"Mmmbb-mmbbaaak Lunna," lirih Nindi gemetar dan terbata-bata. Bibirnya pucat seperti pupil matanya yang terkulai. "Kau barusan memanggilku Mbak? Hahahahaha!" "Kau memanggilku Mbak? Mengapa baru sekarang kau panggil aku Mbak? Mengapa?!" Luna menendang kursi Nindi hingga gadis itu tersungkur jatuh bersama dengan kursinya. "Aaaakkkkk!" teriak Nindi. "Sebelum kubuat kau tak mampu bicara lagi, jawab aku, mengapa kau tak pernah menganggapku sebagai kakak iparmu?! Mengapa kau sangat membenciku, Nindi Mahiswara? Mengapa!!!" "Aaa ... aaaku ...." Nindi terbata-bata dengan air mata ketakutan mulai menetes dari ujung matanya. "Apa salahku padamu? Apa kurangku pada keluargamu?! Mengapa kau begitu sinis padaku bahkan sejak pertama kali kita bertemu?!" Braaaakkkk!!! Luna menendang kaki kursi it

