FFY | S2 - Chapter 15

2114 Kata

Bibir Poni mencoba memberikan senyum terbaik. Namun matanya tidak bisa diajak kerja sama. Hasilnya, senyumannya terlihat aneh. Ya tentu saja, dia masih dalam mode kagetnya. Tidak cukup bertemu Ansel dan Al, ia juga harus bertemu Edward. Lebih lagi, di studio masak ibunya. Oh hebat... dunia Poni memang sempit, batin Poni. Dia harus bertemu orang-orang yang susah payah ia hindari. Poni duduk di kursi di depan Edward dalam keadaan canggung. Sedangkan pria itu terlihat sangat santai ketika meletakkan mahakaryanya di atas meja. “Bagaimana?” Menatap kue di depannya, Poni menutup bibirnya rapat. Ia melirik Edward yang menatapnya penuh harap dengan mata anak anjingnya kemudian kembali ke kue. “Er...” Apakah ini bentuknya bulat? Tidak. Oval? Tidak juga. Kotak? Tentu saja bukan. Err.. hati? H

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN