bc

I Love Daddy ( 21+ )

book_age18+
751
IKUTI
2.4K
BACA
HE
age gap
sweet
bxg
small town
friends with benefits
addiction
widow/widower
civilian
like
intro-logo
Uraian

WARING!! Konten Dewasa 21++. Penuh adegan dewasa.

Namaku Tuti.

Aku adalah seorang gadis yang terlahir dari keluarga yang sangat sederhana. Aku di besarkan oleh Ayahku saja.

Kisah ini menceritakan tentang seorang gadis yang bernama Tuti. Dia hamil muda oleh seorang pria, yang dulunya pernah menjadi gurunya.

chap-preview
Pratinjau gratis
1
Tuti Pov Rintik hujan di pagi hari ini tengah membasahi desa terpencilku berada. Sebuah senda gurau di dalam kelas ini, seketika hening, ketika seorang pria kekar, tinggi, hitam manis memakai seragam coklat itu melangkah masuk ke dalam kelas enam ini. Wajah baru! Ia adalah seorang guru yang baru pertama kalinya di lihat oleh murid-murid di sekolah ini. "Selamat pagi, anak-anak?" Ucapnya sambil berdiri tegak di depan papan tulis. "Selamat pagi juga, Pak!!!" Seru seluruh murid di dalam kelas ini. Tentunya kedua matanya itu pun memperhatikan seluruh siswa-siswi yang ada di dalam kelas ini. Kedua telapak tangan kanannya masuk ke dalam saku celana coklat yang lumayan ketatnya itu. "Perkenalkan, nama saya Dedi. Saya adalah guru pindahan yang akan mengajar di dalam kelas ini. Mungkin kalian sudah tahu bukan? Kalau sebentar lagi, kalian ini akan menghadapi ujian akhir sekolah?" Ucapnya. "Iya pak." Seru seluruh murid di dalam kelas ini. "Nah, nanti juga saya yang akan menjadi guru les kalian di sekolah ini. Kalian sudah memiliki buku modul untuk menghadapi ujian akhir sekolah bukan?" Ucapnya. "Sudah pak." Ucap seluruh siswa di dalam kelas ini. Di sekolahku ini memang telah di sediakan sebuah buku tebal yang isinya seputar soal-soal, baik pilihan ganda maupun essay ada di dalamnya. Berikut dengan jawabannya pun sudah ada di dalam buku tebal itu. Tentunya, di dalam buku itu termuat seluruh soal-soal dari seluruh mata pelajaran, yang kemungkinan besar, soal-soal yang menyerupai di dalam buku tebal itu, akan keluar pada saat kita ujian akhir sekolah nanti. Meskipun begitu, kami tidaklah dapat mempelajarinya sendiri. Banyak berbagai aspek yang menjadi penghalang bagi para murid untuk mempelajarinya sendiri. Sangat membutuhkan seorang guru, guna memberikan arahan, menjelaskan materi dan juga mengetesnya. Sangat di perlukan seorang guru, untuk memberikan kelas tambahan atau les di luar jam operasional sekolah. Dengan adanya Bapak Dedi ini, memang sangat membantu di sekolah ini. Karena nantinya, akan ada les tambahan untuk kami. "Baiklah anak-anak. Agar saya dapat mengenal kalian satu per satu, saya ingin kalian memperkenalkan diri satu per satu? Saya ingin, kalian menyebutkan nama dan asal tempat tinggal kalian? Bagaimana?" Ucapnya. "Baik pak." Seru seluruh murid di dalam kelas ini. "Baik. Mungkin saya tunjuk saja ya?" Ucapnya. "Baik pak." Ucap seluruh murid di dalam kelas ini. "Saya mau, mulai dari kamu dulu? Silahkan kamu berdiri, dan perkenalkan diri kamu? Sesuai dengan yang saya katakan tadi?" Ucapnya sambil menunjuk ke arahku yang sedang duduk di bangku paling depan, yang berada di pinggir tembok kelas ini. "Baik Pak." Ucapku. Aku pun segera bangkit berdiri tegak di depan kursi yang aku duduki. "Perkenalkan, nama saya Tuti Pratama. Saya merupakan seorang anak gadis yang terlahir dari keluarga yang sangat sederhana. Saya di besarkan oleh Ayah saya. Ibu saya sudah meninggal dunia, ketika saya berusia delapan tahun. Saya merupakan anak pertama dari dua bersaudara. Asal saya dari desa ini. Dan rumah saya, di depan sekolah ini." Beberapa kali aku berkata memperkenalkan diriku. "Maaf, kalau boleh saya tahu, rumah kamu yang mana?" Ucapnya. Aku segera menengok ke arah luar kelas ini "Itu pak, rumah sederhana yang warna cat temboknya berwarna putih." Aku berkata sambil menunjuk rumah sederhanaku dengan jempol tangan kanannya. Kedua matanya pun langsung tertuju ke arah rumahku. "Maaf, kalau boleh saya tahu, kesibukan ayah kamu bekerja atau bagaimana?" Ucapnya. "Ayah saya bekerja serabutan pak. Beliau juga lebih sering mengurus unggas-unggasnya." Ucapku. "Ayah kamu sudah menikah kembali atau bagaimana?" Ucapnya. "Tidak pak. Ayah saya tidak menikah kembali. Beliau tidak mau untuk menikah kembali." Ucapku. "Terus, selama ini yang mengerjakan rumah kamu ini, siapa?" Ucapnya. "Baik memasak, mencuci piring, menyapu, dan juga mengepel rumah. Adalah saya sendiri pak yang melakukannya. Tapi terkadang, kalau Bapak sedang tidak bekerja, Bapak membantunya." Ucapku. "Hebat kamu. Kecil-kecil sudah bisa mengerjakan pekerjaan rumah." Ucapnya memujiku. "Alhamdulillah pak. Semua itu berkat Bapak saya. Bapak saya yang telah mengajarkannya kepada saya." Ucapku. "Tapi bukan berarti, ayah kamu yang memaksanya kan?" Ucapnya. "Tentu tidak pak. Semua itu atas kemauan saya sendiri. Sewaktu saya menduduki bangku di kelas empat, saya meminta kepada Bapak untuk mengajarkan mencuci pakaian, mencuci piring, memasak dan juga membersihkan rumah. Ayah saya juga tadinya tidak memperbolehkannya. Tapi saya yang memaksanya. Saya sangat kasihan sama Bapak saya, kalau harus beliau semua yang mengerjakannya. Sudah capek bekerja, malah harus membereskan rumah juga. Saya merasa sangat tidak tega kepadanya pak." Ucapku. "Hebat-hebat." Ucapnya sembari menepuk kedua telapak tangannya. "Ya sudah. Saya rasa, perkenalan kamu sudah cukup. Silahkan kamu duduk kembali?" Ucapnya. "Baik dan terima kasih pak." Ucapku. "Sama-sama." Ucapku. Secara perlahan aku pun duduk kembali di kursi. "Beri tepukkan dong anak-anak, untuk teman kamu yang hebat ini." Ucapnya sembari menepuk kedua telapak tangannya. Sebuah tepukkan telapak tangan dari seluruh murid yang ada di dalam kelas ini pun langsung terdengar sangat menggema. Aku tersenyum. Tentu di dalam hatiku ini merasa bahagia. Karena secara tidak langsung, aku mendapatkan sebuah pujian darinya dan juga dari teman-temanku. Itulah gambaran diriku saat pertama kalinya aku bertemu dengan dirinya. Ini kisahku.. Namaku Tuti. Aku adalah seorang anak gadis yang terlahir dari keluarga yang sangat sederhana. Bahkan dapat di katakan dari keluarga non berada. Aku di besarkan oleh ayahku. Dan beliau lah satu-satunya orang yang menyayangiku. Semenjak diriku di tinggalkan oleh Ibuku. Aku merasa sangat perihatin kepada ayahku. Aku meminta kepadanya untuk mengajarkanku memasak dan juga mengajarkan pekerjaan rumah yang lainnya. Hingga kini, aku pun sering melakukan pekerjaan rumah tersebut dengan penuh keikhlasan. Aku di kenal sebagai seorang gadis yang polos, lugu, pendiam dan penurut. Baik di lingkungan rumah maupun di lingkungan sekolah, diriku di kenal seperti itu. Ketika aku berada di sekolah. Seringkali diriku di mintain tolong oleh beberapa guruku, untuk membelikannya sesuatu. Terkadang juga, aku di mintai tolong oleh guruku yang membawa anaknya ke sekolah, untuk mengasuh anaknya tersebut. Dengan hati besar, aku pun selalu menuruti permintaan mereka. Terkadang, aku pun suka menawarkan diri kepada teman-temanku yang malas piket di dalam kelas, untuk di gantikan olehku saja. Yah, semua itu aku lakukan, agar diriku mendapatkan uang jajan dari temanku. Meskipun begitu, hari-hari yang aku jalani ini, terasa sangatlah bahagia. Sebuah canda tawa dan senyuman manis selalu menemani di dalam hari-hariku.

editor-pick
Dreame-Pilihan editor

bc

B̶u̶k̶a̶n̶ Pacar Pura-Pura

read
155.8K
bc

Hasrat Meresahkan Pria Dewasa

read
30.4K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
233.8K
bc

Sentuhan Semalam Sang Mafia

read
188.6K
bc

TERNODA

read
198.7K
bc

Setelah 10 Tahun Berpisah

read
58.9K
bc

My Secret Little Wife

read
132.1K

Pindai untuk mengunduh app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook