Setelah dua hari tidak sadarkan diri, akhirnya Ame kembali membuka mata. Ia merasa sangat haus, lapar, dan wajahnya juga sangat pucat. Tapi ... kini ia harus dihadapkan dengan kebingungan. Ruangan yang ditempati olehnya begitu asing, karena pendengarannya sudah sangat tajam, ia tidak bisa mendengar suara siapa pun kecuali embusan angin, gemeriicik air, dan suara beberapa binatang. Dengan sisa kekuatannya Ame langsung saja bangun dari tempat tidur, lalu pada saat ia ingin turun dari ranjang untuk memeriksa keadaan ... pintu kamarnya segera terbuka lebar. Kali ini ia malah bertemu tatap dengan pria serigala, dan kebetulan sekali ada banyak pertanyaan yang harus ia ajukan kepada pria tersebut. “Di mana kita? Setahuku ini bukan di istana.” Pria serigala langsung saja bersandar di sampin

