Sebelum terjadi pernikahan
Beberapa siswa maupun siswi hilir mudik memasuki aula yang sangat besar cukup untuk satu angkatan di sekolah Hana tercinta.
Hana dan teman teman seangkatannya sedang mengikuti kegiatan sekolah di puncak, Bogor. Kegiatan terakhir untuknya dan untuk teman angkatan nya. Begitu pun sebulan sebelum ujian akhir penentuan nya.
Hari ini adalah kegiatan motivasi dari guru guru bahkan sekolahnya mengajak motivasi terkenal untuk memberikan motivasi yang bermanfaat untuk murid murid di sekolah Hana yang tidak terduga adalah sekolahnya mengajak salah satu alumni dari sekolahnya untuk ikut mengisi kegiatan tersebut.
Walau sangat membosankan dan membuat Hana dan teman temannya mengantuk tetapi ketika seorang alumni itu menceritakan sesuatu hal rasa kantuk dari teman temannya mendadak hilang. Seluruh temannya tertarik kecuali Hana, ia memilih untuk tidur di pojokan bersama dengan teman terbaiknya, Caca.
"Sssst, Han," panggil Caca berbisik membangun Hana yang tertidur dengan tangan yang memeluk kedua kakinya.
Hening. Tidak ada jawaban.
"Hann bangun, Kak Mukhlis sampai curi curi pandang ngeliat lo yang tidur tuh.. kasian kan dia cerita gak lo denger," gerutu Caca lagi. Yeah, yang Caca maksud adalah Alumni sekolah nya yang sedang mengisi acara. Ini adalah sesi terakhir yang di tutup dengan sesi bersama alumni.
"Hann bangun," panggil Rara yang juga teman baiknya. Tubuhnya kini terombang ambing oleh kedua teman baiknya itu yang benar benar tak ingin dirinya tertidur dengan tenang.
Apa apaan ini, baru saja Hana ingin bermimpi indah tampa memikirkan pelajaran lagi, menenangkan pikirannya sebelum ujian menakutkan itu datang. Ini malah teman temannya yang membangunkan nya.
"Han bangun, sayang loh di lewatin alumninya cakep," ujar Rara yang ikut gemash karna Caca tak berhasil membangunkan nya.
"Araaa," panggil Caca kesal karna yang Rara lihat hanyalah fisiknya saja bukannya materi yang di sampaikan Mukhlis.
Kekeh Rara pelan, "kan jujur," bela Rara melanjutkan kekehannya.
"Sssssst, berisik ego tuh kak Mukhlis jadi liat Hana lagi bobo lagi kalo di tegur guru bisa kena hukum lari lapangan mana hujan," keluh Caca yang tampak khawatir akan di hukum bersama sama malam malam ditengah hujan.
Hana membuka tangkupan tangannya, memposisikan tangan dan kakinya layaknya sedang memperhatikan, "Udah dong ganggu tidur aja," balas Hana kesal.
Hana memilih untuk memperhatikan daripada dirinya terus di ganggu dengan kedua sahabatnya ini, padahal jam sudah menunjukan pukul 11 malam ini sudah lewat waktu bobo cantiknya Hana. Huh! Menyebalkan.
Kini cerita dari alumni itu di sertai gurunya yang ikut menimbrung, guru yang benar benar Hana tak sukai. Bukan karna guru itu galak atau pun kejam tetapi guru itu yang selalu sok tau dan kepo tentang dirinya belum lagi gurunya sering membahas mengenai politik piha memihak itu yang paling Hana tak sukai. Guru macam apa yang membahas itu ketika pelajaran, bukankah seharusnya tidak boleh.
"Dulu, Mukhlis ini nakal tauu, udah gitu hitam buluk sering bolos sekolah liat aja nih fotonya hitam buluk kan," ujar Guru yang Hana tak sukai itu sambil menunjukkan beberapa foto masa SMA alumninya itu, Mukhlis.
Mukhlis tersenyum tipis seraya membalas guru yang memegang pelajaran Biologi itu ,"Saya jadi malu, Pak."
"Tapii, Mukhlis ini keren loh sekarang udah tobat, iya gak?" Lanjut Guru Biologi sambil meminta jawaban dari Mukhlis.
"Gak tobat kali, Pak. Tapi makin sadar," jawab Mukhlis yang kemudian di respon tertawaan dari teman temannya.
"Kamu dulu waktu kuliah di Universitas X jadi ketua komunitas nya kan, itu keren loh," ujar guru Biologi lagi.
Mukhlis tertawa malu, "Iya Pak."
"Contoh nih, nak Mukhlis, jangan main main terus ingat bulan depan kalian ujian akhir penentuan untuk masa depan kalian, kuliah kalian, kerjaan kalian," Guru Biologi itu lagi lagi melanjutkan nya dengan ceramahan. Ahhhh bukan ceramahan melainkan motivasi. Mungkin Guru itu berpikir dengan membawa alumni akan memotivasi kita untuk seperti dia, yang benar saja.
"Liat nih sekarang dia pembisnis, punya perusahaan yang sekarang lumayan terkenal di kalangan kalian, keren loh padahal dulu dia nakal jarang ikut pelajaran tugas gak pernah ngerjain tapi pas ujian nilainya bisa bagus sekarang udah sukses padahal baru umur 24 tahun, kalian juga bisa nih jadi Mukhlis," guru Biologi itu kembali memberikan ceramah ceramahnya dengan membangga banggakan alumni itu.
Percakapan panjang itu pun terjadi hingga tukar menukar sosial media pun turut terjadi, memang teman teman Hana yang berjenis kelamin perempuan terlihat sangat tertarik dengan alumni itu.
Memang tak bisa di pungkiri dengan umur yang lumayan muda sudah sesukses ini, bahkan proporsi tubuhnya saja pasti membuat teman teman Hana tertarik.
Sudah Kaya, wajah oke, tubuh oke, agamanya pun sudah sangat oke. Benar benar tidak bisa di pungkiri jika teman teman Hana jatuh hati dengan alumni itu. Namun berbeda dengan Hana ia lebih suka sendiri daripada memikirkan hal yang seperti itu karna ia pernah di khianati dengan sesuatu hal yang berbau cinta dan Hana tidak ingin lagi menyentuh itu. Lebih baik mengikuti jalur seperti apa yang telah di ajarkan oleh agamanya Ta'aruf lalu menikah tanpa harus pacaran lebih dahulu hanya akan memusingkan pikiran bahkan hati.
*°*°*°*°*
Setelah percakapan yang panjang guru IPS nya dengan alumninya itu, akhirnya setengah jam berlalu kini jam menunjukkan pukul setengah 12. Waktunya teman temannya bahkan Hana untuk tidur, mengakhiri kisah hari ini.
Semua teman temannya sudah kembali di kamarnya masing masing. Sedangkan Hana memilih untuk sendiri di taman untuk melihat bintang bintang yang muncul setelah hujan mereda.
Hana menebak nebak Rara dan Caca sudah tertidur pulas di kasur empuk kamar nya, karna Hana, Rara dan Caca mendapatkan satu kamar. Setiap kamar berisikan 4 orang, satu orang lagi teman yang Hana tak dekat bahkan musuhnya. Yaps, Hana satu kamar dengan musuhnya sendiri tak heran jika Hana sekarang bukanlah di kamarnya tetapi di taman menatap bintang dari pada harus satu kamar dengan musuhnya Hana memilih keluar.
Hana menatap bintang sambil melamun hingga beberapa menit kemudian tanpa sadar sosok tubuh kekar ikut duduk di sampingnya, menemani nya melihat pemandangan malam.
"Gak tidur?" Tanya seseorang di sampingnya Hana belum melihat siapa yang mengajaknya berbicara karna dirinya masih fokus melihat bintang di langit, ia sangat merindukan rumahnya.
"Belum ngantuk," jawab Hana singkat terdengar seseorang yang ia tebak adalah laki laki itu meminum minuman yang di pegangnya.
Hening. Tak ada percakapan lagi antara dirinya dan laki laki itu. Hana hanya menatap bintang dan bulan tanpa sedikit pun melihat ke arah laki laki itu.
"Panas yaa," ucap laki laki itu memecahkan keheningan.
Hana bingung harus membalas seperti apa karna yang ia rasakan sekarang adalah dingin bukan panas terlebih dirinya memang sedang berada di puncak yang terkenal dingin pada malam hari. Anehnya laki laki ini mengatakan jika ini panas.