bc

Single Daddy's Little Wife

book_age18+
36
IKUTI
1K
BACA
family
arranged marriage
goodgirl
heir/heiress
drama
bxg
like
intro-logo
Uraian

"Gara menikahimu hanya karena perjodohan, bukan karena cinta. Karena selamanya, hati Gara hanya milik ibu kandung Cinta."

Kalila Azura tak pernah membayangkan hidupnya akan terjerat dalam pernikahan paksa dengan seorang duda beranak satu, bernama Igara Surya Mahawira dan putri kecilnya yang manis. Terlebih, ia sudah memiliki pria pujaan lain bernama Danish.

Kelembutan dan kasih sayang yang Gara berikan nyatanya tak mampu menembus hati Lila. Gadis itu memberontak dan menginginkan kebebasannya dikembalikan. Hingga suatu ketika, Lila dihadapkan pada kenyataan jika pria yang selama ini selalu ia puja ternyata tak sebaik yang ia kira.

Penghianatan serta kebohongan membuat hati Lila menjadi rapuh. Dan saat itulah Gara datang, membuktikan jika hanya dirinya lah yang memiliki cinta terbaik untuk Lila. Namun, ujian kembali datang. Kali ini, badai itu adalah sosok dari masa lalu Gara. Renata - mantan istri Gara. Ia ingin mengambil kembali keluarga kecilnya yang kini telah dimiliki oleh Lila.

Mampukah Lila mempertahankan keluarga kecil yang telah menjadi sumber kehidupan barunya itu? Atau justru ia harus mengalah pada orang dari masa lalu mereka?

chap-preview
Pratinjau gratis
01 - Menikah dengan Duda?!
Lila membuka salah satu koper besarnya. Ia bersiap mengeluarkan pakaian yang ia bawa dalam koper tersebut. Hari ini, ia resmi pindah ke rumah barunya - rumah yang akan ia tempati bersama keluarga kecilnya. Kepalanya menoleh saat dirinya mendengar suara pintu kamar terbuka. Matanya menyipit kala menyadari sosok itu masuk dengan tenang ke dalam kamarnya tanpa izin dari Lila. "Kakak ngapain masuk ke sini?" Gara menatap Lila dengan kebingungan. Ia melangkah pelan ke arah Lila, membuat gadis berusia dua puluh tiga tahun itu mendadak was-was. "Memang ada yang aneh? Ini kamar kita. Aku cuma mau-" "Tunggu dulu! Maksud Kakak, kita bakalan tidur satu kamar?" potong Lila cepat. Matanya menatap nyalang ke arah Gara. Sementara Gara, mengangguk dengan senyum manis khasnya. Mereka sudah menikah. Bukankah memang sudah selayaknya mereka tidur di kamar yang sama? "Selama ini Kakak menempati kamar ini sendirian. Kakak nggak tahu desain apa yang bakalan kamu suka. Jadi, kalau ada yang kamu kurang suka dan mau kamu ubah, kamu tinggal bilang ke Kakak!" Napas Lila memburu, menatap pria yang baru sehari hari ini resmi menjadi suaminya itu dengan tajam. Lalu, ia berbalik. Ia rapikan kembali kopernya, dan segera ia tutup dengan kasar. "Lila..." Gara tampak bingung melihat reaksi Lila. "Aku nggak mau kita tidur satu kamar," putus Lila mutlak. Ia menarik turun kopernya. Bersiap untuk membawanya pergi. Namun, Gara menahan tangan Lila. "Kamu mau ke mana?" "Cari kamar lain," jawab Lila santai. "Ingat, Kak. Aku nggak pernah mengharapkan pernikahan ini terjadi. Aku menikah dengan Kakak hanya karena sebuah keterpaksaan. Jadi, Kakak jangan mengharap lebih dari aku!" Lila hendak menghempas tangan Gara yang menahannya. Namun, pria itu menahannya lebih kuat. "Aku janji nggak akan nyentuh kamu sebelum kamu benar-benar siap. Aku-" "Memang ada, mulut laki-laki yang bisa dipercaya di dunia ini?" potong Lila lagi. "Lepas!" "Di rumah ini cuma ada empat kamar. Kamar ini, kamar Cinta, kamar Bi Wati dan kamar tamu yang bahkan nggak ada kamar mandi dalamnya," ujar Gara, masih berusaha membujuk Lila agar tidak pergi dari kamarnya. "Nggak peduli. Mandi di luar lebih baik daripada aku harus berbagi ranjang sama laki-laki yang nggak aku cintai kayak Kakak," balas Lila sinis. Gara menghela napas panjang. Biar bagaimana pun, ia juga harus memahami posisi Lila. Dia hanyalah gadis belia yang terpaksa harus menerima pinangannya - seorang duda beranak satu dengan selisih usia hampir sepuluh tahun darinya. Gara tahu, hati Lila belum terbuka untuknya. Dan semua berjalan begitu cepat, membuat gadis itu tiba-tiba berada dalam jerat ikatan pernikahan bersama dengan Gara. "Oke. Begini saja. Kamu tidur di sini, dan biar Kakak yang pindah," putus Gara. Lila mengernyitkan keningnya. "Pindah ke mana?" "Ke kamar tamu. Biar bagaimana pun kamu perempuan. Mungkin akan kurang nyaman kalau harus mandi di kamar mandi luar, saat kamu tinggal bersama laki-laki asing seperti Kakak. Lagi pula, kamar ini jauh lebih nyaman dan luas dibanding kamar satunya. Jadi, Kakak rasa akan lebih baik kalau kamu tetap di sini," terang Gara. Lila terdiam. Namun, ia masih menatap Gara dengan curiga. Ia masih meragukan jika Gara akan rela pindah kamar ke yang lebih sempit seperti yang ia katakan hanya demi Lila. "Kakak serius? Aku nggak akan tinggal diam ya, kalau Kakak tiba-tiba masuk ke sini malam-malam dengan alasan macam-macam!" ancam Lila. Gara terkekeh. "Aku bukan lelaki berengsek seperti yang kamu pikirkan, Lila. Aku cuma mau kamu nyaman tinggal di sini." Lila memutar bola matanya dengan malas. Nyaman? Bagaimana bisa ia merasa nyaman, saat ia harus tinggal satu atap dengan pria yang tidak ia cintai? "Oke. Kalau itu mau Kakak. Kakak laki-laki, kan? Aku harap ucapan Kakak bisa aku pegang," balas Lila dengan nada congkak. Gara mengangguk. Bibirnya masih saja menyunggingkan senyum, meski ia terus mendapat perlakuan kurang menyenangkan dari istri barunya itu. "Oke. Kalau gitu, Kakak izin ngemasin barang-barang Kakak, ya. Kakak mungkin nggak bisa mindahin semua ini sekaligus. Besok Kakak baru akan minta Bi Wati buat beresin semuanya. Yang penting, sekarang baju dan barang-barang kamu bisa masuk dulu dan nanti malam kamu udah bisa tidur di sini," kata Gara. Lila mengalihkan pandangannya, berusaha tak peduli dengan apa yang Gara katakan. Dibanding memikirkan ucapan pria itu, apalagi membantunya berkemas, Lila memilih untuk merapikan barang-barangnya sendiri terlebih dahulu. Meski pernikahan itu terjadi karena keterpaksaan, dan Lila terus menunjukkan ketidak sukaannya pada Gara, tetapi, sejauh ini Gara belum menyesali keputusannya. Gara masih meyakini jika Lila adalah perempuan yang baik. Latar belakang keluarganya baik, ia berpendidikan, dan yang paling penting, Cinta sangat suka pada Lila. Gara yakin, yang mereka butuhkan hanya waktu. Akan tiba saatnya bagi Lila untuk menyadari jika Gara adalah pria yang tepat untuknya. Dan Gara akan menunggu hingga waktu itu tiba. Ia akan terus berusaha untuk membuat Lila menerima keberadaannya serta takdir mereka. "Aku tahu, saat ini kamu pasti marah dan benci banget sama Kakak. Tapi, Kakak janji bakal nebus semuanya, Lila. Kakak janji akan memberikan kamu kebahagiaan dalam pernikahan ini," batin Gara, sambil memperhatikan setiap gerak-gerik Lila yang sedang sibuk dengan kegiatannya.

editor-pick
Dreame-Pilihan editor

bc

Hasrat Meresahkan Pria Dewasa

read
30.3K
bc

Sentuhan Semalam Sang Mafia

read
188.6K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
233.7K
bc

B̶u̶k̶a̶n̶ Pacar Pura-Pura

read
155.8K
bc

TERNODA

read
198.7K
bc

Setelah 10 Tahun Berpisah

read
58.0K
bc

My Secret Little Wife

read
132.1K

Pindai untuk mengunduh app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook