bc

Summer For Winter

book_age16+
882
IKUTI
7.6K
BACA
confident
doctor
drama
sweet
bxg
genius
icy
office/work place
childhood crush
chubby
like
intro-logo
Uraian

Bagaimana perasaanmu saat tiba-tiba ada yang mengaku sebagai pendamping masa depanmu? Padahal kamu tidak pernah sedikitpun menyukainya?

...

Ini kisah tentang seorang dokter muda bersifat dingin, Arkasya Nalendra yang dipertemukan kembali setelah sekian lama dengan gadis yang selalu menganggap Kasya suami masa depannya.

chap-preview
Pratinjau gratis
1 - Latasya?
“Namaku Arkasya Nalendra. Aku suka membaca buku dan bermain game, cita-citaku adalah menjadi dokter.” "Namaku ----, aku suka Kasya dan cita-citaku menjadi istri Kasya di masa depan!” “Cieeee…!” *** Kasya terbangun dan hal pertama yang ia lihat adalah langit-langit kamarnya. Kasya mendudukan dirinya, ia tidak terlalu ingat akan mimpinya tadi namun baginya itu merupakan mimpi yang cukup buruk. Entah mengapa, perasaannya sedikit kurang enak setelah mengalami mimpi tersebut, namun Kasya tidak lagi menggubrisnya. Arkasya Nalendra, anak pertama dari dua bersaudara. Seorang dokter muda di sebuah rumah sakit yang dikelola oleh keluarganya. Kasya memiliki seorang adik perempuan yang berbeda dua tahun darinya. Cahaya yang masuk melalui celah tirai jendela kamarnya menandakan kalau hari sudah terang. Kasya turun dari tempat tidur dan segera masuk ke kamar mandi untuk menyegarkan tubuhnya. Usai mandi, Kasya sudah berpakaian rapi dan siap untuk berangkat ke rumah sakit. Kasya meninggalkan kamar dan turun ke ruang makan rumahnya, sudah ada wanita yang sangat ia cinta di sana sedang menyiapkan sarapan. “Pagi Ma,” Kasya mendekat dan mencium sejenak pipi Elvina, sang Mama. “Pagi sayang, udah mau berangkat?” Tanya Elvina. “Iya, Helen di mana Ma?” Kasya duduk di salah satu kursi dan mengambil roti yang sudah disiapkan Mamanya. “Udah berangkat, baru aja, katanya sih ada yang mau diurus dulu makanya berangkat cepat.” “Kalau Papa?” “Masih di kamar, mungkin sebentar lagi juga berangkat ke kantor.” Kasya mengangguk dan segera menyelesaikan sarapannya kemudian berpamitan berangkat ke rumah sakit. Rumah sakit yang sudah dibangun sejak Kasya duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama ini, kini mulai dipercayakan padanya karena memang ini salah satu tujuan Kasya menjadi seorang dokter selain karena sudah menjadi cita-citanya sejak lama. “Pagi dokter Arka,” Sapa salah seorang dokter muda seusia Kasya ketika Kasya baru saja tiba di rumah sakit. “Pagi dokter Alex.” Sahut Kasya dengan gaya dokter coolnya yang selalu disukai pasien-pasiennya dari kalangan kaum hawa. Jika berada di rumah sakit, Kasya memang lebih sering dipanggil Arka, hanya keluarga dan orang terdekat yang biasanya memanggilnya Kasya. “Selamat bekerja dok,” Ucap Alex dengan senyuman. Kasya membalas dengan senyum tipis, “Anda juga. Permisi, saya duluan harus segera ke ruangan saya dok.” “Oh iya, silahkan.” Kasya melangkah meninggalkan Alex yang masih berada di tempatnya, menuju ke ruangan pribadinya untuk bersiap memeriksa semua pasiennya hari ini. *** Saat jam istirahat makan siang, Kasya mampir sejenak ke kantin rumah sakit karena sudah ada yang menunggunya di sana. Kedua sahabatnya sejak duduk di bangku sekolah. Setelah Kasya memulai profesinya sebagai dokter muda, kedua sahabatnya ini memang sering mengunjunginya disela jam kerja seperti ini, karena memang Kasya terlalu sibuk untuk bekerja sehingga mereka memiliki inisiatif untuk datang berkunjung. “Hai Sya!” Sapa Dilon, salah satu sahabat Kasya. “Akhirnya pak dokter datang juga,” Timpal Angga, sahabatnya yang lain. Kasya segera duduk di salah satu kursi, bergabung dengan kedua sahabatnya, “Kayaknya kerjaan kalian santai ya? Tiap makan siang hampir selalu mampir ke sini.” Angga tersenyum bangga, “Nah, lo harus berterima kasih sama kita bro, disela jam kerja masih menyempatkan waktu mengunjungi pak dokter yang super sibuk sama pasien-pasiennya! Lagipula kita ke sini supaya tetap rajin ketemu meski sibuk.” “Sebenernya gue banyak kerjaan,” Ucap Dilon, “Tapi nih anak merengek terus minta ke sini, makanya tiap jam istirahat selalu ketemu lo disini. Hidupnya ngga akan tenang kalau sehari engga ketemu lo Sya.” “Gue ngga kayak gitu!” Angga tak terima akan ucapan Dilon, “Sebagai bos yang baik, gue tuh memperhatikan karyawan agar menggunakan waktu istirahat dengan baik supaya tidak stres karena pekerjaan.” “Terima kasih Pak Boss.” Ucap Dilon dengan ekspresi datar. Angga berdecak sebal menatap Dilon lalu beralih pada Kasya, “Diva masih sering mampir ke sini Sya?” “Ya,” Jawab Kasya singkat, dirinya memang tidak pernah suka jika sahabatnya ini mulai membahas mengenai gadis bernama Diva. Gadis yang selalu mendekati Kasya sejak duduk di bangku kuliah. Berasal dari jurusan yang berbeda semasa kuliah, keduanya bertemu di sela jam istirahat saat OSPEK kampus. Diva memang bukan gadis yang teralu agresif, namun sikapnya setiap di dekat Kasya sangat jelas terlihat jika gadis itu memiliki perasaan spesial pada Kasya. Tidak tahu mengapa, mengetahuinya membuat Kasya merasa risih. “Lo kayaknya engga bosen bahas Diva ya?” Tanya Dilon pada Angga dengan ekspresi datar. “Gue hanya penasaran, siapa tau karena Diva sering mepetin Kasya, Kasya jadi mulai buka hati buat dia.” “Lo kalau masih mau bahas Diva, mending balik aja sana ke kantor lo!” Usir Kasya dengan tatapan dinginnya. Angga tersenyum masam, mengusap tengkuknya, “Sorry Sya, gue ngga maksud buat bahas-bahas dia.” Kasya memang cukup menyeramkan jika sedang kesal, tatapan dinginnya seolah dapat membekukan lawan bicaranya, “Beneran, gue ngga maksud buat lo kesel kok.” “Makanya punya mulut tuh kalau ngga bisa direm, karetin aja!” Sindir Dilon. Angga hanya memasang wajah masam. “Oh iya Sya, hari ini lo ada lembur?” Tanya Dilon. “Gue ngga tau,” Wajah Kasya sudah kembali normal, “Gue ngga bisa pastiin lembur atau engganya, kenapa?” “Mau ajak makan di luar aja, kita udah jarang kumpul di luar kayak biasa sejak kerja, mumpung hari ini gue dan Angga juga bisa pulang awal.” Dilon bekerja di kantor yang sama dengan Angga, lebih tepatnya, Dilon bekerja di kantor Angga sebagai sekretaris sahabatnya itu karena Dilon merupakan orang yang paling dipercaya Angga. “Nanti gue kabarin.” Dilon mengangguk sekilas, “Oke.” Sebelum jam istirahat berakhir, Dilon mengajak Angga untuk segera kembali ke kantor, ada cukup banyak pekerjaan yang sudah menunggu untuk segera diselesaikan. Sorenya, Kasya sudah mengecek semua pasien yang ditanganinya. Tidak ada lagi yang harus ia kerjakan sehingga dirinya mengiyakan ajakan Dilon siang tadi untuk pulang bersama. Dilon dan Angga menyinggahi Kasya terlebih dahulu di rumah sakit. “Bareng kita aja, nanti sebelum pulang kita singgahi lagi ke sini buat lo ambil mobil lo.” Tawar Dilon setelah Kasya menemui mereka di lobby rumah sakit. “Oke,” Jawab Kasya lalu mengikuti Dilon dan Angga menuju ruang parkir rumah sakit. Di tengah perjalanan, Angga mendapat panggilan suara dari seseorang. Dari apa yang Dilon dan Kasya dengar, panggilan tersebut berasal dari Mamanya Angga. “Mama minta gue mampir ke toko kue bentar buat ambil pesanannya, gak masalah kan?” Angga menatap Dilon yang menyetir di sampingnya dan Kasya yang duduk di bangku belakang. “Gue sih ngga masalah,” Jawab Dilon. “Ya udah,” Imbuh Kasya. Akhirnya tujuan pertama mereka adalah toko kue, Angga lah yang menunjukan jalan ke toko kue yang diinginkan Mamanya. “Gue baru tau ada nih toko disini,” Ucap Dilon setelah tiba di toko yang dimaksud Angga. “Katanya sih baru,” Sahut Angga, “Mama gue juga taunya dari temen, dan dengar-dengar roti dan kue disini memang enak.” “Makanya harus belinya disini?” Angga mengangkat sekilas bahunya, “Maunya disini, kan lo tau sendiri Mama gue kalau udah minta A ya harus A kecuali terpaksa ganti pilihan.” “Okelah demi Nyonya besarnya Angga,” Dilon segera memarkirkan mobil di area parkir yang disediakan. Ketiganya turun bersamaan dari mobil, awalnya Kasya tidak ingin ikut namun akhirnya ikut juga setelah dibujuk Angga. Seorang karyawan menyambut kedatangan mereka, Angga segera mengatakan pesananan yang diminta oleh Mamanya, Dilon dan Kasya ikut memesan untuk dibawa pulang. Semenit kemudian, pesanan mereka sudah dibungkus dan langsung dibayar. Setelah mengucapkan terima kasih, ketiganya akan segera beranjak pergi. “Lho?” Namun sebuah suara menghentikan langkah mereka bersamaan. “Angga, Dilon dan Kasya kan?” Mendengar nama mereka dipanggil, ketiganya menoleh bersamaan ke arah sumber suara. Terlihat seorang gadis berjalan menghampiri lalu berdiri di dekat mereka. “Eh beneran kalian toh?!” Ucap gadis itu dengan nada antusias, “Ya ampun udah lama ngga ketemu, Kasya makin ganteng!” “Eh bentar-bentar,” Ucap Angga, “Kakak ini siapa ya? Kok tau nama kami dan juga, kenapa hanya orang ini yang anda puji ganteng?!” Lanjut Angga sambil menunjuk Kasya dengan memasang wajah sebal. Gadis itu terkekeh, “Wah jahat banget yah lo lupa sama gue, mana pake acara dipanggil kakak lagi, sejak kapan lo jadi sopan gitu?!” “Memangnya kamu siapa?” Tanya Dilon. “Tersinggung gini gue dilupain hanya karena udah lama ngga ketemu,” Gadis itu melipat kedua tangannya didepan d**a, “Gue, Latasya Ardhana, calon istrinya Arkasya Nalendra!” Lanjutnya dengan senyum sumringah. Angga memasang wajah syok setelah mendengar nama gadis tersebut, “Latasya?” Gadis itu mengangguk, “Lo Tasya?” “Yoi!” “Demi apa lo itu Tasya?!” Angga mengarahkan salah satu telunjuknya pada gadis di hadapannya. “Demi nasi uduk Pak Samsul yang dulu sering kita beli waktu sekolah! Ini beneran gue woy! Muka lo ngajak berantem ya Ga?” “Gue hanya kaget aja lo itu Tasya, kok lo bisa jadi cantik gini?!” Gadis bernama Tasya itu menatap kesal Angga, “Heh! Dari dulu gue emang udah cantik ya!” “Engga ah, lo pasti oplas ya kan?” “Bodo amat!” Tasya sudah capek meladeni Angga, dirinya menatap Kasya yang masih diam di tempatnya, “Lo masih ingat gue kan Sya? Padahal kita udah bareng dari kecil!” Tasya memanyunkan bibirnya. Mendadak sebuah bayangan muncul dipikiran Kasya seperti sebuah film pendek, bayangan saat dirinya pertama kali duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama dan diminta untuk memperkenalkan diri masing-masing oleh wali kelas. --“Yak, selanjutnya boleh perkenalkan dirinya, hobi atau hal yang disukai serta cita-citanya boleh disebutkan.” Kasya berdiri dari kursinya, “Namaku Arkasya Nalendra. Aku suka membaca buku dan bermain game, cita-citaku adalah menjadi dokter.” “Wah calon dokter, bagus sekali Kasya. Oke dilanjutkan ke sebelahnya.” “Namaku Latasya Ardhana, aku suka Kasya dan cita-citaku menjadi istri Kasya di masa depan!” “Cieeee…!” Seisi kelas bersorak, sedangkan Kasya sudah terdiam kesal namun gadis di sebelahnya tersenyum dengan wajah bersemu merah.-- “Gue engga kenal!” Kasya membalikan badannya dan berjalan meninggalkan toko disusul Angga dan Dilon. Sebenarnya Kasya ingat, sangat ingat. Latasya atau biasa dipanggil Tasya, gadis yang berhasil membuat malu Kasya di awal masuk SMP. Keduanya memang sudah kenal sejak kecil karena hubungan orang tua mereka, namun Tasya mulai terang-terangan menyukai Kasya ketika duduk di bangku SMP. Saat akan masuk SMA, Tasya berpindah kota, akan tetapi sesekali dirinya mampir ke sekolah Kasya membuat Kasya semakin kesal dan tidak suka bertemu dengannya. Saat lulus SMA, Tasya mendadak hilang dan baru muncul kembali tadi. Kasya merasa ketenangannya beberapa tahun ini berakhir karena kemunculan Tasya. “Gue yakin dia oplas!” Ucap Angga setelah mereka kembali melanjutkan perjalanan. “Mata lo bermasalah? Memang dari dulu muka dia kayak gitu pinter!” Sahut Dilon. “Engga engga, engga mungkin bisa secantik itu Lon!” “Angga, gue tau b**o itu gratis, tapi jangan dipiara juga! Namanya juga puber pasti banyak yang berubah! Ditambah lagi sekarang mulai banyak skincare-skincare-an ya pasti ada perubahan lah kayak lo sekarang!” “Kenapa?” Angga memasang senyum anehnya, “Makin ganteng ya?” “Makin hancur!” Jawab Dilon membuat senyuman aneh Angga hilang seketika. “Asem lo!” ***

editor-pick
Dreame-Pilihan editor

bc

Aksara untuk Elea (21+)

read
836.6K
bc

Will You Marry Me 21+ (Indonesia)

read
614.2K
bc

Billionaire's Baby

read
280.5K
bc

JODOH SPESIAL CEO JUDES

read
289.2K
bc

DIA UNTUK KAMU

read
35.3K
bc

Crazy Maid ( INDONESIA )

read
206.7K
bc

Wedding Organizer

read
47.0K

Pindai untuk mengunduh app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook