BAB 21 – Hujan

1280 Kata

Mbak Nurul tampak sangat pucat dan lemah. Wanita itu keluar dari kamarnya sembari menggendong Aisyah—putrinya. Aisyah baru berusia satu tahun. Gadis kecil itu sangat cantik dan berkulit putih, pesis ibunya. Aku segera mengambil Aisyah dari gendongan mbak Nurul. “Mbak, kapan jadwal mbak kontrol ke rumah sakit? Nanti biar Windy yang temani ya.” Aku bertanya sambil menggendong Aisyah. “Biasanya setiap hari Kamis jika tidak ada masalah dengan kesehatan mbak. Tapi jika tiba-tiba mbak merasa sangat lemah, mbak bisa telpon dokter Khaira kapan pun yang mbak mau. Kecuali jika dokter Khaira sedang sibuk, maka beliau akan minta tolong rekan sesama wanita juga yang akan menangani mbak.” “Owh ... Ya, nanti jika sudah jadwalnya, Windy akan temani mbak. Oiya, Windy mandiin Aisyah dulu ya.” Aku lihat A

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN