Setelah memarkirkan motornya Abani berjalan kedalam bangunan itu, halamannya cukup luas bahkan beberapa alat permainan anak-anak sangat tersusun rapi. Bola, permainan masak-masak khusus perempuan dan juga yang lainnya. Ia tidak tau mengapa kakak laki-laki perempuan yang disukainya itu menyuruhnya kemari tetapi selagi yang dibahas adalah tentang Titania maka ia akan datang, karena abani takkan pernah ingin terlewatkan mengenai fakta demi fakta perempuan terkenal cuek dan judes itu. Bukankah panti asuhan selalu ramai dengan anak-anak tetapi ini malah sepi, biasanya mereka akan bermain dihalaman tadi tetapi tidak ada tanda-tanda keberadaan mereka disekitar sini. "Cari siapa Nak?" suara lemah lembut itu membuat abani yang tadinya fokus menatap sekeliling panti kini menatap perempuan paru

