PROLOG
Baru saja Hana selesai dengan ujian penentuan nya untuk masa depannya. Setibanya dirumah ia mendapatkan berita yang tak masuk di akal dan tidak cukup ia terimanya. Apa menikah? Apa semudah itu orang tuanya menjodohkan nya. Hana belum siap dan sangat sangat tidak siap untuk mengurus rumah tangga ataupun melayani seorang laki laki yang bahkan Hana tak mencintai nya.
"Kamu Harus menikah, Sayang," Bunda Hana mengelus elus lembut punggung anaknya itu, Hana.
"Tapi Hana gak mau, bun," tolak Hana yang sudah menangis sejadi jadinya. Berita macam apa ini, bukan kah seharusnya Bunda dan Ayahnya menyelamati dirinya karna telah selesai dengan ujiannya tetapi malah memberikan berita yang benar benar tak bisa Hana terima.
"Kamu Harus menikah dengan pilihan Ayah, Ayah tak mau kau menolak! Kalau ayah bilang menikah ya menikah!" Ayahnya terlihat seperti bukan ayah yang biasa Hana lihat. Ayahnya begitu marah melihat penolakan dari Hana sepertinya Ayahnya sangat ingin Hana menikah dengan pilihan kedua orang tuanya itu.
Isak tangis Hana semakin menjadi jadi, "Tapi kan Hana masih mau kuliah, Yah Bun," Bunda mengangguk mengerti sambil memeluk buah hatinya yang menangis.
"Dia mengijinkan kamu untuk melanjutkan sekolah, jadi jangan membantah kalo ayah bilang menikah ya menikah tak ada manja manjaan tolak tolak an nurut saja sama orang tua jangan sukanya membantah saja," amarah ayahnya terlihat menjadi jadi, ini bukan seperti ayahnya. Ayah yang biasa Hana lihat sangat baik dan lemah lembut ini hanya perkataan bentakan saja yang ayahnya keluarkan membuat Hana semakin menjadi jadi dengan tangisnya.
"Sudah, Mas. Biar Bunda yang jelaskan pada Hana," Bundanya menangkan suaminya yang terlihat merah karna emosi.
Benar benar ini hari terburuk nya, sangat buruk, hingga Hana tak sanggup lagi.
Menikah di usia muda? Apa pikiran orang tua nya hingga berbuat demikian. Bukankah orang tuanya bisa menolaknya mengapa harus begini. Ya tuhan.
*°*°*°*°*