setelah selesai sarapan Riyan menemui ayah bundanya diruang keluarga.
" sini duduk nak" ayah menepuk sofa yang masih kosong.
" ada apa yah, Bun?"
" bunda mau tanya, kamu udah ada calon istri belum, apa ada perempuan yang kamu suka gitu?"
" belum ada Bun"
" kenapa belum ada?"
" ya karena Riyan belum pengen nikah, gimana mau punya calon istri"
" jadi gini nak, semua orang tua itu punya harapan yang sama terhadap anak anaknya, kebaikannya, kebahagiaannya" ucap ayah
" ayah sama bunda berencana menjodohkan kamu sama anak sahabat bunda, sudah waktunya kamu berkeluarga, kamu sudah mapan berkecukupan, juga sudah waktunya ada yang mengurus dan menemani kamu" sambung ayah.
" betul apa yang ayah kamu bilang nak" timpal bunda
" agar kamu tidak terlalu sibuk dengan penerbangan kamu, kamu juga bisa memegang salah satu perusahaan ayah" ucap ayah serius
" tapi yah, Riyan belum siap memimpin keluarga, Riyan takut gak bisa memimpin dan membimbing istri Riyan" ucap Riyan tertunduk.
" insyaallah kamu bisa nak, ayah yakin kamu bisa, karena akhlak dan iman kamu sudah cukup untuk membimbing istri dan anak anak kamu nanti" sahut ayah tersenyum sambil menepuk bahu Riyan.
" Riyan minta izin sholat istikharah dulu ya yah, semua harus dipikirkan matang matang, karena ini menyangkut masa depan Riyan dan istri Riyan nanti"
" baiklah nak, apapun keputusan kamu, ayah bunda akan selalu mendukung kamu, kami hanya berharap yang terbaik untuk kamu" sahut ayah.
Riyan meninggalkan ruang keluarga menuju kamarnya. Riyan perlu waktu untuk mencerna dan memikirkan ucapan ayah bundanya, Riyan merasa ini terlalu cepat dan mengejutkan.
***
Disepertiga malam Riyan melaksanakan sholat istikharah, pikirannya bingung dan kacau, tapi dia ingin membahagiakan orangtuanya dengan menuruti keinginan mereka. Diatas sajadah Riyan mengangkat kedua tangan memanjatkan doa agar dihilangkan rasa kebingungan dan kebimbangannya.
" ya Allah, hanya kepadamu lah hamba utarakan rasa kebimbangan hati hamba, ya Allah yang maha mengabulkan doa, yang maha membolak balikkan hati, berilah hamba petunjuk dan jalan keluar untuk menyelesaikan keresahan dan kebimbangan ini ya Allah, hamba yakin engkau maha memberi petunjuk. aamiin ya rabbal aalamiin".
Riyan memanjatkan doa setiap malam, untuk meyakinkan keputusan terbaik. setelah selesai melaksanakan sholat subuh, Riyan memakai seragamnya bersiap karena pagi ini Riyan ada jadwal flight pertama menuju Australia. Riyan keluar kamar menuju meja makan untuk sarapan.
" ada jadwal pagi ini nak" tanya bunda melihat anaknya memakai seragam lengkap.
" iya bun, ke Australia" sahut Riyan tersenyum
" ya udah hati hati jangan lupa berdoa" ayah mengingatkan
" Riyan, bagaimana?, apa kamu sudah bisa mengambil keputusan?" tanya ayah
" Riyan sudah sholat istikharah yah, tapi Riyan masih bingung untuk mengambil keputusan" sahut Riyan jujur.
" udah sih nikahin aja langsung yah" ceplos tari.
" ini keputusan seumur hidup nak, gak bisa sembarangan" sahut bunda lembut
" ya sudah Yan, gak apa apa, silahkan pikirkan semuanya baik baik, ayah bunda selalu mendukung apapun keputusan kamu nak" ucap ayah, Riyan hanya membalas dengan anggukan dan senyuman.
" ya udah yah, Bun, Riyan berangkat dulu ya, mungkin akan pulang Minggu depan, itu juga mungkin malam lagi, insyaallah Riyan akan memberikan keputusan selesai fliht dari Australia ini" ucap Riyan meyakinkan.
" iya nak, hati hati jangan lupa berdoa" ayah kembali mengingatkan
" iya ayah terima kasih" .
Riyan berpamitan mencium punggung tangan ayah dan bundanya.
" assalamualaikum" pamit Riyan
" waalaikumsalam" jawab ayah bunda dan tari.
***
Riyan melajukan mobilnya menuju bandara. setelah sampai Riyan bersiap menuju pesawat yang akan dikendarai menuju penerbangan Australia.
" bismillahirrahmanirrahim" Riyan berdoa sebelum melakukan penerbangan.
tak berapa lama Riyan sudah sampai di Australia. Riyan diberi jeda waktu sebelum melakukan penerbangan selanjutnya, dia menyempatkan diri membeli oleh oleh untuk keluarganya. disaat sedang berkeliling tiba tiba Riyan tertarik dengan lukisan sakura yang menenangkan juga sepasang cincin berdesain sakura, ada juga kalung berdesain sakura. Tanpa pikir panjang Riyan membeli kalung dan sepasang cincin berdesain sakura itu, entah apa yang ada dipikiran Riyan, keinginan membeli perhiasan terlintas begitu saja.
" sepertinya ini cocok untuk calon istriku nanti" gumam Riyan.
setelah selesai belanja Riyan segera beranjak keluar pusat perbelanjaan, bersiap untuk penerbangan selanjutnya. sesampainya di Perth airport Riyan bersiap menuju pesawat, menyiapkan pesawat memeriksa keseluruhan kelengkapan untuk menuju kembali ke Indonesia. setelah semuanya siap, tak lupa Riyan berdoa sebelum pesawat take off.
kini Riyan sudah mendarat di bandara Sukarno Hatta. Riyan langsung pulang ke apartemennya.
setelah satu Minggu melakukan perjalanan bolak balik antar negara, akhirnya Riyan pulang kerumah.
" assalamualaikum" Riyan mengucap salam sambil membuka pintu rumah.
" waalaikumsalam" jawab bunda. Riyan menyalami mencium punggung tangan bundanya.
" Riyan langsung ke atas ya Bun, mau langsung istirahat" ucap nya pada bunda yang dibalas dengan anggukan.
setelah membersihkan tubuh, Riyan langsung merebahkan diri diranjang, berpikir kembali tentang keputusan yang sudah dia buat, tak lama Riyan pun tertidur pulas.
gema azan subuh membangunkan Riyan, langsung beranjak kekamar mandi untuk berwudhu, melaksanakan kewajiban sholat subuh.
setelah selesai membaca beberapa ayat suci Riyan turun kelantai bawah menuju ruang makan.
" eh Abang" sapa Tari melihat Riyan menuruni tangga. Riyan hanya menaikkan alisnya.
" abis flight darimana bang?"
" Australia" sahut Riyan singkat
" ih Abang kok gak bilang mau ke Australia, kalo tau kan tari mau nitip sesuatu" ucap tari cemberut.
" udah Abang beliin sesuatu, ada dikamar Abang"
" beneran bang, ih Abang paling baik deh"
" makasih abang kutub ku" ucap tari sumringah.
" udah kalian sarapannya diselesaikan dulu" ucap ayah.
setelah sarapan, Riyan menghampiri ayah dan bundanya dihalaman belakang. Riyan duduk dan terdiam sejenak.
" ayah, bunda, Riyan sudah mengambil keputusan" ucap Riyan
" benarkah nak, lalu apa keputusan kamu?" tanya ayah. bunda siap menyimak.
Riyan menghela napasnya dalam.
bismillahirrahmanirrahim, ucap Riyan dalam hati
" Riyan siap dan menerima perjodohan ini".
" Alhamdulillah" ucap ayah dan bunda serempak
" nanti bunda kabarin Puspita dulu ya yah" ucap bunda senang.
" iya bun, malam ini kita kesana melamar putrinya"
" secepat itu kah?" tanya Riyan terkejut
" bukankah lebih cepat lebih baik nak, jangan pernah menunda sesuatu yang baik" sahut ayah tersenyum.
Bunda berjalan cepat menuju ruang keluarga, meraih gagang telpon dan langsung menghubungi sahabatnya tentang kabar bahagia ini.
" halo assalamualaikum Puspita"
" waalaikumslam, ada apa nila?"
" aku punya kabar bahagia, putra ku menerima perjodohan dengan putrimu, malam ini kami akan kerumahmu untuk melamar putrimu"
" Alhamdulillah, baiklah nila nanti akan aku bicarakan dengan Larisa putriku"
" baiklah, aku tutup dulu telponnya, sampai jumpa nanti malam, assalamualaikum"
" waalaikumsalam"
Puspita sangat gembira mendapat kabar ini, dia langsung menelpon Larisa.
" assalamualaikum Risa"
" waalaikumslam mama, ada apa?" jawab Risa to the point membuat mamanya sedikit terkejut.
" Alhamdulillah nak, kamu sudah mau menjawab salam mama, nanti kalo udah selesai kuliah langsung pulang ya nak, mama tunggu"
" ada apa emangnya ma?"
" nanti mama jelasin dirumah aja, ya udah mama tutup dulu ya, assalamualaikum".
" ya udah iya, waalaikumslam"
***
Larisa menurut pada pesan mamanya agar langsung pulang.
" assalamualaikum ma, Risa pulang!"
" waalaikumsalam, Alhamdulillah ya Allah putri mama sudah berubah" ucap mama tersenyum.
" sini duduk nak, mama mau bicara sama kamu"
" ada apa ma?"
" Larisa sayang mama kan?"
" kenapa mama nanya kaya gitu, pastilah Risa sayang mama, maafin Risa ya ma"
Larisa memeluk mamanya.
" Larisa, kamu sudah besar nak, mama belum tentu selalu ada disamping kamu, belum tentu juga mama selalu bisa menemani kamu, mama berniat menjodohkan kamu sama putra nya sahabat mama"
" mama pengen kamu kembali ke Larisa yang dulu, Larisa yang rajin sholat dan ngajinya, Larisa yang gak pernah pulang malam, mama cuma pengen Larisa kembali ke jalan Allah, lupakan masa lalu yang pahit nak, nanti malam mereka akan datang melamar kamu, mama cuma ingin yang terbaik buat putri mama" ucap mama sambil mengelus rambut panjang Risa.
" tapi ma, Risa kan belum kenal sama anaknya sahabat mama, apalagi cinta ma, Risa takut cowo itu kaya papa ma!"
" gak nak, mama kenal betul anaknya nila kaya apa, insyaallah dia yang terbaik, yang akan selalu ada dan menemani kamu disaat mama gak bisa"
" tapi ma, Risa takut kejadian Abi terjadi lagi sama Risa"
" Larisa, mulai sekarang lupakan masa lalu dan kesalahan papa mu, mama yakin kamu akan bahagia bersama nya"
" ya udah ma, kalau emang ini yang terbaik, Risa mau Nerima perjodohan ini demi mama"
" Alhamdulillah, mama selalu berdoa untuk kebahagiaan kamu"
" maafin Risa ya ma, selama ini Risa selalu keras kepala, ngebantah mama terus, maafin Risa ma" Larisa mulai terisak dan memeluk mamanya.
" iya nak, yang paling penting Larisa menyadari kesalahan dan mau merubahnya, sekarang bersiap lah, sebentar lagi calon keluargamu akan datang".
" iya ma, Risa ke kamar dulu ya ma"
" iya nak"
larisa beranjak menuju kamarnya, bersiap untuk acara nanti malam. Larisa masuk kedalam kamarnya, dan melintasi foto keluarganya, disana ada papa mama Larisa dan bang Revan yang tertawa bahagia. hatinya kembali sakit saat mengingat kejadian masa lalu, papa nya meninggalkan keluarganya hanya karena perempuan lain.
Larisa kembali menangis sambil memeluk bingkai foto dengan erat.
" papa!, kenapa papa ninggalin Risa, apa salah Risa pa, papa jahat, Risa benci papa" lirih Risa sambil terisak.
Larisa mengusap air matanya, lalu beranjak berdiri meletakkan kembali bingkai fotonya. Larisa berjalan menuju lemari, menyiapkan baju yang akan dikenakan nanti setelah mandi.
setelah mandi dan memakai baju, Larisa menatap cermin, Risa kembali mengingat kejadian dimasa lalu, Risa berjalan menuju balkon, disaat sedang melamun Risa melihat sebuah mobil mewah sudah didepan rumahnya, itu berarti keluarga calon suaminya sudah datang.