Bab 1 MISI PERJODOHAN PAPA
Di ujung sudut salah satu hotel berbintang ternama di tengah kota. Dua orang lelaki paruh baya yang masing-masing dikawal oleh beberapa lelaki jangkung, bertubuh kekar dan berwajah sangar yang mengikuti kemanapun mereka pergi hingga berpusat di tempat itu.
"Tama... kau tidak lelah terus bersaing denganku selama ini? kita bukan anak bau kencur lagi yang bisa untuk bersaing dan bersaing, tapi sekarang kita lebih membutuhkan sekutu untuk memperkuat perusahaan kita. Apa kau setuju dengan pendapatku?" ucap lelaki yang tengah duduk di seberang meja dengan pakaian formal dengan tangan yang tengah memegangi minuman dan mengguncangnya beberapa saat sebelum Ia memutuskan untuk menyesapnya.
"Kenapa tiba-tiba kau merasa lelah bersaing seperti ini? dan maksudmu apa bicara seperti itu, jangan bilang kau ingin merangkulku menjadi sekutu?" ucap lelaki yang sering disapa Adi tama tersebut.
"Maksudku, aku cukup mengagumi keberanian putrimu dan juga kecakapannya dalam mengatasi masalah, bukankah kau juga sudah tahu kemampuan putraku. Jadi kenapa tidak kita menjodohkan mereka saja tidak ada salahnya kita melakukan perjodohan ini dan aku jamin persekutuan kita ini akan membuat kedua perusahaan kita melaju pesat. Ditambah lagi kau juga tahu aku adalah seorang yang tidak mudah untuk menyerah, jadi..." ucapan Rama Sanjaya yang tertahan karena saat itu lawan bicaranya sudah menyahutnya kembali.
"Sebenarnya untukku tidak ada masalah masalah perjodohan itu tapi yang menjadi masalah selama ini persaingan kita sudah mendarah daging dan kau juga pasti tahu putriku tidak semudah itu akan menerima perjodohan ini dan putramu juga pastinya tahu tentang persaingan kedua perusahaan kita. Kau punya ide untuk itu agar mereka dengan sukarela menerimanya?" ucap Aditama lagi. Hingga terlihat kedua lelaki itu pun saling berbisik satu sama lain dan tampak mereka sudah menyetuju sesuatu yang menjadi kesepakatan mereka.
"Baiklah... sepakat," ucap Aditama kemudian.
Malam itu Adi Tama dan juga Rama Sanjaya pulang ke tempat masing-masing. Mereka langsung di sambut oleh keluarga. Rama dan Adi langsung memberi tahu niatan mereka pada istrinya. Sontak rencana mereka itu pun tidak langsung para wanita itu terima dengan baik terutama istri Aditama. Dimana ia sudah begitu suka dengan Putra temannya dan ia juga ingin menjodohkan putri semata wayangnya dengan lelaki baik dari keluarga baik-baik dan tentunya tidak akan pernah menusuk mereka di kemudian hari karena mereka tidak berlatar saingan.
"Percayalah padaku sayang, aku melakukan ini karena demi kebaikan kita semua. Bayang-bayang menakutkan selama ini adalah keluarga Rama Sanjaya. Jika kita bersatu, maka kita akan jadi sekutu. Kau tahu yang sebanding dengan putri kita hanya putra mereka. Kau tahu itu!" ucap Adi saat itu pada istrinya.
"Tapi pah... papa tahu sendiri, aku suka anak keluarga Hartono papa... dia lelaki baik, baik juga untuk putri kita, mama yakin Zoya pun pasti menyukainya," ucap istri Adi pada suaminya yang masih gidak mengizinkan niatan suaminya itu.
"Seberapa kuat keluarga Hartono menurut mama jika keluarga Sanjaya menyerang kita?" ucap tanya Adi lagi pada sang istri. Saat itu mama Zoya hanya terdiam di tempat. Ia jelas tahu jika keluarga Hartono pastinya tidak sekuat saingan mereka yaitu keluarga Rama Sanjaya.
"Kau diam? kau tahu jika keluarga Sanjaya bertindak kita akan bertahan meskipun pemukihannya membutuhkan waktu kan? itu pun harus mendapat dukungan dari beberapa perusahaan lainnya. Dan sekarang kau..." ucap Adi saat itu yang tertahan karena istrinya sudah langsung menyahut ucapannya tersebut.
"Baiklah aku setuju dengan keinginan papa. Tapi apa papa tidak khawatir jika sampai Zoya benar-benar menjadi menantu mereka maka mereka akan memperlakukan Zoya dengan baik?" ucap tanya wanita itu yang tampak kgawatir pada putri mereka.
"Kau meragukan kemampuan Zoya sayang? aku yakin kau percaya dengan putri kita itu kan?" ucap Adi pada istrinya yang lalu membuat wanita itu samar-samar tersenyum kemudian menganggukkan kepalanya beberapa kali.
Sedangkan di tempat Rama Sanjaya. Ia dan istri sepakat untuk membohongi putranya yaitu Arga Sanjaya agar segera kembali ke Negaranya untuk mengurus perusahaan karena papanya jatuh sakit. Dan alasan itu pula yang Rama pakai untuk membuat putranya memyetujui agar mau menikah dengan putri Adi Tama. Dan ternyata kabar tersebut benar-benar mampu membuat Arga mau pulang.
Tawaran persekutuan tersebut bagi keluarga Zoya jelas menguntungkan. Begitu juga dengan keluarga Rama Sanjaya yang merasa demikian. Akhirnya kedua keluarga itu pun sepakat untuk menyatukan kedua anak mereka dalam ikatan pernikahan bagaimanapun caranya meskipun harus menipu mereka.
"Apa yang terjadi dengan papa?" tanya Arga ketika ia baru saja tiba dan melihat keadaan papanya yang saat itu tengah berbaring diatas ranjang.
"Papa terkesa serangan jantung Nak... papa tidak boleh mendapatkan sedikit saja rangsangan apapun Arga, mama takut papa akan..." ucap istri Rama saat itu sembari menampakkan ekspresi bersedihnya hingga sang putra memeluknya.
"Arga putraku... kamu sudah datang nak?" ucap Rama saat itu sembari perlahan membuka matanya dengan suara lirih nyaris parau ia memanggil putranya. Arga yang melihat pun segera mendekat ke arah sang putra berada. Arga meeaih jemari tangan papanya dan menggenggamnya dengan erat.
"Arga pastikan papa akan baik-baik saja, Aku akan carikan Dokter paling hebat untuk papa. Papa jangan khawatir," ucap Arga sembari memeluk tubuh papanya. Namun saat itu Rama langsung menyahutnya.
"Tidak usah... waktu papa mungkin tidak banyak Arga. Papa ingin kamu berjanji satu hal pada papa," ucap Rama pada sang putra yang lalu segera membuat Rama terjaga kemudian menatap ke arah papanya berada.
"Iya pah... aku janji. Papa mau apa?" Arga tidak berpikir terlalu jauh, ia langsung menyetujui keinginan papanya bahkan lelaki itu sampai berjanji seperti apa yang papanya mau.
"Papa ingin melihat cucu papa. Dan kau harus menikah dengan wanita yang papa dan mama restui," ucap Rama kemudian pada Arga yang membuat lelaki itu terbengong seketika.
"Hah! Apa hubungannya sakit Papa dengan cucu dan perjodohan ku?" ucap tanya lelaki itu kemudian yang merasa ada yang tidak beres.
"Papa tidak percaya dengan keluarga manapun kecuali keluarga Tama." ucap Rama kemudian pada sang putra.
"Apa! keluarga Tama maksud Papa keluarga rival kita itu? apa aku tidak salah dengar?" ucap Arga kemudian yang tampak begitu terkejut.
"Papa tahu kau terkejut dengan keinginan papa tapi papa lebih khawatir tentangmu setelah Papa tidak ada kau akan kerepotan melawan keluarga itu. Jadi Papa dan Mama putuskan kita akan bersekutu dengan keluarga Tama aku harap kau mau mengerti itu dan turunkan egomu Arga ini semua keinginan papa dan Papa ingin kau menerimanya. Papa sudah memikirkannya matang-matang dan kau sudah berjanji akan menerima apapun jadi Papa tidak mau penolakan apapun darimu selain persetujuan," ucap Rama lagi pada sang putra.