bc

WORLD COOKING : MASAKAN INDONESIA

book_age12+
19
IKUTI
1K
BACA
family
mystery
like
intro-logo
Uraian

Rangkaian resep-resep masakan asli indonesia yang dikemas dalam bentuk buku.

Berbumbu cerita cinta remaja SMA yang masih bucin. Sedang bersemangat untuk belajar memasak, supaya bisa meluluhkan hati pria idamannya.

chap-preview
Pratinjau gratis
RENDANG AYAM
Vania, seorang remaja kelas 2 SMA. Cantik, berkerudung dan berkacamata. Sedang diam-diam suka ke teman sekelasnya yang bernama Ravel. Pria paling tampan di sekolah yang sangat dingin kepada semua orang. Apalagi terhadap cewek, dia sangat menghindari interaksi dengan lawan jenisnya. Sekedar menatap pun dia tidak pernah. Rumah Vania dekat sekali dengan sekolah, hanya berjarak kira-kira 200 meter. Setiap harinya dia berjalan kaki pulang pergi. Sejak naik kelas 2, dia mulai tertarik terhadap cara memasak. Dia sangat menyukai masakan mamanya, dan ingin berusaha bisa pintar memasak sepertinya. Untuk menghemat, setiap pagi mamanya, Virna, memasak untuk sarapan dan bekal sekolah Vania. Ayahnya, Akarsana yang biasa dipanggil Arsa hanya seorang pedagang sembako kecil di bedak pinggir jalan, pendapatannya sering kali tidak tetap. Mamanya berusaha untuk selalu menghidangkan makanan yang enak dan sehat walaupun dengan biaya yang terbatas. Pagi ini Vania bangun agak siang karena sedang haid. Ia bangun pukul 05.00. Ia mencium bau yang sangat menggugah selera makannya. "Waaahhh, tempe goreng ya ma?" Tanya dia sambil menguap masuk ke dapur melihat masakan mamanya. "Aduuh tuan putri, kalau menguap jangan selebar itu dong. Nanti cowok yang mau deketin pada kabur lho!" Kata Virna. "Biarin ah, katanya cinta itu apa adanya dan tidak memandang fisik. Ya harus menerima segala keadaan dong. Masa maunya pas waktu make up aja" Sanggah Vania Virna hanya tertawa menanggapi kata-kata putri tunggalnya tersebut. "Ma, aku mau belajar masak dong. Biar pintar dan disayang suami kayak mama." Kata Vania sambil mengambil tempe goreng di atas meja makan yang masih panas. "Van, gosok gigi dan mandi dulu lah. Jangan kebiasaan jorok deh. Habis ini terus lanjut bantuin mama bikin rendang ayam" Kata Virna. "Haah, kok rendang ayam sih? Kan rendang biasanya dari daging sapi ma. Emang enak ya rendang dari ayam?" Tanya Vania heran. Virna selalu berusaha memasak dengan uang yang terbatas setiap harinya. Dia tidak membeli daging sapi karena terlalu mahal. Jadi dia membeli daging ayam sebagai gantinya danging sapi. "Lebih enak rendang ayam kali Van, coba dulu deh. Cepet sikat gigi lalu bantuin mama" Ujarnya. Vania masuk kamar mandi tanpa membantah. Setelah membersihkan diri dan menggosok gigi, ia memakai celemek. Bersiap membantu mamanya memasak. "Oke ma, aku siap. Gimana caranya?" Resep Rendang Ayam Suwir ala Mama Virna Bahan - bahan: 1 kg ayam, potong 4 bagian 1 lembar daun kunyit 2 cm serai, memarkan 2 lembar daun jeruk, buang tulang daunnya 2 sdt garam 75 gram kelapa parut kasar, sangrai 400 ml santan dari 1 butir kelapa 2 sdm minyak untuk menumis Bumbu halus: 5 buah cabai merah besar 6 butir bawang merah 3 siung bawang putih 3 butir kemiri, sangrai 1/2 sdt ketumbar 2 cm jahe 1 cm kunyit, bakar Cara membuat: Tumis bumbu halus, daun kunyit, serai, dan daun jeruk sampai harum. Masukkan ayam. Aduk sampai berubah warna. Tambahkan garam. Aduk rata. Tuang santan secara bertahap. Masak sambil diaduk perlahan sampai matang. Angkat ayam, suwir-suwir. Tambahkan kelapa parut sangrai. Aduk rata. Masak sampai matang dan meresap. Rendang ayam siap disajikan. "Waaahh cepet ya ma. Gak selama kalau bikin rendang daging ya?" Ucap Vania senang karena masakannya sudah matang. "Iya, karena tekstur daging ayam sendiri pada dasarnya memang lebih empuk dari daging sapi. Makanya kita bisa menghemat waktu. Kalau ingin rendang yang kering dan berminyak, tinggal dimasak agak lama lagi. Sama-sama enaknya kok" Kata Virna sambil mengambil wadah bekal milik Vania dan ayahnya. Mengisinya dengan nasi, tempe goreng dan rendang ayam suwir yang baru matang Lalu mereka bertiga sarapan bareng di meja makan. Walaupun dengan lauk yang sederhana, tapi bisa mencukupi untuk makan satu keluarga. Setelah sarapan, Vania bersiap-siap untuk berangkat sekolah. Tak lupa membawa bekal yang telah disiapkan oleh mama Virna. "Mama, ayah, Vania berangkat dulu ya. Assalamualaikum.." Pamit Vania. "Waalaikum salam, Hati-hati di jalan ya sayang, belajar yang rajin di sekolah" Ucap Virna "Walaikum salam wr. wb." Jawab Arsa yang selalu to the point dan tidak banyak bicara. Pukul 06.30 Vania pun berangkat dengan jalan kaki ke sekolah. 15 menit kemudian dia telah sampai. Di gerbang sekolah ia bertemu dengan Ziva, sahabatnya satu bangku. "Hai Van, udah ngerjain PR PKN belum? Aku nyontek dong, hehe" Ucap Ziva. "Kamu ini ya, gak pernah ngerjain PR dirumah. PR itu pekerjaan rumah, kalau di sekolah namanya ujian." Kata Vania sambil geleng-geleng kepala. Sahabatnya yang satu ini memang tidak pernah mengerjakan PR di rumah, karena dia tergila-gila dengan game online sampai tengah malam. "Bukannya gitu beb, kamu tau kan sekarang aku lagi ada tournament e-sport se provinsi. Hadiahnya gede tau, 5 juta kalau bisa sampai juara 1. Makanya kemarin aku sampe malem karena selesaikan babak penyisihannya." Kata Ziva dengan berjalan ke kelas sambil merangkul pundak Vania. "Awas ya, kalau sampai juara 1 tapi lupa sama supporter terbaiknya ini. Gak akan aku kasih contekan lagi" Ancam Vania. "Tenang aja, aku beliin semua yang kamu mau kalau sampai aku beneran juara 1. Di kantin sekolah aja tapi ya. haha" Canda Ziva. "Okee, aku borong semuanya se mbak-mbak penjualnya juga. Eh btw, ada Ravel tuh, lumayan pagi-pagi udah lihat yang bening-bening" Ucap Vania saat melihat Ravel berdiri di depan kelas sambil bermain handphone. Sungguh pemandangan yang sangat indah, sinar matahari pagi yang menerobos lewat jendela, gorden kelas yang berkibar terkena angin pagi, serta Ravel si tampan dengan muka sempurna impian semua cewek. Seperti satu kesatuan menjadi sebuah lukisan yang indah, mengalahkan monalisanya Leonardo Da Vinci yang terkenal. Sesaat Vania hanya bisa tertegun memandang cowok idamannya tersebut. Sampai lupa kalau teman-teman yang lain berjalan di belakangnya. Bruk.. Temannya menabrak Vania dari belakang karena dia masih diam mematung. "Van, fokus dong. Segitunya mantengin tuh cowok." Ziva menarik tangan Vania mengajak masuk ke dalam kelas. Supaya dia bisa buru-buru salin PRnya. "Gila, bisa sempurna banget ya tuh cowok, bener-bener tanpa cela. Kapan aku bisa punya pacar kayak gitu? " Ucapnya yang masih terkagum-kagum dengan ketampanan Ravel. "Bener juga sih wajahnya emang cakep, tapi dinginnya itu lho bikin males. Jadi ilfeel deh, masa say hello aja gak pernah, dia tuh akrabnya cuma sama cowok. Atau gay kali ya?" Ziva nyerocos sambil mengerjakan PR yang disalin dari buku Vania. "Huusssh, ngarang! Jangan suka nuduh yang gak bener dong. Siapa tau dia memang orangnya introvert dan misterius gitu. Gak masalah kan daripada cowok-cowok gak jelas yang suka godain semua cewek" Bela Vania. Ziva mencibir "Huu,, iya deh maaf beb. Aku doain bisa deketin Ravel deh. Walaupun gak mungkin, haha" Seketika Vania merebut buku yang disalin Ziva. Ziva menjerit "Ehh jangan dong, iya deh iyaa, maafkan kata-kata hamba yang kurang berkenan bunda ratu Vania" Kata dia sambil membungkuk di depan Vania. Semua anak di kelas sampai melihat adegan tersebut. Termasuk Ravel. Muka Vania merah padam karena malu, dikembalikannya lagi buku yang disalin Ziva supaya tidak lama-lama malunya. >>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>

editor-pick
Dreame-Pilihan editor

bc

Pacar Pura-pura Bu Dokter

read
3.1K
bc

Takdir Tak Bisa Dipilih

read
10.2K
bc

Jodohku Dosen Galak

read
31.0K
bc

Kusangka Sopir, Rupanya CEO

read
35.7K
bc

(Bukan) Istri Simpanan

read
51.1K
bc

Desahan Sang Biduan

read
53.9K
bc

Silakan Menikah Lagi, Mas!

read
13.4K

Pindai untuk mengunduh app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook