Mbak Nita?" Wanita tadi kembali menghampiriku ketika aku hendak beranjak menghampri Gama. "Sebentar Gam!" triaku pada Gama. "Iya. Saya Nita, apa kamu mengenalku?" tanyaku bingung. "Iya. Mbak Nita Mamanya Adnan kah?" tanyanya menyelidik. "Iya, saya Mamanya Adnan," jawabku sedikit bingung. "Kita pernah bertemu di sebuah restoran, Mbak, sekitar beberapa tahun lalu." Dia menjelaskan semuanya. Aku pun teringat pertemuan dengan dia, ketika Adnan ingin menghubungi Brata, bersembunyi di belakang punggung wanita itu. Aku tersenyum dan memperkenalkan diri menjabat tangannya. Dia menyambut hangat tanganku dan menyebutkan namanya. "Saya Nanda, Mbak. Beruntung sekali bisa bertemu Mbak Nita," ucapnya membuatku sedikit malu. "Hem … makasih. Oh iya aku sedang terburu-buru, maaf ya gak bisa nemenin

