mengetahui masalahnya karena Nadia juga enggan membicarakan itu. Melihat dari luka-luka Nadia, Yao Wang merasa sangat wajar jika gadis muda itu trauma. Ia mengalami kekerasan yang tidak biasa. Jauh dari kata manusiawi. Meski Nadia sejak lahir hidup dalam lingkungan keluarga mafia, itu semua tidak mengubah fakta bahwa ia tetaplah gadis muda biasa, yang memiliki rasa takut dan kecemasan dalam dirinya. Entahlah, Yao Wang hanya merasa perlu menjaga gadis itu agar orang lain tidak mengetahui traumanya. Ketika Slava hendak mengantarkan beberapa obat untuk Nadia, Yao Wang secara langsung meminta agar ia yang mengantarkan obat-obat itu. Slava sampai keheranan dengan perubahan yang terjadi dari Yao Wang. Bukan rahasia lagi di markas Bratva jika Nadia sangat menyukai tangan kanan Dragon's Claws sejak lama. Bukan rahasia pula jika yang bersangkutan menolak Nadia dan sering mengabaikannya meski tahu bahwa Nadia adalah Puteri keluarga Grigorev. Entah Slava harus bingung atau senang ketika melihat perubahan pada diri Yao Wang dan melihat dirinya lebih perhatian kepada Nadia. "Kau yakin Yao?" Yao Wang mengangguk. "Ya, Tuan Slava. Untuk ke depannya, selama saya tidak memiliki tugas keluar markas Bratva, biarkan saya yang melayani Nona Nadia." Slava mengernyit bingung. Jelas sekali ia sangat-sangat tidak paham apa motivasi di balik tindakan Yao Wang yang mendadak perhatian kepada Nadia. "Katakan Yao, kenapa kau tiba-tiba berubah? Atau kau memiliki tujuan tertentu dengan mendekati Nona Nadia karena kau tahu bahwa Nona Nadia menyukaimu?" Yao Wang menggeleng. "Saya tidak memiliki tujuan apapun. Saya hanya ingin sedikit memperhatikan Nona Nadia. Saya rasa selama ini saya cukup keras kepadanya. Padahal Nona Nadia..." Yao Wang menggantung kalimatnya. Ia sendiri masih tidak yakin dengan 'suka' yang selalu dikatakan Nadia kepadanya. "—menyukaimu?" Sambung Slava cepat. Pria itu tertawa kecil. "Kau sudah luluh dengan perasannya atau bagaimana?" "Itu..." Slava mengibaskan telapak tangannya. "Sudahlah, aku hanya bercanda. Baiklah jika itu yang kau mau. Kau akan melayani keperluan Nona Nadia selama ia sakit. Terus laporkan apapun yang aneh dari Nona Nadia kepadaku, aku akan langsung menyampaikannya kepada Tuan Nikolai." Yao Wang mengangguk meski ia tidak berjanji akan melaporkan segalanya. Satu kebohongan sudah tercipta dengan ia yang tidak mengatakan bahwa tujuannya adalah menjaga Nadia agar gadis itu tetap bisa menyimpan traumanya tanpa diketahui oleh orang-orang di markas. Yao Wang juga belum tahu pasti bagaimana Nadia merasa trauma atau siksaan mana yang benar-benar membuatnya trauma. Yao Wang tidak terlalu ingin tahu. Ia tidak terbiasa mencampuri urusan orang lain. Saat ini, ia hanya perlu menjaga gadis itu. Butuh banyak waktu untuk membuat Nadia sembuh dari luka-lukanya. Selama dua minggu penuh Nadia hanya berbaring di atas ranjangnya dan Yao Wang membantu melayani setiap kebutuhan yang diperlukan. Diam-diam, bahkan Yao Wang mengawasi kamar Nadia ketika malam tiba. Yao Wang berkali-kali mendengar suara tangis pelan Nadia dari dalam kamarnya ketika Yao Wang berdiri diam di balik pintu. Suara Nadia benar-benar terdengar menyakitkan seperti seseorang yang menahan rasa sakit sangat lama dan tidak bisa mengungkapkannya. Tidak ada yang bisa Yao Wang lakukan selain mendengarkannya. Ia tidak memiliki hak untuk ikut campur lebih dalam mengenai hal ini, karena itulah Yao Wang hanya bisa berusaha melayani kebutuhan Nadia dengan baik sampai gadis itu benar-benar sembuh. Di hari kelima belas, Nadia kembali ke dirinya yang biasa meski beberapa luka masih harus dirawat dengan intensif. Dokter yang menangani luka-luka Nadia mengatakan jika fisik Nadia sudah cukup pulih untuk melakukan aktivitas sehari-harinya. Nadia mengatakan jika ia ingin kembali ke sekolah namun Nikolai melarangnya dan baru memperbolehkannya esok hari. Markas Bratva benar-benar sepi hari itu karena nyaris seluruh anggota Bratva yang berada di markas memiliki tugas mendadak. Liu Jia Li dan Nikolai juga pergi mengurus beberapa kerja sama untuk mengambil alih Dragon’s Claws dari tangan Liu Yantsui, secara otomatis Liu Tao harus ikut. Slava dan beberapa orang lainnya mengurus wilayah dagang di luar kota. Praktis, yang tersisa hanya Nadia, Yao Wang, dan beberapa orang Bratva dan Dragon’s Claws yang tidak memiliki pekerjaan. Beberapa orang yang tidak memiliki pekerjaan tersebut berlatih menembak di halaman belakang markas, dan Nadia hanya diam di kamarnya tanpa hal menarik untuk dilakukan. Nadia mengerakkan lengannya, tersenyum kecil ketika merasa bahwa tidak lagi ada rasa nyeri di sana. Ia segera mengganti pakaiannya dengan pakaian yang biasa ia gunakan untuk berlatih dengan para anggota Bratva dan mendatangi para bawahan Kakaknya. “Rodion, ayo berlatih denganku!” Seru Nadia. Rodion yang sedang mengelap pistol di halaman belakang menghentikan kegiatannya dan mendongak menatap Nadia. “Anda baru saja sembuh, Nona Nadia. Seharusnya anda lebih banyak beristirahat.” Nadia mendecak. “Ayolah Rodion, aku sudah dua minggu hanya berbaring di atas ranjang. Bisa-bisa seluruh kemampuanku lenyap karena aku tidak berlatih.” Rodion tertawa. “Anda sudah sangat mahir, Nona Nadia. Kemampuan itu tidak akan hilang hanya karena anda sakit selama dua minggu.” Nadia mengerucutkan bibirnya. Beberapa anggota lain yang beristirahat dari latihan menyapa Nadia dan menanyakan keadaannya. Nadia menarik lengan Rodion, memaksanya untuk berlatih meski pria itu ragu-ragu menerima tawaran Nadia. Sebenarnya, tidak ada dari anggota Bratva yang ragu untuk berlatih dengan Nadia karena gadis itu sudah terlatih sejak kecil. Namun dalam kondisi saat ini, mereka ngeri jika tidak sengaja menyakiti Nadia. Nikolai bisa marah besar. “Nona Nadia, kita tunda latihannya okay? Tuan Nikolai bisa marah jika tahu anda berlatih.” “Tapi Nikolai sedang ada urusan sampai tiga hari ke depan. Lagipula, aku bukan pengadu yang akan menangis hanya karena kau memukulku.” Rodion tahu itu. Nadia terlatih sejak kecil dan bukan anak cengeng yang suka mengadu. Bahkan gadis itu sering sekali membela anggota Bratva ketika Nikolai marah-marah. Intinya, justru karena mereka menyayangi Nadia sehingga mereka tidak ingin Nadia terluka. “Kumohon Rodion, hanya latihan singkat saja untuk melemaskan tubuhku yang kaku, setelahnya aku akan kembali beristirahat. Okay?” Rodion mengangguk. Mereka segera berganti dengan pakaian judo dan bersiap pada posisi masing-masing. Rodion benar-benar harus menahan dirinya untuk tidak menyakiti Nadia. Di beberapa kesempatan, ketika Rodion ingin melakukan kuncian dan membuat Nadia tumbang kemudian menggunakan hal tersebut untuk alasan agar Nadia segera beristirahat. Pria dewasa itu segera menjatuhkan Nadia dan membuatnya berada di lantai untuk melakukan kuncian bahu. “Anda kalah, Nona Nadia. Sekarang—“ Rodion melebarkan matanya. Dalam situasi seperti saat ini, biasanya Nadia akan tertawa dan berusaha melawan. Namun tidak, gadis itu malah terpaku dengan pandangan horor seolah melihat wajah Rodion yang mengunci kedua bahunya sama dengan melihat wajah menyeramkan Rusalki. “Nona Nadia? Anda kenapa?” Rodion mulai panik ketika melihat tubuh Nadia bergetar ketakutan. Bibir Nadia bergetar pelan. “Tolong jangan sakiti aku.” Desisnya pelan. Rodion buru-buru melepaskan Nadia ketika melihat gadis itu mulai tampak ingin menangis. Semua orang yang berada di sana terkejut bukan main. Tidak lama setelahnya, Yao Wang berlari datang dan langsung memeluk Nadia, berusaha menenggelamkan wajahnya agar yang lain tidak melihat ekspresi Nadia. Yao Wang menatap seluruh orang yang ada di ruangan dengan ekspresi serius. “Apapun yang terjadi dengan Nona Nadia saat ini, tolong jangan sampai Tuan Nikolai tahu.” Rodion segera membantu menaikkan tubuh Nadia ke punggung Yao Wang. Pria itu benar-benar merasa bersalah dan berusaha untuk meminta maaf kepada Nadia. Yao Wang berusaha menjelaskan bahwa Nadia hanya merasa sedikit terbayang dengan apa yang terjadi di Hong Kong sebelumnya dan Rodion tidak salah apapun. Yao Wang juga meminta Rodion untuk menegaskan kembali kepada yang lainnya bahwa apa yang terjadi hari ini benar-benar harus dirahasiakan dari Nikolai. Yao Wang segera membawa tubuh Nadia yang lemas dan terus bergetar ke kamarnya. Ia langsung mengunci pintu kamar dan menempatkan tubuh Nadia di atas ranjang. Gadis itu benar-benar tampak ketakutan dan tidak fokus. “Nona Nadia? Apakah anda mendengar saya?” Yao Wang mengusap peluh di sekitar pelipis Nadia dan menyibak beberapa rambutnya yang lengket di wajah. Nadia mengangguk. Ia tidak menangis, tetapi Yao Wang tahu bahwa ekspresi Nadia mengisyaratkan bahwa ia benar-benar ingin menangis saat ini. Yao Wang benci tidak tahu apa-apa. Ia hanya berusaha menghibur Nadia tanpa tahu bagaimana sebenarnya yang dirasakan oleh gadis itu. Ketidaktahuan itu membuat Yao Wang kesulitan dalam menempatkan dirinya kepada Nadia. Trauma seseorang selalu menjadi persoalan yang besar. Jujur saja, Yao Wang takut tindakannya menyakiti hati Nadia tanpa sadar dan membuat traumanya semakin parah karena ia tidak tahu apa-apa. “Nona Nadia, anda tidak bisa seperti ini terus, anda harus menjelaskan segalanya.” Bujuk Yao Wang. Nadia melirik Yao Wang dengan pandangan terluka. “Jujur saja, aku malu Yao Wang. Aku berniat merahasiakan ini sampai aku mati karena aku merasa tidak perlu mengatakannya.” Yao Wang mengusap bahu Nadia pelan. “Menyimpannya sendiri juga bukan ide yang baik, Nona Nadia. Anda merasakan sendiri bagaimana trauma itu terus menghantui anda.” Nadia tersenyum nanar. “Kau ingat mengapa aku selalu meminta kepada dokter untuk hanya memeriksa tubuh bagian luar saja dengan alasan aku malu?” Yao Wang mengangguk. Nadia memang selalu meminta seperti itu, dan selama ini Yao Wang juga berpikir bahwa alasan tersebut karena Nadia masih seorang gadis remaja. Nikolai bisa memanggilkan dokter perempuan untuknya, tetapi butuh waktu lama untuk mendapatkan dokter yang bisa dipercaya untuk datang ke markas Bratva. Nadia adalah adik Nikolai, dan tentu saja permintaannya adalah sebuah perintah untuk siapa pun di markas Bratva. Nadia meremat ujung pakaiannya. “Saat di Hong Kong, si brengsék ini melakukan sesuatu padaku. Liu Yantsui…” Nadia berusaha keras mengatur napasnya. Bagian dadanya terasa sesak hanya dengan menyebutkan nama orang itu. “… Aku melihatnya dengan jelas bagaimana dia melakukan hal menjijikkan itu. Aku benar-benar terbiasa dengan kekerasan, pukulan bukanlah hal yang baru bagiku, bahkan cekikan rantai panas itu tak lebih menyakitkan dari hal lain yang dilakukannya. Meski aku memohon padanya dan memintanya menyiksaku sampai mati, dia tetap tidak berhenti. Ingatan itu masih begitu nyata. Aku benar-benar kesulitan untuk tidur karena wajahnya selalu muncul ketika aku memejamkan mata. Tempat itu kotor sekali. Itu sangat mengerikan. Aku benar-benar jijik, aku kesakitan, aku sulit bernapas, rasanya aku lebih baik mati. Dia terus meraba tubuhku meski aku memohon untuk berhenti, dan dia menelanjangiku—“ Yao Wang langsung menarik tubuh Nadia dalam pelukannya. “Sudah cukup, Nona Nadia, anda tidak perlu meneruskannya. Tolong maafkan saya.” Nadia benar-benar tidak bisa menahan air matanya lagi. “Mengapa kau minta maaf? Ini bukan salahmu.” Nadia menangis sesenggukan di bahu Yao Wang, seolah ia benar-benar menumpahkan rasa sakitnya selama ini. “Aku membencinya, aku benar-benar membenci orang itu. Aku ingin membunuhnya dengan tanganku sendiri.” Racau Nadia di bahu Yao Wang. Yao Wang mengusap punggung Nadia dengan lembut. Ia bisa merasakan dengan jelas bagaimana tubuh Nadia bergetar, juga jantungnya yang berdetak sangat cepat. Dari sekian banyak penyebab yang bisa membuat Nadia menangis, Yao Wang tidak menyangka ia harus mendengar pengakuan menyakitkan itu dari Nadia. Gadis itu, yang selalu tertawa riang dan membuat suasana markas Bratva menjadi hidup seperti rumah pada umumnya menyimpan luka mendalam yang tidak mau ia sebutkan. Yao Wang tahu Liu Yantsui akan mati dengan sangat menyakitkan jika sampai Nikolai mendengar semua pengakuan ini, tetapi Nadia tetap tidak mau mengatakannya dan berharap suatu hari ia bisa membunuh Liu Yantsui dengan tangannya sendiri. Nadia itu, meski sejak lahir hidup di lingkungan keluarga mafia dan terbiasa melihat kekerasan, ia tetap tidak semudah itu mengatakan tentang pembunuhán. Setidaknya, selama Yao Wang mengenal Nadia, ini adalah pertama kalinya ia mendengar Nadia mengatakan hal itu. Yao Wang tahu bahwa Liu Yantsui sangat brengsék. Ia tidak bisa menyebutkan lebih detail lagi karena hal itu hanya akan membuatnya tidak berhenti bicara saking banyaknya daftar kebrengsekan Liu Yantsui. Yao Wang sudah sangat mengenal bagaimana karakter menjijikkan Liu Yantsui sejak lama. Pria itu, bahkan pernah nyaris melecehkan Liu Jia Li. Sudah tak terhitung banyaknya skandal yang dia perbuat selama masih berada di markas Dragon’s Claws. Itu jugalah yang membuatnya tidak mendapatkan Dragon’s Claws meski ia adalah anak kandung keluarga Liu sementara Liu Jia Li hanyalah anak angkat. Liu Yantsui bahkan menelantarkan puteranya yang sejak bayi dirawat oleh Liu Jia Li seperti puteranya sendiri. Yao Wang sangat tahu betapa biadabnya pria itu, namun ia tidak menyangka jika kebiadaban Liu Yantsui begitu parah hingga ia berani melecehkan seorang gadis delapan belas tahun. Nadia melepaskan diri dari pelukan Yao Wang, ia berusaha menghapus jejak air mata di wajahnya. Gadis itu menunduk dalam, membuat wajahnya tertutupi oleh rambut pirangnya. Yao Wang memberanikan diri menyibak rambut pirang Nadia dan menyelipkannya ke daun telinga gadis itu. Sungguh,Yao Wang belum pernah merasa begitu lemas dan sakit hati melihat seseorang menangis. Yao Wang kasihan, ia juga bersimpati, dan merasa ikut marah dengan apa yang dialami Nadia. Seolah, Yao Wang ikut menanggung beban rasa bersalah itu karena ia adalah bagian dari Dragon’s Claws. Tak berbeda dengan Nikolai, Liu Jia Li akan murka jika sampai ia tahu masalah ini. Nadia adalah sosok yang sangat mereka lindungi. Yao Wang mengusap pelan sisa air mata di pipi Nadia. “Nona Nadia, anda harus melaporkan ini kepada Tuan Nikolai.” Nadia langsung menampik telapak tangan Yao Wang. “Jangan katakan apapun kepada Nikolai atau siapa pun.” “Tapi anda akan tersiksa sendirian. Nona Nadia, tolong perhatikan kesehatan anda.” Nadia menatap Yao Wang dengan pandangan kosong. Ia meremat telapak tangan pria itu. “Aku mohon, untuk kali ini saja tolong kabulkan apa yang kuinginkan.” Yao Wang mungkin selalu mengabaikan perasaan gadis itu, tetapi untuk pertama kalinya ia ikut merasakan perih ketika melihat wajah putus asa Nadia. Mengakui apa yang ia alami di Hong Kong hari itu bukanlah sesuatu yang memalukan. Tidak akan ada satu pun orang-orang di markas Bratva yang akan menghakimi Nadia. Justru mereka semua akan bergegas membalas dendam atas apa yang dialami Nadia. Namun gadis itu benar-benar tidak ingin mengatakan yang sebenarnya kepada Nikolai. Yao Wang tidak bisa memaksa Nadia karena ia juga tidak memiliki hak untuk hal tersebut. Saat ini, ia menjadi satu-satunya yang tahu permasalahan Nadia, dan yang bisa Yao Wang lakukan hanya berusaha untuk melindungi gadis itu. ** Yao Wang bisa merasakan atmosfer yang berbeda dari Nadia setelah ia menceritakan masalahnya. Nadia masih bertingkah seperti biasa, ia tersenyum, tertawa, seolah sama sekali tidak ada beban yang sedang ia tanggung. Namun Yao Wang melihat dengan jelas sorot mata Nadia yang kosong. Gadis itu bahkan berkali-kali tampak melamun. Orang-orang yang lain tampak tidak menyadarinya, namun Yao Wang sebagai satu-satunya yang tahu melihat dengan jelas perubahan tersebut. Ketika Nikolai dan Liu Jia Li kembali dari perjalanan mereka, Nadia menyambut keduanya dengan ceria. Tidak ada dari mereka yang sadar dengan perubahan ekspresi Nadia. Ia selalu kehilangan senyumannya setiap kali sendirian, dan Yao Wang secara alami selalu melihatnya. Posisinya saat ini benar-benar sulit. Yao Wang tidak dalam kapasitas yang bisa bergerak bebas. Pertama, sekarang ia berada di markas Bratva yang jelas-jelas ia menumpang. Kedua, ia bukan selevel dengan Nadia. Sedekat apapun Yao Wang dengan Liu Jia Li, semua itu tidak mengubah fakta bahwa ia hanyalah bawahan, bukan sekelas pemimpin seperti Liu Jia Li, Nikolai, atau bahkan Nadia sendiri. Ketiga, tersangka dari penyebab trauma mendalam Nadia adalah musuh besar mereka, yang saat ini tengah mengacaukan Dragon’s Claws dan membuat Liu Jia Li meminta bantuan kepada Bratva. Seandainya Liu Yantsui bekerja sendiri, hanya dengan orang-orangnya saja dan tidak mengikutsertakan Akiyama Toshiro dalam kekacauan ini, Yao Wang yakin Nikolai bisa dengan mudah mengalahkan mereka dan merebut kembali Dragon’s Claws. Yao Wang tidak pernah berpikir bahwa Nikolai dan Bratva lemah. Namun saat ini, kondisi mereka memang tidak dalam masa yang baik-baik saja. Bratva harus bergerak dengan sangat hati-hati karena Liu Yantsui sangat licik. Terlebih, Liu Yantsui selalu mengincar Nadia karena ia tahu kelemahan terbesar Nikolai adalah adiknya. “Yao…” Yao Wang terlonjak kaget. Ia menunduk, mendapati Liu Tao berdiri mendongak menatapnya sembari menarik pelan ujung pakaiannya. Yao Wang segera membungkuk dan menyamakan tinggi badannya dengan anak kecil itu. “Ada yang bisa saya bantu, Tuan Tao?” Tao mendekatkan wajahnya ke arah telinga Yao Wang, dan pria itu secara otomatis merendahkan kepalanya. Yao Wang sedikit bingung dengan tingkah anak itu. Dia adalah sosok yang sejenis dengan Nadia, banyak tertawa dan banyak tersenyum. Kali ini ia tampak berbeda. Liu Tao berkali-kali melirik sekitarnya, seolah apa yang hendak ia katakan kepada Yao Wang merupakan hal yang benar-benar rahasia. “Nona Nadia… aku melihat Nona Nadia menyayat bagian pahanya di perpustakaan.” Jantung Yao Wang langsung berdetak kencang begitu ia mendengar apa yang dikatakan oleh Liu Tao. “Maaf Tuan Tao, apakah anda yakin melihat hal itu?” Liu Tao mengangguk. “Nona Nadia mengatakan padaku sebelumnya bahwa aku boleh masuk ke perpustakaannya jika aku mau. Aku juga tidak perlu meminta izin kepada siapa pun karena Nona Nadia telah mengizinkanku. Tadi, aku ingin mencari buku yang dikatakan Nona Nadia sebelumnya. Ketika aku baru masuk ke baris rak pertama, aku mendengar suara beberapa benda logam yang beradu. Aku mengira bahwa Nona Nadia ada di sana sehingga aku ingin menjahili Nona Nadia dengan mengagetkannya. Namun, ketika aku mengintip di sela-sela rak buku, aku melihat Nona Nadia mengiris kulit pahanya. Aku tidak mengerti, karena Nona Nadia juga bahkan tidak tampak kesakitan. Dia bahkan bernapas lega setelah luka itu terbuka dan mengeluarkan banyak darah. Aku tidak tahu apa yang harus kulakukan. Aku juga tidak berani mengatakan kepada Tuan Nikolai, jadi…” Yao Wang menarik napas panjang, berusaha keras mempertahankan dirinya dan menetralkan detak jantungnya sendiri yang berdetak gila-gilaan. Yao Wang menepuk kedua bahu Liu Tao dan tersenyum tipis untuk anak itu. “Tuan Tao, tolong jangan katakan semua ini kepada siapa pun selain saya. Saya akan menolong Nona Nadia, jadi mohon bantuannya.” Liu Tao mengangguk. “Aku mengerti.” Yao Wang segera berlari ke perpustakaan untuk menemui Nadia seperti yang dikatakan oleh Liu Tao. Perasaannya benar-benar campur aduk. Nadia bukan jenis orang yang akan menyakiti dirinya sendiri. Sejak Yao Wang tahu apa yang terjadi dengan Nadia, ia benar-benar tidak bisa melepaskan pandangannya dari gadis itu barang sejenak. Yao Wang sejenak melupakan tata kramanya dan segera masuk ke dalam perpustakaan milik Nadia tanpa izin. Yao Wang berlari menuju rak terdalam di mana Liu Tao melihat Nadia menyakiti dirinya sendiri, dan seperti yang dikatakan oleh Liu Tao, Nadia ada di sana, duduk bersandar memejamkan mata dengan bagian paha kirinya yang berdarah-darah. “Nona Nadia!” Seru Yao Wang keras. Nadia membuka kelopak matanya dan terkejut ketika melihat Yao Wang menuju ke arahnya. “Apa yang kau lakukan di sini huh? Ini bukan ruangan yang bisa kau masuki sembarangan.” “Maafkan saya atas kelancangan ini, namun saya tidak bisa membiarkan anda menyakiti diri sendiri.” Nadia memutar bola matanya. “Aku tidak akan bunuh diri.” Ucapnya santai. Yao Wang memandang Nadia dengan sorot mata tak percaya. Nadia yang begitu mencintai kulitnya dengan santai menggores pahanya sendiri. Dilihat dari sudut pandang manapun ini bukan sesuatu yang bagus. Nadia bahkan tampak santai saja dengan apa yang ia lakukan seolah melihat pahanya berdarah-darah bukanlah perkara besar. Yao Wang tahu Nadia kuat secara fisik karena latihan rutinnya, tetapi bukan berarti dia akan diam saja dengan luka seperti itu. Yao Wang segera menekan luka Nadia dengan jas miliknya, membuat gadis itu menggerakkan kakinya karena kesal. “Hei, lancang sekali kau menyentuhku!” Seru Nadia murka. Yao Wang mengabaikan hal itu dan tetap menekan luka Nadia. “Sadarlah Nona Nadia!” “Kau pikir aku gila?” Yao Wang menggertakkan giginya. Ia menatap Nadia lekat-lekat. “Jika Nona Nadia terus melakukan hal berbahaya seperti ini, mohon maaf, tetapi saya harus mengatakan semuanya kepada Tuan Nikolai.” Nadia berhenti memberontak. “Kau sudah berjanji padaku untuk tidak mengatakannya pada Nikolai.” “Ya, tetapi Nona Nadia terus melakukan tindakan yang membahayakan diri anda sendiri. Sebenarnya, apakah anda benar-benar ingin membalas dendam kepada Liu Yantsui? Mengapa saya melihatnya seperti anda telah menyerah dengan hidup anda dan berniat untuk mati?” Yao Wang melihat ekspresi terkejut di wajah Nadia, dan Yao Wang sudah bisa memprediksi hal itu akan terjadi. Ia tidak bermaksud untuk meruntuhkan mental Nadia lebih dalam lagi, namun gadis itu tidak mempan jika dijelaskan dengan cara lembut. Ini sangat berisiko, karena beberapa orang mungkin akan semakin terpuruk. Tetapi Yao Wang tahu Nadia sebenarnya memiliki mental yang lebih kuat dari kebanyakan gadis seusianya. Lingkungan yang keras sejak kecil telah membentuknya menjadi sosok yang lebih kuat secara alami, dan cara Yao Wang menyadarkan Nadia dengan perkataannya sebenarnya adalah taruhan. Yao Wang bertaruh dengan kondisi mental Nadia yang telah rapuh, apakah gadis itu tersadar dan segera bangkit, atau malah hancur berkeping-keping. “Nona Nadia, saya tidak akan mengatakan bahwa saya tahu bagaimana rasanya menjadi anda saat ini karena saya memang tidak berada di posisi anda, namun saya tahu bahwa anda merasa begitu hancur dengan kejadian itu. Anda mengatakan kepada saya bahwa Liu Yantsui harus mati di tangan anda, bukankah itu artinya anda harus berlatih lebih kuat? Anda sendiri tahu bahwa Liu Yantsui bukan sosok yang bisa diremehkan. Namun apa yang sekarang anda lakukan? Berusaha untuk melukai diri sendiri?” Nadia tertawa. “Tenang saja, sudah kubilang aku tidak akan bunuh diri. Aku tidak sebodoh itu dan berpikir bahwa dilecehkan oleh Liu Yantsui sama dengan akhir dari seluruh kehidupanku. Aku hanya butuh waktu untuk membiasakan diri. Lagipula Yao, mengapa kau peduli sekali? Bukankah biasanya kau selalu mengabaikanku? Maaf saja, jika kau hanya kasihan padaku, maka hentikanlah.” Yao Wang terkejut mendengar suara bernada datar dan ekspresi super dingin dari Nadia. Ini tidak biasanya. Ah tidak, Yao Wang malah tidak pernah melihat Nadia sedingin ini kepadanya. Apakah Yao Wang sudah terlalu terbiasa dengan sikap hangat Nadia kepadanya sehingga Yao Wang merasa sedikit tidak nyaman ketika Nadia tiba-tiba bersikap dingin kepadanya? Yao Wang seperti merasakan tekanan di dadanya dan itu terasa tidak nyaman. Apakah Nadia selalu merasakan perasaan tidak nyaman ini setiap Yao Wang mengabaikannya? Yao Wang berusaha keras bertahan dengan perasaan tidak nyaman itu. Saat ini bukan waktunya untuk ia memikirkan perasaan pribadi. Sebagai satu-satunya orang yang tahu permasalahan Nadia, ia merasa bertanggung jawab atas keselamatan gadis itu. “Apa yang harus saya lakukan agar Nona Nadia berhenti melakukan hal berbahaya seperti ini?” Nadia menghela napas. “Aku hanya menyayat sedikit pahaku, ini bahkan tidak ada apa-apanya dengan rantai panas yang diikatkan di leherku waktu itu.” Yao Wang menarik tubuh Nadia dan menggendongnya, membuat gadis itu menjerit karena terkejut. “Apa yang kau lakukan Yao? Lepaskan aku!” Yao Wang mengabaikannya dan membawa Nadia keluar dari perpustakaan. Gadis itu hanya memutar bola matanya, membiarkan Yao Wang bertingkah sesuka hati. Nadia sudah malas berdebat dengan pria itu. Sungguh, Nadia tidak terbiasa melihat Yao Wang perhatian kepadanya. Nadia sudah terlalu terbiasa dengan Yao Wang yang mengabaikannya setiap waktu. Apa yang dilakukan Yao Wang mengundang perhatian seluruh orang-orang yang dilewatinya. Semua orang yang ada di Bratva tahu mengenai perasaan Nadia kepada Yao Wang, dan tentu saja mereka juga tahu bagaimana Yao Wang selalu mengabaikan Nadia dan tanpa sungkan memalingkan wajah dari Nadia meski gadis itu adalah adik Nikolai. Tidak hanya orang-orang Bratva yang terkejut, namun juga beberapa Dragon’s Claws yang ada di markas Bratva. Jujur saja, Nadia ingin menikmati perhatian yang diberikan Yao Wang kepadanya. Hal seperti ini adalah sesuatu yang tidak pernah Nadia pikir akan ia dapatkan dari Yao Wang. Namun ia kembali mengalami pergolakan batin dan memikirkan banyak hal. Ada banyak pertanyaan yang bercokol di kepalanya mengenai perhatian yang Yao Wang berikan padanya. Apakah Yao Wang benar-benar merasa harus melakukan itu? Apakah Yao Wang benar-benar tulus melakukannya? Atau semua ini hanyalah bentuk kasihan Yao Wang kepada Nadia atas apa yang terjadi kepadanya? Nadia benci dikasihani. Ia mungkin lemah di beberapa aspek, namun tak sekali pun Nadia menunjukkan hal itu. Nadia tahu beberapa hal merupakan kelemahannya, namun Nadia tidak menunjukkan itu karena ia tidak mau kelemahannya terlihat. Sebaliknya, Nadia berusaha untuk selalu memperbaiki semua kelemahan itu. Apa yang terjadi padanya ketika di Hong Kong sama sekali tidak ingin dia bicarakan. Bahkan,Yao Wang sebenarnya adalah orang pertama yang seharusnya menjadi daftar orang yang Nadia ingin agar tidak tahu mengenai masalah ini. Namun takdir memang tidak selalu berpihak kepada Nadia. Yao Wang malah menjadi orang pertama dan satu-satunya yang mengetahui masalah peleceháh itu. Nadia tidak memiliki pilihan selain mengatakan yang sebenarnya karena Yao Wang melihatnya menangis dan tidak berhenti mengawasinya. Saat ini, jika Nadia menikmati perhatian Yao Wang, apakah ini tindakan yang benar? Ah, ia bahkan tidak yakin bisa menikmatinya. Dendam di dalam hatinya terus terkumpul dan melebar selama Liu Yantsui masih hidup, dan ia jelas tidak bisa hidup tenang karenanya. ***
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN