Kasih Sayang Papa (2)

1154 Kata
"Jangan menyerah ini baru tanjakkan belum tebing terjal, semesta memang suka sekali bercanda tapi percayalah semua punya porsinya masing-masing, kalo nanti dia hilang mungkin sudah saatnya dan jalannya. Dulu aku takut melibatkan perasaan karena akan kehilangan banyak orang, hingga aku sadar sudah seleksi alam ada yang pergi dan menetap secara bersamaan. " -Nabastala- *** Papa mengajak Lana untuk belajar mobil juga hari ini, awalnya Lana bingung dia tidak paham apalagi cukup sulit untuk mobil manual. "Lan, hidupin dulu mesinnya pake kunci mobil, abis itu tekan kompling pake kaki kanan, masukkin gigi rendah dulu, jangan lupa untuk ngelepasin komplingnya pelan-pelam sambil gas tipis-tipis biar mesinnya enggak kaget, jangan langsunh dilepas komplingnya yang ada dia malah ngambek, " jelas sang Papa dengan sangat detail menasehati puterinya yang sedang ingin belajar mobil. "Iya Pa, tapi Lana pengen main ke Fun City dulu Pa, nanti aja belajarnya. " "Sekarang aja Lan, nanti lalo Papa sakit ada yang bisa bawa mobil dan segera bawa ke rumah sakit, nanti kalo ada yang minta pertolongan mendesak kamu udah siap Lan, " balas sang Papa memberikan pemahaman kepada anaknya. Papa Ali memang seseorang yang unik dia tidak selalu serius namun mampu membuat anak-anak nyaman untuk curhat kepadanya. Baru beberapa bulan yang lalu papa mengalami sskit stroke, waktu itu Lana merasa dunianya hancur, sakit sekali melihat Papa Ali tidak biss bergerak sama sekali. Lebih sedihnya ketika itu Papa sedang mengendarai mobil dan keajaiban dari Allah Papa bisa sampai di rumah dengan susah payah, hingga menabrak tiang jualan pom bensin tetangga sebelah. Papa memang punya sakit darah tinggi dan asma oleh sebab itu tidak boleh banyak pikiran, terlalu lelah dsn berada di tempat yang terlalu dingin. "Lana kalo nanti menikah masih bakal tetap jagain Papa kan? " "Masih dong Pa, mana bisa enggak kepikiran sama Papa. " "Papa mau terut liat Lana bahagia dan sukses kalo ada laki-laki yang nyakitin Lana bilang ya sama Papa, " ucap Ali menangis sambil mengajari Lana mengendarai mobil di lapagan. "Pa, abis ini kita jalan ke Mall ya, pengen menjelajahi Mall sambil cari inspirasi buat cerita baru Lana. " Ali mengaggukan kepalanya setuju, Lana memang anak yang kadang suka keras kepala apalagi kalo dia larang untuk pergi ke daerah Curup, Manna, Kaur dan berbagai tempat wisata lainnya, tentu saja Ali akan sangat kaget. "Pa, nanti kuliahnya Lana ambil UGM ya, selama ini Lana turutin apa yang papa mau, sekarang Lana pengen banget belajar di sana. " Ali mengaggukan kepalanya setuju, karena dia tidak ingin anaknya terhalang mimpi hanya karena keegoisannya saja. Lama mereka belajar mobil, akhirnya Lana sudah mulai terbiasa dengan kecepatan dan stir Mobil. Hingga tidak lama mereka memutuskan untuk ke Mall, Lana sangat senang jika jalan-jalan dengan papanya pasti suka beli makanan yang banyak ditambah lagi kadang dia suka jajan yang banyak. "Kamu turun aja dulu, mau beli donat juga Lan? " "Papa jangan nawarin pastilah Lana mau. " Ali mencari tempat parkir dan menjaga puterinya adalah salah satu yang selalu dilakukan oleh Ali sebagai seorang Papa. Setelah selesai Ali langsung menyusul anaknya, Lana penasaran ketika melihat ada seoarang remaja yang sedang berpacaran di depannya sambil berpegangan tangan. "Lana kenapa merhatiinnya gitu? " "Gapapa Pa. " "Jangan iri ya sama orang yang berpacaran, iri itu ketika ada laki-laki yang datang ke rumah dan bilang sama Papa kalo dia siap untuk menjaga Lana dengan cara akad suci pernikahan. " "Lana enggak iri Pa, tapi aneh aja. " "Kenapa aneh Nak? " "Pa, kenapa sih dalam islam itu perempuan dilarang berjabat tangan dengan laki-laki yang bukan mahramnya? " "Lana pernah bisa enggak berjabat tangan sama seorang ratu? " "Enggak Pa. " "Tentu saja enggak bisa, cuma orang-orang tertentu saja yang bisa menjabat tangan ratu kan. " "Iya Pa, " jawab Lana mengaggukan kepala setuju. "Nah dalam islam perempuan itu diibaratkan seorang ratu, nah ratu itu tidak boleh memegang tangan atau berjabat tangan dengan orang sembarangan (Lelaki yang bukan mahramnya. " Lana merasa sangat beedosa pernah beberapa kali berpacaran dan itu tidak diketahui oleh ayahnya. "Kalo ada laki-laki yang menyakiti Lana maka dia akan hilang. " "Udah kaya Dilan ya Pa bakal hilang. " "Papa lebih ganteng dari Dilan. " Lana tertawa mendengar tingkat kepedean papanya memang papanya tidak pernah terlihat sedih karena selalu saja tersenyum dan bangga melihat anaknya bahagia. "Pa, nanti Lana mau bikin karakter lucu Papa di Novel Tamaram. " "Jangan, papa belum siap." "Belum siap apa Pa? " "Belum siap jadi terkenal, papa enggak mau ya nanti kalo lewat malah dimintain foto, aduh apalagi nanti meet and greet di rumah. " "Hahahha Ya Allah bisa-bisanya Papa ngomong kaya gini. " Tiba-tiba di depan banyak sekali kumpulan para lelaki hampir saja mengenai Lana tetapi dengan sigap Ali menghadang agar tidak terkena puterinya. "Nanti ada enggak ya yang sebaik Papa? " "Enggak Lan, soalnya yang setampan Papa cuma satu, susah cari lagi, enggak ada duplikatnya. " Padahal Lana sudah serius, mlah ketawa akibat ulah papanya. Mereka tertawa bersama dan bermain semua permainan sampai basketpun meskipun papanya gendut dan memiliki perut yang gemoy tetapi jago sekali bermain basket. Tidak lupa Lana mengajak bermain mobil yang parahnya dia kerjai dengan menumbur sang papa terus-menerus tetapi Papa Lana malah tersenyum dan tertawa. "Pa, Lana pengen naik kuda-kuda putar itu. " "Simi biar Papa yang minta izin. " Dan benar saja Papanya meminta izin sambil menampilkan wajah sedih, entah sampai kapanpun mungkin sulit menemukan laki-laki yang selalu membuat bahagia seperti papanya, yang rela menahan malu demi anak perempuan tercintanya. "Nanti Lana enggak mau deh Pa nikah. " "Ehh, enggak boleh ngomong kaya gitu, nanti pasti ada laki-laki yang baik, sekarang tugas Lana memperbaiki diri supaya memantaskan diri untuk orang yang tepat. " "Enggak ada yang bisa sebaik Papa, " balas Lana sedih, karena selama ini dia selalu disakiti dengan kaum adam. "Nanti disaat Lana mencaro atau memilih laki-laki buat menjadi imam Lana cari seseorang yang ilmu agamanya di atas Lana, biar kalo suatu hari Lana melakukan kesalahan dia tidak memarahi Lana atau lebih parahnya membentak tapi nanti dia aka berbicara lembut dan menasehati yang baik, karena Papa enggak bakal tega melihat putri yang Papa jaga dengan sepenuh hati disakiti oleh laki-laki manapun." Lana menangis di tempat permainan karena Papa memang orang yang sangat baik dan tidak ingin melihat Lana sedih sedikitpun, dia selalu berusaha membuat Lana bahagia dan tidak bersedih. "Papa aja selalu mau lihat Lana tersenyum, masa ada laki-laki yang tega meleyapkan senyum puteri Papa. " "Papa," tangis Lana pecah. "Kalo ada laki-laki yang menyakiti Lana, ingat ya Nak, berarti dia tidak cukup baik untuk diperjuangkan apalagi landasan mencintainya mengajak berpacaran, lebih baik tinggalkan. " Lana memeluk papanya sambil menangis, sampai hari ini dia tidak percaya ada yang bisa menandingi rasa kasih sayang yang diberikan ayahnya begitu baik dan membuat merasa sangat terharu. "Ayo kita pulang, nanti mama nungguin di rumah. " Untuk hari ini papa masih menjadi salah satu berlian yang memberikan senyum dan rasa syukur yang tidak ternilai harganya. Terima kasih untuk setiap waktu yang sudah digarisi semesta.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN