Malam itu, sepanjang perjalanan menuju ke pasar kota, Rodin tidak hentinya mengukir sebuah batang kayu dengan pisau kecil. Meski hanya diterangi lampu berbahan minyak, tak sedikit pun melunturkan kreativitas Rodin, entah apa yang sedang dia buat dengan benda itu dengan penerangan minim seperti ini di tengah jalanan yang tidak terlalu rata, Arian hanya sesekali melirik sahabatnya sambil terus menggenggam pelana kuda dan mengarahkan gerobak mereka tetap pada jalurnya. Setelah mereka selesai memungut beberapa benda dari reruntuhan rumahnya yang bisa mereka bawa kembali ke rumah Carl, pria paruh baya itu meminta Arian menyimpannya ke kamar yang sudah jadi menjadi miliknya sejak Carl memutuskan sepihak untuk membuat Arian tinggal bersamanya, tapi pria paruh baya yang sudah dia kenal sejak keci

