bc

Renjana Untuk Sabda

book_age16+
5
IKUTI
1K
BACA
love-triangle
drama
bxg
campus
secrets
civilian
like
intro-logo
Uraian

Hidup Renjana, mahasiswa akhir semester itu terbilang berjalan dengan normal saat dia tidak terburu-buru untuk memiliki pasangan seperti teman-temannya yang lain. Bermula dari nyali yang sulit, hingga membuatnya untuk memberanikan diri memasang aplikasi pencari jodoh online. Bagi Renjana ini adalah salah satu jalan yang harus dia lakukan untuk menjemput jodohnya. Karena dia pernah mendengar pepatah mengatakan jika jodoh harus dijemput. Hal itu membuat Renjana semakin yakin untuk mencari jodohnya.

Hingga akhirnya sosok yang tidak pernah Renjana bayangkan datang. Definisi kekasih dalam diri laki-laki itu tidak pernah ada dalam gambarannya. Namun Sabda mampu memikat hatinya. Bermodalkan cinta, akankah Renjana sanggup bertahan dan membuang semua gambaran manis yang sudah dia susun rapi saat bertemu dengan kekasihnya kelak?

chap-preview
Pratinjau gratis
PROLOG
Selamat membaca~ - “Baik, sampai jumpa di semester depan dan selamat menikmati liburan semuanya.” ujar salah seorang dosen laki-laki yang mengajar di fakultasku.            Aku Renjana. Renjana Senandika Putri. Banyak dari mereka yang sudah mendengarkan namaku selalu mengatakan jika orang tuaku adalah anak Indie. Namun tidak sepenuhnya benar, karena ini adalah duplikat nama dari teman Ayahku. Ya, yang memberikan nama untukku tidak sepenuhnya dari kedua orangku. Mereka terinspirasi dari nama rekan kerja Ayahku dan menjadikannya sebagai namaku. Tidak masalah karena aku menyukainya. “Renjanaa…”            Aku menoleh saat ada yang memanggil. Gadis ini selalu mengikuti ke mana aku pergi. “Ada apa?” tanyaku. “Nongkrong dulu lah. Kan habis ini dua bulan gak ketemu,” ujarnya sembari menarik lenganku seolah sedang memohon dengan wajah melasnya. “Nongkrong atau nungguin lo video call sama pacar?” tanyaku balik dengan nada menyelidik.            Niskala tertawa malu. Modusnya sudah tercium menembus hidungku yang tajam. Seringkali aku dijadikannya sebagai teman hanya untuk menemaninya telepon dengan sang pacar yang jauh di sana. Hal itu berhasil membuatku sedikit, iri. Hanya sedikit. “Sebentar. Jam tiga kita pulang.” ujarnya meyakinkanku.            Aku menghela napas, tidak mungkin juga aku menolak karena jika pulang sekarang akan terasa sangat panas. Niskala menarikku untuk kembali masuk ke dalam ruang kelas yang kosong dan sepi. Aku menaruh tas di sembarang kursi dan berjalan menuju jendela besar yang menampakkan jalanan kota depan kampus. Dari sini juga bisa terlihat dengan samar dua gunung yang tidak ku ketahui namanya. “Gimana sih caranya biar dapat pacar? Masa iya semester akhir belum ada gandengan.” ujarku dengan memandangi hiruk pikuk jalan raya. “Instal aplikasi pencari jodoh aja. Banyak yang lagi mainin itu.” balas Niskala dengan fokus memainkan ponsel. “Takut lah. Nanti orangnya aneh gimana?” tanyaku sembari menolak. “Lo yang aneh. Mintanya cuma di jemput tapi gak mau jemput. Mana ada?” balas Niskala dengan menatapku kesal.            Aku beranjak untuk berjalan mendekat ke arah Niskala yang sedang duduk. “Kok lo bisa pacaran sama orang Prancis sih? Gimana caranya?” tanyaku penasaran. “Kan udah gue bilang, dari aplikasi pencari jodoh. Bedanya gue pakai aplikasi buat belajar Bahasa Inggris yang bisa buat kirim pesan ke siapapun. Terus dapat lah kontaknya Joo.” jelas Niskala. “Lo pernah ngerasa takut gak sih?” tanyaku yang lebih dari penasaaran.            Niskala mengubah posisi duduknya untuk mencari tempat paling nyaman. Mata sipitnya menatapku lurus. “Pernah,” jawabnya. “Tapi dia selalu kasih harapan dan kepercayaan kalau dia ada. Jadi perlahan rasa takut itu hilang.” lanjutnya seraya tersenyum puas. “Tapi hanya sebatas kata yang bisa lo pegang. Lo bisa bertahan?” tanyaku lagi. “Na, meskipun hanya sebatas kata. Tapi dia udah berjasa di hidup gue. Dia itu layaknya seorang dewa yang bisa bantu penduduk bumi saat dilanda masalah. Jadi ya sebagai gantinya, gue juga harus percaya sama dia.” ujar Niskala dengan gayanya yang melankolis.            Aku mengangguk, “Seru kali ya punya pacar. Jadi ada tempat buat ngadu pas lagi capek jadi mahasiswa semester akhir.” ujarku seraya membayangkan keindahan ditengah pusing yang melanda. “Coba aja. Siapa tahu dapat, kan lumayan.” balas Niskala dan tak lama ponselnya berdering. “Yah, bucin lagi.” ujarku saat melihat Niskala menayap sang kekasih melalui layer ponselnya.            Perkataan Niskala tidak sepenuhnya salah. Mungkin aku yang terlalu kolot untuk takut dengan aplikasi pencari jodoh online. Tapi tetap saja selalu ada keraguan dalam hati untuk tidak memainkan aplikasi tersebut.            Aku duduk dan bersandar pada bahu kursi. Aku mengambil ponsel dan memainkannya, mencoba untuk mencari aplikasi yang dimaksudkan oleh Niskala. Aku terkejut lantaran banyak sekali model aplikasi yang sama namun memiliki nama yang berbeda. “Segitu banyaknya kah orang-orang cari jodoh lewat online?” gumamku saat tidak percaya melihat berbagai macam jenis aplikasi yang sama namun dengan nama dan warna yang berbeda. “Hati-hati lo kalau pilih aplikasi. Jangan yang biasa di buat sama orang nakal.” tegas Niskala.            Dengan ragu, aku membaca setiap ulasan yang telah diberikan oleh penggunanya. Hingga akhirnya aku menjatuhkan pilihan pada satu aplikasi yang menurutku memang baik dan benar. Setidaknya menurutku begitu. Entahlah. Aku akan mencobanya. -            Aku berbaring di atas kasur sambil memandangi langit atap berwarna putih. Tugas akhir semester sudah ku kerjakan semuanya dan hanya menunggu nilai IPK keluar. Tidak ada lagi yang bisa membuatku sibuk seperti orang lain.            Aku meraih ponselku, memandangi aplikasi yang sudah terpasang sejak siang tadi namun belum ku sentuh sama sekali. Aku menghela napas, aku tidak bisa membohongi diri jika aku sangat meragukan jodoh online seperti ini. “Coba aja lah.”            Jemariku beralih untuk menekan aplikasi tersebut dan mulai meregistrasi untuk membuat akun baru agar bisa ku mainkan. Tidak terlalu sulit setiap langkah yang diberikannya. Dengan sabar aku mengikuti langkah demi langkah yang di buat sebagai syarat dan ketentuan oleh aplikasi tersebut. Hingga akhirnya muncul halaman utama dengan instruksi pada setiap bagian yang belum aku ketahui. “Renjanaaa… keluar kamar dulu. Ayo makan.” teriak Ibu yang bahkan sampai pada telingaku padahal dia sedang ada di dapur dan rumah kita lumayan besar.            Aku segera keluar dari kamar dan meninggalkan hp ku begitu saja di atas ranjang. Makan adalah nomor satu dan kumpul bersama keluarga adalah hal yang paling penting. Aku berjalan menuju ruang makan dan mendapati Ayah dan Ibu yang sudah siap untuk makan malam bersama.            Sebenarnya aku adalah anak ke dua dari dua bersaudara, namun Kakakku sudah menikah awal tahun lalu, jadi hanya tinggal aku yang berada di rumah. “Bagaimana nilai IPK semester ini?” tanya Ayah disela Ibu yang sedang mengambilkan makanan untuknya. “Belum keluar. Tapi semua tugas akhir sudah aku kerjakan dengan maksimal.” jawabku seraya tersenyum padanya. “Pintar sekali anak Ayah.” pujinya dengan mengusap kepalaku lembut.            Kami memutuskan untuk makan terlebih dahulu sebelum melanjutkan perbincangan malam yang selalu keluarga kami lakukan sebelum tidur. Kedua orang tuaku sangat pekerja keras untuk memberikan yang terbaik bagi anaknya. “Menulisnya bagaimana? Masih lanjut?” tanya Ayah disela makan buah pir sebagai pencuci mulut. “Masih kok. Ini lagi tunggu persetujuan kotrak lagi untuk cerita baru.” “Jangan ditinggalkan menulisnya. Itu sama aja kayak ladang kamu dapat rezeki.” ujar Ayah.            Setelah berbincang selama kurang lebih satu jam, kini saatnya untuk kami masuk ke dalam kamar untuk istirahat karena sedari pagi hingga petang sudah beraktivitas dengan sangat padat. Aku meraih ponsel yang ku letakkan di atas ranjang. Membukanya dan langsung menampilkan halaman awal aplikasi tersebut.            Akhirnya aku memainkan aplikasi tersebut untuk beberapa saat dengan hanya melakukan swipe kanan atau kiri. Tidak terlalu susah untukku dan cukup menyenangkan memiliki permainan baru seperti ini.            Ada notifikasi masuk, ternyata ada beberapa cowok yang mengirimkan pesan padaku saat itu juga. Aku membalasnya karena memang tidak ada kerjaan apapun yang bisa menyibukkanku untuk saat ini. Hingga beberapa hari terus ku lakukan, karena aku merasa sudah ketagihan untuk memainkan aplikasi tersebut.

editor-pick
Dreame-Pilihan editor

bc

Revenge

read
35.4K
bc

Oh, My Boss

read
386.9K
bc

DIHAMILI PAKSA Duda Mafia Anak 1

read
40.8K
bc

MY LITTLE BRIDE (Rahasia Istri Pengganti)

read
19.3K
bc

Beautiful Pain

read
13.6K
bc

Penghangat Ranjang Tuan CEO

read
33.7K
bc

Hati Yang Tersakiti

read
6.7K

Pindai untuk mengunduh app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook