Zefanya menghentikan taksi tepat di depan rumah besar Nathan. Selama beberapa lama, perempuan itu hanya berdiri di luar. Mengamati rumah besar Nathan dari balik gerbang tinggi di depannya. Tatapannya tampak sendu. Ada banyak sekali pikiran berkecamuk di benaknya. Dia sudah lelah dan ingin pergi dari rumah ini segera. Dia merasa hidupnya kini sudah kehilangan banyak arti sejak malam ia tidur dengan Nathan. Dia terlalu malu dan terlalu muak dengan setiap tuduhan kasar yang selalu Nathan layangkan. Dia merasa lebih rendah dari apa pun. Zefanya ... membencinya. Lalu, apakah bisa seseorang tetap tinggal dengan seseorang yang dibencinya untuk waktu yang lama? Tidak. Pada akhirnya muak itu akan datang. Jengah dan lelah itu akan tiba. Zefanya sudah merasakan hal itu lebih kuat dari sebelumnya.

