Bab-49

1118 Kata
Jesslyn menghela nafasnya panjang ketika sampai di rumah kecilnya. Wanita itu menatap atap rumah ini dengan mendengus. Meninggalkan rumah nyamannya untuk tinggal dirumah ini untuk menjauhi Christian. Tapi yang ada pria itu malah menyusulnya dengan seribu alasan. Sial!! Kalau begini terus tembok Jesslyn bisa runtuh kalau dia terus terisak dekat dengan Christian. Tapi mau bagaimana lagi, mau pergi kemana lagi sudah pasti disusul lagi. Kayak rugi aja gitu pergi dari ibukota ke tempat ini, jauh-jauh tapi endingnya sama. Mengutip matanya sejenak, Jesslyn malah merasakan deru nafas yang menyapu wajahnya. Wanita itu mengerti setelah sesuatu menempel sempurna di keningnya. Perlahan tapi pasti Jesslyn membuka matanya dan terbelalak. Sejak kapan pria itu ada di atasnya? Ya, Christian. Entah datangnya dari mana pria itu bisa berada di atasnya dengan mencium kening Jesslyn dengan dalam. d**a Jesslyn berdesir hebat, tangannya mencengkeram pinggiran kasur dengan gugup. Nafasnya terengah-engah, meskipun mereka tidak melakukan apapun. Tapi apa yang diperlakukan Christian padanya mampu membuat tubuh Jesslyn membeku. Wanita itu mencoba untuk mendorong tubuh Christian dari atasnya. Tapi yang ada dia malah menyingkirkan tangan Jesslyn dan mengurungkannya di atas kepalanya. Wanita itu mendelik dengan sempurna dan meronta. “Lepasin gue Tian!! Minggir nggak, gue gerah pengen mandi.” kata Jesslyn mencari alasan untuk menutup kegugupannya. Christian tersenyum miring dia tidak menjawab sepatah katapun. Tapi yang terjadi, pria itu menundukkan kepalanya meraih bibir ranum milik Jesslyn untuk dinikmati. Melumatnya dengan lembut dan memberikan sensasi aneh untuk Jesslyn. Wanita itu bahkan bisa mengerang hanya karena ciuman lembut yang Christian berikan. Tidak ada paksaan, tangan yang meronta tadi pun melunak dan memutuskan untuk mengalun indah dileher Christian. Pria itu lepas kendali, semakin memperdalam ciumannya. “Tian …. .” Jesslyn benar-benar gila, dia mengusap d**a bidang Christian dengan gerakan menggoda. Hal itu mampu membuat Christian mengumpat karena menahan diri untuk tidak melakukan hal lebih dari ciuman. Tapi yang terjadi, tangan Christian yang bebas lebih memilih berkelana di tubuh Jesslyn dan membuat kedua matanya meremang. Begitu juga dengan Christian yang benar-benar tidak tahan dengan godaan dan juga gerakan sensual yang Jesslyn berikan. Berkali-kali Christian mengumpat, berkali-kali juga pria itu menahan diri untuk tidak meledak tapi tidak bisa. Melepas semua pakaian yang dia pakai, Christian melucuti satu persatu pakaian yang Jesslyn gunakan. Wanita itu hanya diam saja dengan kedua pipinya yang memerah. Dalam hitungan detik, sesuatu telah merubah segalanya. Sesuatu telah menggariskan takdir yang lain untuk mereka berdua. Sesuatu yang tak akan pernah bisa dilepas dengan gampang apapun yang terjadi. *** Setelah pergulatan itu, Jesslyn membersihkan diri lebih dulu dan disusul oleh Christian. Wanita itu mendengus sebal, kenapa dia bisa kecolongan? Seharusnya hal ini tidak akan terjadi, tapi yang ada mereka melakukan hal yang lebih dari ciuman. Sekarang tubuhnya tak lagi suci karena ulah Christian. Mau menyesal pun juga tidak ada gunanya karena sudah terjadi. Christian benar-benar meng unboxing dirinya di rumah sewa ini. Sekarang apa yang terjadi? Banyak kemungkinan yang muncul dipikiran Jesslyn, meskipun hanya satu kali tetap saja Jesslyn tidak nyaman dengan semua ini. Christian memiliki calon istri dan Jesslyn jelas tidak mau dianggap merebut suami orang hanya karena hal ini. Meskipun nanti Jesslyn hamil pun dia tidak akan mengikat Christian dalam hidupnya. Suara pintu kamar kembali terbuka, menampilkan Christian yang baru saja selesai mandi. Pria itu tersenyum kecil ke arahnya, duduk disamping Jesslyn dengan mengeringkan rambutnya yang basah. Suasana mendadak canggung, embel-embel pria itu yang memiliki cita-cita ingin meng unboxing Jesslyn itu hanya gurauan Christian. Meskipun dia suka sekali menggoda wanita itu dan menciumnya. Tapi hari ini Christian begitu bahagia dengan hal ini, setelah ini sudah pasti Jesslyn tidak bisa kabur lagi dari pria itu apapun yang terjadi. Dia akan memikirkan banyak hal kedepannya jika dia pergi. Sudah terjadi, Christian tidak menyesal tapi dia bahagia. Mengeluarkan sesuatu dalam saku jasnya. Pria itu meraih tangan Jesslyn dan menyelipkan satu cincin sederhana disana. Pria itu mengusapnya lembut dan mengecup punggung tangan wanita itu dengan lembut. “Tian … .” Panggilan lirih itu membuat Christian mendongak. “Ini … gak seharusnya terjadi sama kita.” Ujarnya. Alis Christian terangkat sebelah, dia menatap Jesslyn dengan bingung. “Kenapa? Kita melakukan hal itu tidak terpaksa. Kamu mau aku juga mau, kenapa kamu berpikir jika hal itu tidak seharusnya terjadi?” Dan entah sejak kapan bahasa bicara mereka berubah total. Dimana letak lo-gue selama ini dan diganti dengan aku-kamu? Menarik tangannya Christian pun berkata. “Cincin ini melingkar di jari manis laki sebagai tanda jika kita terikat. Aku melamar kamu, meminta kamu untuk menjadi bagian dalam hidupku. Menjadi ini dari anak-anakku kelak Abigail Jesslyn Gretta. Aku mencintaimu, aku akan menerimamu dalam kondisi apapun, suka maupun duka.” Ini sudah seperti pemberkatan pernikahan versi lamaran. Wanita itu membekap mulutnya sendiri sambil menangis. Dia cukup terharu dengan apa yang Christian lakukan. Tapi bukannya ini akan menyulitkan hubungan mereka nantinya? Tidak hanya itu, Christian juga menyodorkan satu cincin lagi dan meminta Jesslyn untuk memakainya di jari manisnya. Sebagian tanda jika wanita itu juga menerima Christian dalam hidupnya. Tangan Jesslyn bergetar untuk mengambil cincin itu. Ia menatap Christian sekali lagi sebelum cincin itu benar-benar melingkar indah di jemari Christian. Wanita itu sejujurnya ragu, tapi dia tak mau lagi mengalah. Sudah cukup harusnya dia yang bersanding dengan Christian bukan wanita lain. Peduli setan dengan semua ini yang jelas Jesslyn ingin Christian. Wanita itu memeluk tubuh Christian dengan erat, tangisannya pecah, tubuhnya bergetar hebat membuat Christian juga meneteskan air matanya. Dia merasakan ketulusan dan jugaraaa sakit Jesslyn selama ini. Itu sebabnya kenapa Christian ingin berjuang untuk mendapatkan wanita itu. Meskipun dia harus melawan banyak orang, dengan begini ibunya tidak akan lagi melarang atau mungkin melakukan sesuatu pada Jesslyn. Jika iyaa … Christian siap meninggalkan semua demi hidup bersama Jesslyn. “Sssstt sudah oke … kita mulai semuanya dari awal.” ucap Christian menangkup kedua pipi Jesslyn, mengusap air mata wanita itu dengan perlahan. Jesslyn mengangguk kecil, mengusap air matanya yang membasahi pipi. “Lalu … bagaimana dengan Hanna?” Christian mendengus, kembali mengusap rambutnya yang masih basah. “Jangan pikirkan Hanna. Nanti dia akan dia akan menjadi urusanku.” Dan sekarang Jesslyn merasa geli dengan panggilan itu. Dia lebih suka memakai bahasa yang sering digunakan untuk berbicara dengan Christian ketimbang bahasa yang baru. “Gue geli beneran, mending gini aja gak sih ketimbang aku kamu.” Pria itu tertawa terbahak. “Terserah Lo aja sih, asal cincinnya gak dilepas aja gue ngikut.” “Tapi gue bukan tipe perempuan yang menerima apa adanya. Gue gak mau munafik tapi gue realistis banget dalam hidup.” Dan Christian tidak masalah akan hal itu. Apapun yang Jesslyn inginkan dan katakan, akan selalu menjadi penyemangat untuk Christian. Dan dia sama sekali tidak keberatan akan hal itu, dia lebih suka kalau Jesslyn bisa mengatur hidupnya karena wanita itu memiliki hak sepenuhnya dalam hidup Christian. ****
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN