Episode 2 - Perasaan Ibu Dan Mahkota Yang Hilang

1871 Kata
Semakin lama gairah yang telah membakar tubuh pria asing itu hingga dia tidak kuasa lagi menahan gejolak yang membara dari dalam tubuh nya, rasanya ia sudah tak sabar lagi ingin segera meluncurkan serangan kepada Shally yang sudah terkapar lemas tak berdaya. Pria asing itu kemudian melebarkan sela dikedua kaki Shally. Dilumatinya sekujur tubuh Shally hingga tak ada yang terlewatkan, dari bibir, telinga, leher, bahu, d**a, perut, hingga di bagian paling sensitif pada tubuh Shally.. ya, di bagian intim nya Shally terus dilumati oleh pria itu. Kemudian tangan kirinya tetap mencengkram d**a Shally tak terlepaskan. Shally yang sedari tadi tak kuasa menahan nya lagi, akhirnya pecah,keluarlah suara desahan desahan nya yang lebih nyaring yang keluar dari mulut Shally. semakin lama semakin nyaring jelas hingga tak sadar suara teriakan nya itu terdengar hingga ke luar kamar. Mendengar suara teriakan Shally yang seperti itu, dia si pria asing itu semakin menjadi jadi, hingga tak sabar ia langsung meluncurkan p***s nya pada bagian terintim Shally.. Sesaat sebelum ia masukan, ia terdiam sejenak dan berkata, "Boleh ya Shally? kamu tenang saja, tidak akan terjadi apa apa kok tidak akan aku masukan, aku hanya akan menggesekan nya saja.." Pria asing itu menenangkan Shally karena dia merasa takut bila Shally akan mencoba menolak nya. Awalnya pria asing itu memang hanya menggesek - gesekan nya di bagian terintim nya, tapi lama lama dia menggesekan nya sambil agak ditekan tekan seperti itu. Tapi semakin lama ia tak dapat menahan hasrat nya lagi. Dan akhirnya di dobraknya benteng keintiman Shally,, dimasukan nya p***s pria itu dengan berhati hati karena memang agak sulit, namun dia tak tergoyahkan dan tetap membobol nya,,, pria asing itu pun terheran heran ternyata Shally ini benar benar masih perawan.. "ya ampun,, gadis ini benar benar masih perawan. beruntung nya aku bertemu gadis ini ,tapi bagaimana ini, kasian juga gadis ini." pria asing itu terus bergulat di dalam hatinya karena rasa sesalnya. Namun dia tetap menikmati setiap bagian dari tubuh Shally yang telah ia kuasai sepenuhnya pada saat itu. Dia terus mengarahkan tiap tiap perubahan posisi tubuh Shally untuk memuaskan hasrat nya.. Sedangkan Shally yang hanya bisa pasrah pada saat itu dan hanya berusaha untuk menuruti arahan pria asing itu. Dibalikan nya tubuh Shally, di peluk nya dari belakang sambil kedua tangan nya meremas remas d**a Shally. Hingga ketika pria itu hendak sampai pada puncak nya, Shally sampai tergulai lemas tak berdaya dan wajah putih nya juga berubah menjadi pucat pasi karena kelelahan, dan memang saat itu adalah saat pertamakalinya seseorang telah merenggut mahkotanya. Sembari menciumi wajah Shally, pria itu terus menerus berusaha menenangkan Shally yang memang tampak masih merasa resah. Lalu pria itu berkata, "tenang saja aku akan bertanggung jawab jika terjadi apa pun kepadamu, lagipula tadi itu aku tidak memasukan nya terlalu dalam kok. Dan akupun juga mengakhiri puncak ku d luar, bukan di dalam v****a mu. jadi kamu tidak perlu cemas seperti itu, tenang ya ." Meski sudah begitu banyak yang di ucapkan pria asing itu pada Shally untuk menenangkan hatinya, namun Shally tetap tidak memahami apa maksud dari perkataan yang telah di ucapkan oleh pria asing itu. Setelah itu mereka membersihkan diri, kemudian masing masing dari mereaka menyiapkan diri dan bergegas untuk meninggalkan tempat itu karena hari sudah mulai larut. Senja berganti malam diiringi dengan kesunyian nya, namun langit terlihat cerah terlepas dari awan gelap yang sebelum nya telah menyelimutinya, langit yang telah mengguyurkan air hujan yang deras yang membasahi bumi beserta kedua insan yang tengah di mabuk asmara itu. Hujan pun sudah mulai reda ketika mereka hendak meninggalkan tempat itu. Kemudian Shally menaiki kendaraan nya dan di antarkan oleh pria asing itu hingga sampai di depan gang dekat rumah nya. " Berhenti di sini saja, rumah ku sudah dekat kok". Ucap Shally mendadak dan membuat pria itu terhentak dan menghentikan laju kendaraan bermotor milik nya itu. "Yakin kamu mau berhenti disini? apa tidak sebaiknya aku mengantarkan kamu sampai ke rumah saja? supaya aku dapat membantumu menjelaskan tentang keterlambatanmu pulang ke rumah." "Iya aku yakin tidak apa apa, kamu mengantarkan aku pulang cukup sampai disini saja , orangtuaku menjadi urusanku. Justru aku lebih khawatir jika kamu mengantarkan aku pulang sampai ke depan rumah." "Kenapa? apa yang kamu khawatirkan? "Karena jika kamu mengantarkan aku sampai ke depan rumah, maka aku khawatir akan menjadi gunjingan para tetangga. Aku juga tidak ingin menjadi banyak pertanyaan dari orang tuaku dan membuat mereka lebih khawatir lagi." "Baiklah jika itu yang kamu inginkan, aku akan mengantarkan kamu sampai disini saja". Shally beranjak dari kendaraan pria itu dan hendak pergi membelakangi nya, namun dia terhenti ketika pria itu memanggilnya, "Sampai jumpa lagi di lain waktu ya, besok atau lusa aku pasti akan menghubungi mu." pernyataan yang di lontarkan pria itu kepada Shally "Iya, sampai nanti." Shally menjawab perkataan pria itu Namun Shally masih terlihat syok pada saat itu, ia juga tidak berani bertanya apapun. Pria itu sangat berterima kasih kepada Shally karena Shally sudah menghabiskan banyak waktu bersama nya. Dan momen itu tidak akan pernah bisa dilupakan oleh mereka berdua. Namun pada saat itu Shally sepertinya masih syok dengan apa yang telah terjadi sore itu padanya. Hingga saat mereka berpisah pun, Shally tak sempat bertanya apapun tentang pria asing itu. Siapa kah namanya, dimanakah alamat rumah nya , dibidang apakah pekerjaanannya dan dimana tempatnya bekerja ,bahkan nomer telepon nya saja pun sepertinya tak terpikirkan oleh Shally, dia tak sempat tak sempat bertanya sedikitpun. Shally benar benar tak mengetahui apapun tentang pria asing itu. Perlahan Shally pun berjalan menuju rumah tempat tinggalny. Setibanya disana nampak sosok ibunya yang sedang menunggu kedatangan Shally di depan rumahnya saat itu sambil berdiri di dekat ppintu masuk rumah nya itu. "ya ampun Shally, kamu habis dari mana saja nak? kenapa jam segini kamu baru sampai ke rumah? ibu sudah menunggu kamu pulang sejak sore tadi. Ibu cemas, ibu sangat khawatir sama kamu nak, ibu takut terjadi sesuatu yang buruk sama kamu, kamu mungkin memang sudah besar tapi ibu tetap khawatir sama kamu nak, tidak ada satu orang pun yang bisa ibu tanyai tentang keberadaan mu tadi. Dan kamu pun tidak meminta ijin dulu sebelum pergi kan." Cerocos ibu nya bertanya dengan raut wajah yang sangat cemas menghawatirkan keadaan Shally saat itu. "Aku tidak apa apa bu, tidak terjadi apapun padaku, hanya saja aku baru selesai mengerjakan tugas bersama teman. Dan ketika kami akan pulang, kami menunggu hujan sedikit reda dulu bu." jawab Shally untuk menenangkan perasaan khawatir ibu nya. "Apakah benar semua yang dikatakan Shally itu? tapi mengapa hati ku ini merasa bahwa ada sesuatu yang salah yang telah terjadi pada anakku ini, hatiku merasa sangat tidak karuan. Rasa cemas ini tidak seperti biasanya. Aku yakin anakku shally sedang tidak baik baik saja" Begitu kata hati ibu nya berbicara. "ya sudah kamu pasti lapar, belum makan kan? ,sekarang cepat masuk, bersihkan badan mu dan segeralah makan. Ibu sudah menyiapkan makanan untuk mu di dapur. Jika kamu sudah selesai mandi, ambil saja makanan yang sudah ibu siapkan itu di dapur ya." Perintah ibu pada Shally dan entah mengapa mata ibu perlahan meneteskan air mata,,, "Iya bu, Shally mau mandi dulu." Shally menjawab ucapan ibu dengan nperasaan yang bingung " kenapa ibu sampai sekhawatir itu ya? Ibu sampai meneteskan air mata juga. Tidak seperti biasanya ibu bersikap seperti ini padaku," hati Shally bertanya tanya. Shally pun bergegas masuk ke dalam rumah, menyusuri ruang tamu, ruang keluarga, dapur dan kemudian dia memasuki kamar mandi. Setibanya dia di kamar mandi Shally bergegas melucuti seluruh pakaian nya untuk segera mandi dan membersihkan diri nya. Namun ketika itu dia baru sadar saat melihat celana dalam yang ia kenakan sebelumnya terdapat noda merah menyala, "Apa ini? seperti darah tapi sepertinya ini bukan darah haid, lalu darah apa ini ya?" Shally bertanya tanya dalam hati sambil meringis merasakan rasa sakit pada tubuhnya, terutama pada bagian intim nya. "Kenapa seperti ini, apakah ini hal yang sebenarnya telah membuat ibuku cemas dan ketakutan? Apakah ini yang membuat ibuku meneteskan air matanya ketika berbicara dengan ku?" Batin shally menjerit menyesali apa yang telah terjadi padanya dan ia telah membuat ibunya meneteskan air mata. Rasa takut dan penyesalan menyelimuti dirinya. Shally tersadar apa yang telah pria asing itu lakukan padanya adalah hal yang salah. Shally meratapi penyesalan nya dengan menangis pelan sambil mengguyur seluruh tubuh nya dibawah aliran air yang keluar dari shower di kamar mandi nya.. Walau sebenarnya ia ingin menjerit keras untuk menngeluarkan rasa sesalnya,namun ia hanya dapat berlinangan air mata yang tersapu air di kamar mandi. Tak kuasa menahan tangisnya, dia terdiam untuk beberapa saat di kamar mandinya itu untuk menghilangkan bekas tangisnya hingga sembab di matanya sedikit memudar. Langit terasa runtuh, dan bumi terasa sesak seakan sudah tak memberikan ruang untuknya bernapas. Hari menjadi kelabu baginya, cita cita dan segala impian nya terasa memudar dalam angan nya. Pada keesokan harinya, seperti biasa Shally bersiap untuk pergi kesekolah di pagi hari. Setiap pagi, ada seorang teman yang selalu menghampiri Shally kerumahnya untuk bisa pergi bersama karena kebetulan jalan menuju sekolah itu melewati rumah Shally. Teman nya itu bernama Allisya, "Assalamu'alaikum, Shally..." "Wa'alaikumsalam, ya tunggu sebentar." sahut Shally dari dalam rumah sambil menghampiri Allisya yang berada di luar rumah nya. "Bu, aku berangkat sekolah dulu ya bu," teriak Shally berpamitan kepada ibunya sambil menggandeng lengan temannya itu dan bergegas pergi menuju sekolah. Ketika sampai di sekolah, Shally menuju bangkunya dan hanya duduk termenung tanpa menghiraukan semua orang yang telah menyapanya. Ternyata ada seorang teman sekelasnya yang bernama Gita yang sebenarnya tidak terlalu akrab juga dengan nya. Tapi Gita sepertinya mulai memperhatikan tingkah laku aneh yang dilakukan oleh Shally. Shally yang hanya duduk terdiam, seperti sedang memikirkan sesuatu. Akhirnya Gita memaksakan diri untuk bertanya, karena dia tak tahan melihat Shally yang hanya duduk terdiam sedari tadi. Gita menghampiri Shally menuntun tangannya dan mengajaknya keluar kelas agar suasana tidak terlalu bising dan ramai. Mereka duduk di bangku taman di sekitar kelas di sekolah. "Shally, apa kamu baik baik saja? Kamu kenapa? Apakah telah terjadi sesuatu yang buruk kepadamu? atau apakah kamu sedang ada masalah dirumah atau diluar sekolah mungkin? Jika kamu ingin bercerita, ceritakan saja. Kamu bisa menceritakannya sama aku, atau jika yang ingin kamu ceritakan itu adalah sesuatu yang sangat rahasia bagi kamu, mungkin kamu bisa cari orang yang memang bisa kamu percaya atau yang menurut kamu dia memang orang yang tepat untuk kamu bisa bersandar padanya." Gita terus memancing Shally agar bisa bicara padanya. Gita khawatir melihat shally yang terus duduk dengan pandangan mata yang kosong, pandangan nya yang tanpa arah. "Shally, jangan pendam sendiri masalah mu itu, kami teman teman mu sayang sama kamu, walau kami tidak dekat dengan mu,tapi wajar jika kami khawatir, satu yang harus kamu ingat, masih banyak orang yang sayang sama kamu.belajar membagi kesedihan mu dengan orang lain,agar terasa sedikit ringan. Jangan membohongi diri seperti ini". Tampak Gita kesal dan khawatir karena tingkah Shally yang terus menerus diam. Padahal sebelumnya Shally adalah anak yang periang, dia tidak pernah memperlihatkan kesedihan di matanya. Tapi hari ini dia berbeda, Shally terlihat sangat hancur, terlihat begitu banyak beban dan kesedihan yang tersirat di matanya. Hari itu Shally memang berusaha menguatkan diri untuk masuk sekolah. Karena hari itu adalah hari terakhir ujian kenaikan kelas agar dapat naik kelas ke kelas tiga. #BERSAMBUNG#
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN