Nadia belum pernah merasa begitu tidak nyaman di markas Bratva. Meski ia sendiri lebih suka berada di sekolah karena bisa bertemu dengan Lin Xianming dan melupakan identitas keluarganya, tetapi markas Bratva bukanlah tempat yang buruk. Semua orang selalu bersikap baik kepadanya dan Nadia senang bebricara dengan mereka semua. Kehadiran orang-orang Dragon’s Claws juga bukan hal yang mengganggu untuknya sampai beberapa waktu lalu. Saat ini, Nadia mendadak merasa akward setiap kali bertemu dengan mereka. Orang-orang Asia itu tidak begitu bisa terbuka dengan apa yang mereka rasakan, apalagi jika itu kepada seseorang dengan level di atas mereka. Padahal, selama ini Nadia tidak pernah menganggap dirinya memiliki level lebih tinggi.
Dragon’s Claws bukan orang baru untuk mereka. Rasanya malah sudah terlalu familiar saking seringnya terlibat dalam kegiatan yang sama. Masing-masing organisasi baik Bratva maupun Dragon’s Claws tidak ada yang bermusuhan satu sama lain. Hubungan mereka memang agak rumit karena ketua mereka masing-masing, namun di luar itu semua, segalanya baik-baik saja. Setidaknya, itulah yang Nadia pikirkan. Tetapi segalanya berubah saat Nikolai mengetahui traumanya.
Setelah Nadia berbicara dengan Liu Tao di perpustakaan sebelumnya, ia merasa cukup lega karena telah membebaskan sedikit beban di dalam hatinya. Selama ini, Nadia tidak benar-benar memiliki tempat untuk mengatakan apa yang ia rasakan. Semua orang di organisasi kakaknya dan organisasi Yao Wang tahu bahwa Nadia menyukai Yao Wang sejak pertama kali mereka bertemu, namun hal tersebut tidak merubah apapun. Ketika Nadia menceritakan perasaannya kepada Nikolai, kakaknya itu hanya menanggapi dengan malas. Kemungkinan, karena Nadia dan Nikolai sebenarnya sama saja. Sama-sama tidak beruntung dalam kisah cinta mereka yang mengenaskan. Tapi toh Nikolai sudah mendapatkan respon yang cukup baik dari Liu Jia Li meski Nadia yakin hubungan mereka belum sampai ke tahap romansa. Setidaknya, ada cukup respon baik dari Liu Jia Li kepada Nikolai ketimbang Yao Wang yang tidak pernah bosan mengabaikannya.
Masalah sebenarnya bukan hal itu. Perkara yang sedang membuat Nadia merasa tidak nyaman adalah masalah yang hanya diketahui oleh Yao Wang. Keberlanjutan perebutan Dragon’s Claws dari tangan Liu Yantsui juga masih belum menemukan titik terang. Pria itu masih memiliki kekuatan untuk mempertahankan apa yang sebenarnya bukan miliknya. Nadia benar-benar ingin membunuhnya dengan sangat menyakitkan.
“Nona Nadia.”
Nadia melebarkan matanya. Rasa dingin merambat dari telinga ke seluruh tubuh ketika ia mendengar suara dalam dan berat Yao Wang yang tiba-tiba dating. Nadia sedang duduk-duduk di halaman belakang dengan satu buku tebal di tangannya, namun sejak tadi tidak ada satu paragraf pun yang ia baca. Nadia sedang berpikir keras mengenai apa yang harus ia lakukan ke depannya, juga berusaha mengurangi kecanggungan yang terjadi di antara dirinya dan Yao Wang.
“Ada apa?” Tanya Nadia datar. Ia berusaha keras untuk tidak terdengar kikuk ketika berbicara dengan pria itu. Nadia benar-benar menghindari kontak mata dengannya.
“Anda baik-baik saja?”
Kening Nadia mengerut samar. Ia benar-benar ingin langsung berteriak dan mengatakan tidak kepada Yao Wang, namun yang bisa ia lakukan hanya diam dan memendam semua itu.
“Aku baik-baik saja, Yao. Apa kau kemari hanya untuk menanyakan itu?”
“Nona Lin Xianming menghubungi Tuan Slava sebelumnya, dan Tuan Slava meminta saya untuk mengabari hal ini kepada anda. Tuan Nikolai juga mengatakan kepada saya bahwa besok anda sudah bisa kembali ke sekolah. Saya akan mengantar anda.”
Nadia melebarkan matanya dan secara reflek membanting buku tebal yang ia pegang sejak tadi di atas meja. Ia berdiri dan terpaksa menatap wajah Yao Wang. Pria itu sama sekali tidak menunjukkan ekspresi yang berarti, membuat Nadia berpikir mungkin sebenarnya ia tidak perlu memikirkan tentang Yao Wang dan apa yang sudah diketahuinya mengenai kejadian di Hong Kong.
“Ah maaf, aku tidak sengaja menjatuhkan bukunya. Ngomong-ngomong, kau tidak usah mengantarku ke sekolah. Lagipula selama ini aku selalu berangkat sendirian.”
“Tuan Nikolai menyerahkan tugas itu kepada saya karena risiko kedatangan orang-orang Liu Yantsui cukup besar. Terlebih, Akiyama Tenzo masih berada di sekolah yang sama dengan Nona Nadia.”
“Aku akan mengatakannya kepada Nikolai bahwa aku tidak butuh pengawal.”
Nadia meraih bukunya yang tergeletak di atas meja dan berjalan menjauh. Yao Wang secara langsung menahan pergelangan tangan Nadia, membuat gadis itu secara reflek berusaha menarik lengannya meski tidak berhasil lepas.
“Ada apa? Lepaskan tanganku.”
“Kita harus bicara, Nona Nadia.”
Nadia mengeryit semakin risih. “Kita sudah bicara saat ini, aku harus kembali ke kamar untuk mempersiapkan perlengkapan sekolahku besok. Lepaskan tanganku.”
“Nona Nadia tidak pernah mempersiapkan perlengkapan sekolah sehari sebelum sekolah dimulai, anda selalu penuh persiapan sejak jauh-jauh hari.”
Nadia kehilangan kata-kata. Memangnya sejak kapan Yao Wang memperhatikan kebiasaan Nadia yang itu?
Memang benar apa yang dikatakan oleh Yao Wang. Nadia telah mempersiapkan semua yang berhubungan dengan sekolahnya setelah ia keluar dari rumah sakit beberapa hari yang lalu. Ia selalu seperti itu karena Nadia takut melupakan hal-hal penting yang seharusnya ia bawa.
“Um… ada beberapa hal yang harus aku persiapkan lagi karena—”
“Nona Nadia menghindari saya.”
Nadia terdiam.
“Apakah karena kejadian di Hong Kong yang Nona Nadia ceritakan sebelumnya?”
Nadia mengepalkan telapak tangannya. Ia benar-benar tidak ingin membicarakan hal tersebut saat ini, mengapa pula Yao Wang harus membawa topik tersebut?
“Aku sedang tidak ingin membicarakannya.”
“Nona Nadia harus bicara dengan saya.” Yao Wang menarik pergelangan tangan Nadia, membuat gadis itu sedikit oleng dan nyaris jatuh karena harus mengekori langkah cepat Yao Wang yang menariknya.
Halaman belakang markas Bratva tidak hanya tersedia halaman luas saja melainkan ada taman bunga berukuran sedang yang cukup terawat. Meski Bratva mayoritas hanya berisi laki-laki dan perempuan hanya terdiri dari beberapa pelayan dan bukan anggota tetap Bratva, taman tersebut tetap terawat dengan baik karena Slava sendiri yang mengurusnya. Nadia sesekali pergi ke taman tersebut ketika merasa sumpek dengan tugas-tugas sekolahnya. Bunga-bunga yang mekar dengan indah setiap saat dan warna hijau segar dari dedaunan cukup berhasil membuatnya lebih tenang.
“Yao, lepaskan aku.” Pinta Nadia ketika mereka berdiri berhadapan di dekat taman tersebut. Yao Wang masih betah memegangi pergelangan tangannya seolah ia takut Nadia akan melarikan diri.
“Berjanjilah Nona Nadia akan bicara kepada saya.”
Nadia menghela napas. “Ya, sekarang lepaskan tanganku.”
Yao Wang melepaskan pergelangan tangan Nadia dengan ragu. Jujur saja, Nadia benar-benar ingin melarikan diri sesaat setelah Yao Wang melepaskannya, namun apa gunanya? Mereka tetap berada di bangunan yang sama. Yao Wang akan tetap menemukannya dan Nadia tidak bisa menghindar.
Nadia duduk pada kursi taman yang ada di sana, tetapi Yao Wang tidak ikut duduk. Ia yakin sekali Yao Wang masih memikirkan tentang status yang sebenarnya tidak perlu. Mungkin Dragon’s Claws sejak dulu selalu menjunjung tinggi tuan mereka sehingga kemudian hal tersebut terus terbawa dalam pola piker para bawahan Dragon’s Claws. Sangat berbanding terbalik dengan mereka, Bratva cukup santai. Memang kebanyakan bawahan Nikolai menghormatinya dan tetap memperlakukannya seperti seorang Tuan, namun tidak separah para bawahan Dragon’s Claws yang benar-benar mengabdi seperti seorang pelayan di masa Kerajaan.
“Nona Nadia, jika anda khawatir saya mengatakan rahasia tersebut sehingga anda menghindari saya, maka saya katakan bahwa saya tidak akan melakukannya.”
Nadia melirik Yao Wang. “Aku mempercayaimu.”
“Lantas mengapa Nona Nadia menghindari saya? Adakah kesalahan saya yang cukup besar sehingga anda terus menghindar?”
Ah… Nadia ingin tertawa mendengarnya. Rasanya, Nadia ingin sekali mengatakan kepada Yao Wang bahwa pria itu jauh lebih parah ketika menghindari Nadia. Tetapi apakah selama ini Nadia protes? Rasa-rasanya tidak sama sekali. Nadia hanya terus berusaha berinteraksi dengan Yao Wang meski pria itu mengabaikannya. Nadia bahkan tidak tahu mengapa ia terus melakukan itu meski diabaikan, karena satu-satunya jawaban yang ia miliki karena perasaannya. Nadia mencintai Yao Wang dan hingga sekarang sama sekali belum berubah.
“Aku tidak menghindarimu.”
“Nona Nadia menghindari saya.”
Nadia menghela napas. “Baiklah, aku memang tidak nyaman karena ada orang lain yang mengetahui kejadian di Hong Kong waktu itu, tetapi aku juga tidak bisa merubahnya karena aku sendiri yang menceritakan semua itu. Tapi, aku tidak menghindar darimu hanya karena kau tahu masalah tersebut. Aku tahu kau bukan seseorang yang dengan sembarangan mengatakan masalah tersebut kepada orang lain, Yao. Aku hanya…” Nadia menggigit bibir bawahnya sekilas. “… Aku memiliki alasan lain yang tidak bisa kukatakan kepadamu. Maafkan aku.”
Yao Wang menatap Nadia lekat-lekat. “Lantas apa yang membuat anda menghindari saya, Nona Nadia?”
“Aku tidak bisa mengatakannya padamu, Yao. Mengapa kau repot-repot bertanya tentang hal itu? Seharusnya kau senang aku tidak lagi mengganggumu seperti sebelumnya.”
Yao Wang kembali meluruskan pandangannya. “Mungkin yang Nona Nadia katakan benar.” Ucap Yao Wang pelan. Ia kemudian berdiri, membenahi pakiannya sebentar dan membungkuk hormat kepada Nadia sebelum meninggalkan gadis itu sendirian di taman.
Nadia menatap punggung Yao Wang yang menjauh. Ada sengatan rasa perih di dadanya. Nadia sudah berkali-kali merasakannya, tetapi ia tidak pernah terbiasa dengan rasa tersebut.
Nadia menunduk, meremas telapak tangannya sendiri. “Ini yang terbaik, ini memang yang terbaik.” Gumamnya kepada diri sendiri.
Nadia telah memutuskannya sendiri. Sebelum Liu Yantsui mati, sebelum Nadia bisa membunuh bedebáh itu dengan tangannya sendiri, dan sebelum ia bisa menghapus trauma kejadian hari itu, maka lebih baik Nadia meminimalisir interaksi tidak pentingnya dengan Yao Wang. Pria itu, sesekali mungkin juga butuh ketenangan. Yao Wang memiliki banyak pekerjaan terutama sebelum markas Dragon’s Claws yang dikuasai Liu Yantsui belum berhasil diambil kembali. Nadia hanya akan mengganggunya jika ia tetap bersikap kekanakan seperti biasa dan dengan tidak tahu mal uterus-terusan menyatakan rasa sukanya kepada Yao Wang. Sama sekali tidak ada yang berubah dengan perasaannya sekarang, esok, dan mungkin dalam beberapa tahun ke depan.
***
Nadia menatap pantulan wajahnya sendiri di depan cermin. Ia sudah bersiap untuk kembali ke sekolah setelah berhari-hari absen karena luka-lukanya yang cukup parah. Nadia menyisir surai pirang panjangnya pelan-pelan. Ia ingin sekali memotong rambutnya yang sudah cukup panjang, tetapi ia suka dengan rambutnya yang tampak berkilau ketika diterpa matahari. Lin Xianming juga mengatakan demikian. Sayang untuk dipotong karena rambut Nadia seperti helaian emas yang berkilau. Orang-orang selalu berebihan dengan rambut pirangnya, padahal Nikolai juga memiliki rambut yang sama.
Nadia melirik bekas biru kehitaman di lehernya dan mendecak pelan. Baru kemarin perban di lehernya dilepas, dan bekas tersebut masih tampak sangat jelas. Rantai panas yang dicekikkan di lehernya waktu itu benar-benar memberikan bekas luka bakar yang cukup tampak. Dokter yang menangani Nadia memang telah mengusahakan yang terbaik, namun luka seperti itu memang butuh banyak waktu untuk benar-benar pulih. Ia ingin sekali memakai pakaian turtle neck di dalam seragamnya, namun cuaca cukup panas dan Nadia mudah merasa gerah sehingga ia hanya mengolesi lehernya dengan concealer di beberapa bagian yang tampak begitu kontras agar tidak terlalu terlihat. Nadia buru-buru keluar kamar setelah selesai dengan urusannya menyembunyikan bekas luka tersebut.
Yao Wang sudah berdiri dengan pakaian rapi di ruang depan bersama dengan Nikolai dan Liu Jia Li serta bahkan Liu Tao.
Nadia mengernyit. “Mengapa kalian berkumpul di sini?”
Nikolai berdiri dan menatap wajah adiknya dengan seksama. Ia bahkan mengamati Nadia seolah ia sedang mengamati barang-barang ilegalnya.
“Lepaskan aku Nikolai!” Seru Nadia risih sembari menampik telapak tangan Nikolai yang menyentuh lehernya.
“Kau memakai terlalu banyak make up di lehermu, sebentar saja pasti seragammu akan kotor karena keringat membuat make up di lehermu luntur.”
Nadia memalingkan pandangan. “Aku hanya berusaha membuatnya samar.”
“Baiklah, terserah kau saja.” Ucap Nikolai menyerah. “Mulai saat ini, Yao akan mengantarmu ke sekolah. Dia juga akan tetap berjaga di sekitar sekolah sampai kau pulang.”
Nadia melebarkan mata. “Yang benar saja? Aku menerima jika Yao hanya mengantarku ke sekolah, tetapi terus berjaga di sana? Teman-temanku bisa berpikir aneh-aneh.”
“Katakan saja dia pelayan keluarga. Sekolahmu itu bukan sekolah biasa. Mayoritas anak-anak yang sekolah di sana adalah anak-anak kaya. Diantar oleh pelayan bukan hal baru untuk mereka. Lagipula semua teman-temanmu hanya tahu bahwa keluarga kita pebisnis.”
“Diantar memang bukan hal baru untuk mereka, tetapi Yao itu…” Nadia kehilangan kata-kata.
Nikolai menaikkan sebelah alisnya. “Yao itu?”
Nadia mendengus kesal. “Baiklah, terserah!” Seru Nadia keras sembari berjalan pergi tanpa berpamitan dengan yang lainnya.
Yao Wang hanya diam saja mengekori Nadia sampai mereka masuk ke dalam mobil. Sama sekali tidak ada percakapan di antara mereka dan Nadia pikir itu lebih baik. Nadia memang tidak suka suasana yang sepi dan tegang, tetapi ia sendiri juga sudah memutuskan untuk meminimalisir interaksi degan Yao Wang sebanyak mungkin hingga semua masalah internal di dalam dirinya selesai.
Berkali-kali Nadia mengatakan kepada dirinya sendiri bahwa Yao Wang tidak salah, dan memang sama sekali tidak. Seluruh rasa tidak nyaman dan pergolakan batin ini adalah murni perasaan pribadi Nadia, maka ia harus menyelesaikannya sendiri.
***