bc

Meninggal Setelah Ijab Kabul

book_age18+
352
IKUTI
1.8K
BACA
badboy
goodgirl
badgirl
powerful
drama
comedy
sweet
serious
office/work place
first love
like
intro-logo
Uraian

Adi, pengantin laki-laki harus menerima kenyataan di mana Shella pengantin perempuan meninggal dunia setelah prosesi Ijab Kabul selasai.

Bagaimanakah keadaan Adi selanjutnya sesudah ditinggalkan orang terkasih untuk selamanya.

chap-preview
Pratinjau gratis
KEPERGIAN SHELLA
Setelah prosesi ijab qobul selesai, Shella pengantin perempuan yang mengidap penyakit kelainan darah langka diharuskan segera kembali ke rumah sakit. “Kenapa dek, kamu sedih mama papa tidak di sini” tanya Beni khawatir adiknya tiba tiba murung. Wali Shella nikah bukan papanya melainkan kakaknya karena orang tuanya tidak kunjung memberi restu kepada mereka. Faktor Adi dari anak orang miskin, sekolah SMA pun tak selesai banding terbalik dengan keluarga Shella dari golongan keluarga berada. Beni yang tak tahan melihat kondisi adiknya yang semakin hari semakin rapuh tak mampu menolak permintaan adiknya untuk menikahkannya dengan lelaki yang ia sayangi sejak dulu. “kamu jangan khawatir Shel sebentar lagi mama papa datang” bujuk Adi yang kini telah menyandang status suami Shella. Adi sebelum prosesi ijab qobul telah mengirimkan foto Shella dengannya beserta ucapan mohon restu dan berkenan hadir di acara pernikahannya. “Apa maksud kamu?” Cerca Beni panik. “Entah bagaimana pun juga kita tetap membutuhkan restu mama papa bang” Adi mencoba menjelaskan ke Kakak iparnya itu. “Heh, rupanya kau ketagihan belaian papa” sindir Beni. Adi menggaruk kepalanya yang tak gatal, sejujurnya dia juga khawatir entah bagaimana nanti ia harus menghadapi mertuanya yang tidak terima anaknya ia nikahi tanpa izin. “Ayo dek, kita balik sekarang ke rumah sakit” Beni mendekat ke arah Shella. Ia sungguh tak tega melihat kondisi adiknya yang memprihatinkan. “Nanti saja, Shella mau di situ. Itu mimpi Shella sejak lama duduk di pelaminan bersama Adi” Syella membujuk abangnya supaya mimpinya sejak dulu terwujud semua. “Gak, kita balik sekarang” bentak Beni terhadap adiknya seketika wajah Syella layu. “Iya setengah jam saja, sini abang gendong” ucapnya melemah. “Biar Adi saja bang yang gendong” Adi menawarkan diri menggendong Shella, sedangkan Beni bertugas memegangi botol infus. “Ya itu seharusnya” “Abang nyanyi dong, kan itu juga salah satu impian adik” “Lagu apa?” Beni selalu lemah di hadapan wajah pucat adiknya. “Bidadariku bang, yang abang nyanyikan dulu waktu di taman” usul Adi di susul anggukan semangat Syella. Adi tak mengetahui judul lagu yang pernah dinyanyikan Beni untuk menggoda adiknya tapi ia menyukai syair lagu tersebut karena sesuai dengan yang ia rasakan. Lagu yang ia maksud ialah lagunya Exists yang berjudul “MENGINTAI DARI TIRAI KAMAR”. “Silap aku juga kerana jatuh cinta Insan sepertimu, seanggun bidadari. SYELLA!” Beni terkejut melihat Shella jatuh di pangkuan Adi. Dengan langkah tergesa Beni menghampiri mereka di kursi pelaminan. “Shel, kamu gak papa?” tanya Beni seraya tangannya mengelus pipi adiknya yang putih. “Tunggu ya dek! Di, jagain Shella! saya ambil mobil dulu” perintah itu keluar dari bibir Beni. “Shella sayang Adi, uhuk” ucap Shella terbatuk batuk. “Adi juga sayang Shella, Shella wanita yang kuat. Abang Ben masih ambil mobil, kita kembali ke rumah sakit yah!” Adi menggendong Shella membawanya keluar menuju mobil. “Shella, Shella ini mama sayang apa yang sakit sayang?” kata wanita itu panik yang baru saja sampai di pesta perkawinan Syella dan Adi meski resepsi digelar secara sederhana di Restoran berkonsep outdoor milik kakek Shella, sedangkan kakeknya sendiri tidak dapat menghadiri pesta perkawinan mereka dikarenakan kondisi kakek yang sedang menurun di haruskan melakukan perawatan yang intensif di rumah sakit. Shella menggelengkan kepalanya untuk menanggapi ucapan Mamanya yang kini ia berpindah di pangkuan mamanya. “Shella bahagia ma, Shella bahagia” Syella mengungkap isi hati yang ia rasakan saat ini. “Darah, darah, ya Allah shella” Bu Naya pun panik melihat kondisi putrinya yang tiba-tiba mengeluarkan darah. “Uhuk” Shella muntah darah, banyak sekali darah yang keluar dari hidung, telinga dan mulutnya. “Astaqfirullo hal adzim Shella” Air matanya tak sanggup lagi ia bendung hingga meneteslah air mata itu ketika melihat kondisi putrinya sembari tangan tak henti hentinya membersihkan darah yang terus keluar. “Apa yang kamu lakukan pada putriku” pukulan demi pukulan mendarat di pipi Adi. “Pah...,” panggil Shella lemah dengan senyuman kecilnya. “Ya Allah nak, Shella anakku. Bertahan sayang papa mama di sini. Kita ke rumah sakit sekarang, kamu pasti sembuh sayang”. “Pah, Shella sayang papa” “Iya nak, papa tau. Maafin papa nak, maaf!” “Mah Shella ngantuk, peluk Shella. Dingin ma” bu Naya semakin erat memberikan dekapan hangat kepada putrinya. “Jangan tidur Syella putri kecilku, Papa merestui kalian. Papa janji akan menikahkan kalian, mana naib mana naib cepat cari naib, sekarang! Saya akan menikahkan Shela putriku, kamu yang kuat sayang! jangan tidur, papa mohon!” Pak Burhan panik mencari naib untuk menikahkan putrinya tapi sayang naib sudah pergi sedari tadi. “Maaf pak, ini ustaz Rusdi beliau biasa menikahkan orang” kata salah satu tamu undangan yang tak lain satu satunya paman Adi dari pihak almarhum ayahnya. “Tolong ustaz, tolong bantu saya, tolong putri saya tolong nikahkan mereka saya mohon, saya ayahnya saya walinya saya akan menikahkan kembali putri saya” ucap pak Burhan sambi merendahkan diri memeluk kaki ustaz Rusdi, sesuatu hal jarang ia lakukan bahkan tidak pernah justru sering orang lain lah yang dibuatnya bertekuk lutut di hadapannya. “Baik pak saya akan menikahkan putri bapak, tolong jangan seperti ini pak” ustaz Rusdi membantu pak Burhan berdiri sejajar dengannya. Terlihat kelegaan sementara di raut muka pak Burhan, di usaplah air mata dengan lengan jaz mahalnya. “Nak Adi, apakah yang akan kau berikan sebagai maharnya?” tanya ustaz Burhan kepada Adi. “Surat Al Fatehah” sela Shella lirih dengan wajah penuh darah meski ibunya sudah berusaha membersihkannya namun darah terus saja mengalir. “Saya terima nikahnya Shella anastasya dengan mas kawin surat Al Fatehah dibayar tunai” “ Bagaimana para saksi sah?” “SAH” sorak tamu undangan dengan penuh tangis. “Uhuk uhuk uhuk” “Shella!” Teriak mama Shela. Pak Burhan yang kaget mendengar teriakan istrinya, tatapannya pun langsung tertuju ke putrinya. “Ya Allah nak, ampuni papa nak!”. “Te ri ma ka sih pa pa..,” batuk Shella semakin menjadi jadi darah terus mengalir tanpa henti dan nafasnya terasa berat, matanya seakan mencari seseorang dengan penuh ketakutan. Pak Burhan seakan paham yang di cari anaknya ia memberikan tempatnya untuk Adi. Kini Adi mendekat dan di pegang tangan Shella untuk memberi ketenangan dan kekuatan istrinya. “Pergilah Shella! Adi sayang Shella, aku suamimu ikhlas dan meridhoimu”. Adi tersenyum berusaha tegar menahan air matanya agar tidak tumpah untuk saat ini. Nafas Shella menjadi semakin tenang dan tenang sedangkan mata tak pernah lepas dari wajah suaminya. Tangannya yang awalnya meremas kuat tangan Adi seakan berat melepas genggamannya, kini semakin melemas. “Lā ilāha illallāh Lā ilāha illallāh” Adi melihat gelagat Shela tidak ada harapan lagi, tanpa membuang waktu membisikan kalimat tauhid terus, membimbing Shella mengucapkan kalimat tersebut sampai ia mengucapkannya sebelum Shella menghembuskan nafas terakhirnya. “Innalillahi wa innaillaihi rojiun” ucap Adi yang mampu mencabik cabik serta meluluh lantahkan hati kecil pak Burhan. Di tutupnya mata Shella dan membetulkan posisi tangan Shella. Adi memundurkan diri untuk memberi waktu terakhir mertuanya bersama anaknya. “Tidak nak tidak nak jangan tinggalin papa, SHELLAAAA..,!”

editor-pick
Dreame-Pilihan editor

bc

B̶u̶k̶a̶n̶ Pacar Pura-Pura

read
155.8K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
233.7K
bc

Hasrat Meresahkan Pria Dewasa

read
30.3K
bc

Sentuhan Semalam Sang Mafia

read
188.5K
bc

TERNODA

read
198.6K
bc

Setelah 10 Tahun Berpisah

read
57.1K
bc

My Secret Little Wife

read
132.0K

Pindai untuk mengunduh app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook