Baru saja keluar dari ruang kerja Ansel, Poni melihat Sera berdiri di depannya. Sontak saja ia kaget hingga melompat dari tempatnya berdiri. “Oh crap.” Poni berbisik sambil mengelus dadanya. Sera memiringkan kepalanya dengan bingung. “Sorry?” Poni menggeleng kuat dan mencicit, “N—Nothing.” Sera menurunkan matanya dan melihat tas bekal yang Poni pegang. Dan Poni yang mengikuti arah pandang Sera tanpa sadar membawa tas bekalnya ke belakang tubuhnya. Sera tersenyum tipis sambil mendengus lembut. Masih tersenyum hangat, ia kembali menatap Poni. “Maafkan saya, Mikhayla. Karena saya terlalu lama berada di luar, Pak Ansel pasti menyuruhmu melakukan tugasku.” Poni kembali menggeleng kuat. “Tidak, Mbak Sera. Pak Ansel tidak memberi—” Melihat kedua alis rapi Sera terangkat ke atas dengan pe

