BAB 72_PERSEMBAHAN

1120 Kata

Hingga subuh menyingsing, kudapati diriku sedang memeluk mantan kekasihku itu tanpa sehelai pun. Kueratkan pelukanku dan kutatap wajahnya yang pulas. Cantik. Sangat cantik. Kulitnya sangat lembut dan kenyal. Tak jauh, seperti ini lah kecantikan yang dimiliki Luna sebelum bencana itu. Bahkan Luna lebih dari segalanya di mataku. Tiba-tiba aku meneteskan air mata. Kutahan dengan selimut agar tidak membangunkan Ayu. Aku mengingat Luna saat ini. Ada rasa seperti menusuk jauh di hatiku paling dalam. Bagaimana dia sekarang? Lelapkah tidurnya? Saat ia tahu suaminya sedang menjalani malam pengantin. Aku mengirimkan pesan pada Luna. Semula aku ragu, namun kulanjutkan saja. [Sayang ... sudah bangun sholat subuh?] Hatiku deg-degan. Kira-kira Luna akan membalasnya tidak? Wanita itu sudah membeli

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN