bc

Rahim Kedua Milik Suamiku

book_age18+
13
IKUTI
1K
BACA
HE
heir/heiress
drama
bxg
scary
like
intro-logo
Uraian

Kisah ini menceritakan tentang Lira seorang anak pengusaha ternama yang kini orangtuanya telah bangkrut dan telah meninggal.

Lira ingin membalaskan dendam kepada orang orang yang telah membuat perusahaan orangtuanya bangkrut karena ulah dari orangtua Wira, yakni pria yang kini sedang bersama Lira.

Lira bermaksud ingin memanfaatkan Wira, tapi sayangnya Lira malah dihadapkan dengan sebuah masalah besar.

Clara istri Wira tidak bisa mengandung karena rahimnya telah diangkat, sedangkan orangtua Wira sangat menginginkan cucu darinya.

Hingga akhirnya Clara mengizinkan Wira untuk menghamili Lira.

Banyak konflik yang akan terjadi dalam rumah tangga Wira dan Clara?

Apakah Lira akan menjadi istri sah Wira?

Ataukah Lira hanya dimanfaatkan saja.

chap-preview
Pratinjau gratis
Chapter 1 : Kejadian di Hotel
Di sebuah hotel ada kegaduhan antara dua orang yang mempunyai hubungan tidak jelas. "Kenapa kamu memaksaku untuk melakukan seks, aku hanya simpananmu bukan istrimu" Lira menatap Wira pengusaha kaya yang kini menjadi kekasih gelapnya. "Jadi setelah sekian banyak kau memerasku, kau masih belum juga memberikan kesucianmu" Mata Wira menatap tajam dan bersuara tinggi. Lira berkaca kaca dan mencoba menjawab perkataan Wira. "Oh... Jadi selama ini kamu merasa aku peras, ingat harta kekayaanmu tak luput dari kerja keras papaku" Plak..... Sebuah tamparan mendarat di pipi kanan Lira. Wira yang sedang dalam keadaan naik darah menarik Lira dan mendorongnya di atas kasur. Dengan perasaan takut dan emosi juga Lira mencoba kabur tapi Wira memegang tangannya dan menindih tubuhnya. Kini Lira berada dibawah kungkungan Wira. "Mau kemana kamu? Jangan mencoba kabur dariku kamu harus melayaniku malam ini" "Tidak aku tidak akan mau menyerahkan keperawananku kepadamu" Plak..... Lagi lagi tamparan Wira mendarat di pipi Lira. Tak sampai disitu, Wira meludahi wajah Lira. Lira menangis dan tidak bisa melawan Wira yang masih mengungkung tubuhnya. Dengan cepat Wira melahap bibir mungil nan seksi Lira. Lira mencoba menolaknya tapi Wira tetap memaksa dengan memegang kepala Lira. Lira sangat terpaksa menerima ciuman dari Wira. Tak sampai disitu Wira mulai menciumi leher jenjang Lira hingga meninggalkan bekas cupang. "Jangan lakukan itu Wira please....!! " Lira memohon dan menangis kepada Wira. Tapi semua itu tidak membuat Wira menyudahi ciuman dibagian sensitif Lira. Wira terus saja menciumi hingga ke gunung kembar Lira. "Jangan munafik Lira, putingmu mengeras itu pertanda kamu juga terangsang kan" Ucap Wira dengan wajah penuh nafsu dan nafas menggebu gebu. "Sudah cukup Wira, jangan dilanjutkan aku tidak mau menjadi perusak rumah tanggamu" "Jangan sok suci kamu Lira, kamu adalah w************n yang mau aku fasilitasi hingga kau bisa semolek ini" Wira pun membuka baju Lira dengan paksa. Kini gunung kembar Lira dan tubuhnya bugil tanpa sehelai kain pun. Wira semakin kegirangan melihatnya, ia semakin nafsu untuk menikmati tubuh Lira yang seksi. Tanpa kata kata Wira langsung melahap p****g Lira, ia menyedot dan menghisap p****g Lira hingga Lira pun tak tahan dan mengeluarkan desahan dari mulutnya. Wira melahapnya seperti bayi yang sedang haus. Wira semakin ganas karena lenguhan Lira menambah gairahnya. Tangan kanan Wira memainkan gunung Lira, ia memelintir dan meremas gunung Lira yang tidak begitu besar tapi terlihat padat berisi. "Aku harus mendapatkan keperawananmu Lira, kamu harus membayar semua yang telah aku berikan kepadamu" "Jangan bodoh Wira, aku tidak akan memberikan keperawananku kepadamu begitu saja" Lira terus mendorong tubuh Wira agar menjauh darinya. Tapi Wira terlalu kokoh untuk dirobohkan. Tubuhnya yang gagah dan berotot membuat Lira susah untuk memindahkan tubuhnya. Wira melanjutkan adegan panas yang sudah ia inginkan dari dulu. Wira terus menciumi perut Lira hingga kini sampailah mulut Wira di lubang kenikmatan. Wira sangat lihai memainkan lidahnya di lubang kenikmatan Lira. "Ah... Augh..... " Desahan demi desahan keluar dari mulut Lira. "Lanjutkan sayang nikmati permainan ini" ucap Wira Wira menyedot, menciumi hingga menjilat biji kacang Lira. "Aughhhh jangan Wira aku mohon" Lira memohon kepada Wira. Tubuhnya sudah menggelinjang menikmati setiap cecapan Wira. Tapi akal sehatnya masih waras. Wira semakin menjadi jadi. Kini jari jarinya sudah bermain di area sensitif Lira. Lira terlihat menikmati meskipun dalam keadaan terpaksa. Wira memasukkan dua jarinya, kini Lira semakin melayang dibuatnya. "Ah..... Ah..... Ah.... " Lira menggelinjang tubuhnya mulai kaku, apemnya mulai berkedut pertanda dia akan mengeluarkan cairannya. "Minggir Wir, aku mau keluar" Wira tidak mengindahkan perintah Lira. Hingga akhirnya. Crott... Lira mengeluarkan cairan putih di liang kenikmatannya. Sedangkan mulut Wira siap menampung cairan Lira. Tangan Lira memegang kepala Wira, dia bermaksud untuk memindahkan kepala Wira agar tidak berada di area sensitifnya. Tapi Wira tetap saja tidak mau beranjak dari l**************n. "Biarkan aku menikmati harumnya cairanmu sayang, ternyata kamu klimaks juga, setelah ini kau harus memuaskanku" "Kamu jangan bermimpi kau bisa menginginkan yang kamu mau" ucap Lira dengan nada tersengal. "Enak saja kamu setelah kau merasakan kenikmatan kau bilang aku jangan bermimpi" Wira menjambak rambut Lira dengan kasarnya. Semakin Lira berani semakin Wira ingin menyiksanya. Wira yang sudah nafsu pun membuka celananya dan boxernya. Sekarang Wira telah telanjang bulat. Lira menutup matanya dengan kedua tangannya. "Jangan munafik kamu Lira, kamu akan menikmatinya setelah aku memasukkan rudalku" Rio mengambil posisi yang pas untuk menggauli Lira. "Jangan Wira sekali lagi aku mohon jangan rusak diriku" Lira memohon dan menangis di hadapan Wira. Rupanya Wira tidak mau tahu karena rudalnya sudah menegang. "Sudah nikmati saja rudalku, kamu jangan mencoba melawan, jika kau berani menolak maka aku tidak akan segan menyiksamu" Wira menahan Lira yang ingin pergi darinya. Lira menarik tangannya dengan kuat, tapi kekuatan Lira tidak sebanding dengan kekuatan Wira. Wira mengikat tangan Lira dan kaki Lira. Dililitkannya ikatan itu di setiap sudut kasur. Kini Lira tidak bisa berontak. Ia hanya pasrah tubuhnya dinikmati oleh Wira. Kini Wira bisa menguasai tubuh Lira dengan sangat leluasa. Dengan terpaksa Lira pun harus menikmati setiap sentuhan dan genjotan rudal Wira. "Ah..... Ah..... Ah..... " Lira tidak tahan mengeluarkan suaranya. Ia melenguh merasakan kenikmatan duniawi. Kepalanya serasa mau pecah ketika tanga Wira dimasukkan kedalam liangnya. Wira tidak sabar ingin segera memasukkan rudalnya. Dengan sangat nafsu Wira pun mulai memasukkan rudalnya. "Aw...... Sakit" teriak Lira. "Tenang sayang aku akan memasukkan dengan hati hati, ini adalah momen penting dalam hidupmu, keperawananmu akan aku jebol dengan rudalku yang tangguh" Dan pada akhirnya Lira pun menikmati hubungan terlarang itu. Crot...... Akhirnya Wira menyemburkan cairan putihnya ke dalam lubang Lira. Wira pun merebahkan tubuhnya di samping Lira. Dengan nafas yang masih tidak beraturan Wira mencium bibir Lira untuk penutupan. "Terimakasih sayang, kamu hebat lubangmu sangat nikmat, masih sempit dan akan membuatku candu dengan tubuhmu" ucap Wira dengan senyum liciknya. "Kamu gila Wira, kenapa kau mengeluarkannya di dalam, bagaimana kalau aku hamil, dasar laki laki bodoh" Lira memarahi Wira dengan posisi tangan dan kakinya masih tertali. "Kamu yang bodoh sayang, kamu telah masuk kedalam lubang buaya, kau yang memulainya Lira, kau yang memancingku untuk tergila gila padamu" "Lepaskan aku sekarang juga Wir" Lira berkata dengan kasar dan keras. Lira benar benar marah dan muak dengan Wira. Akhirnya Wira pun melepaskan ikatan tangan dan kaki Lira. Lira dengan segera berdiri dan memakai pakaiannya. "Jangan terburu buru sayang, aku masih ingin melihat keindahan tubuhmu" Tangan Wira menahan Lira yang akan menggunakan bra nya. "Cukup Wira biarkan aku pergi sekarang" Lira menepis tangan Wira. "Santai sayang, aku akan berikan kamu imbalan sebagai rasa terimakasihku karena kau telah memberikan keperawananmu kepadaku" Wira mengangkat dagu Lira untuk melihat ke wajahnya. Lira menatapnya dengan penuh kebencian. Wira melemparkan uang ke atas kasur sebagai bayaran Lira. Brak..... Lira pergi begitu saja dan tidak mengambil uang yang ada diatas kasur. "Kamu tidak akan bisa pergi dariku Lira, aku bukan hanya menginginkan seks tapi aku melakukan ini semua karena aku ingin balas dendam kepadamu" gumam Wira dalam hati. Ia tersenyum puas dan bangga bisa menyakiti Lira. Drt.... Drt..... Ponsel Wira bergetar, ada pesan masuk dan ia pun membukanya. "Sialan berani beraninya dia melakukan itu" Wira geram melihat pesan dan foto yang dikirmkan oleh anak buahnya.

editor-pick
Dreame-Pilihan editor

bc

Takdir Tak Bisa Dipilih

read
10.2K
bc

Pacar Pura-pura Bu Dokter

read
3.1K
bc

Jodohku Dosen Galak

read
31.0K
bc

(Bukan) Istri Simpanan

read
51.1K
bc

Kusangka Sopir, Rupanya CEO

read
35.7K
bc

Desahan Sang Biduan

read
54.0K
bc

Silakan Menikah Lagi, Mas!

read
13.5K

Pindai untuk mengunduh app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook