Bab 1
Di rumah pak Sujatno
Di meja makan..
"Sudah setengah tujuh waktunya berangkat kuliah, bu, pak, Titah berangkat kuliah dulu ya, assalamu'alaikum", kata Titah.
"Wa'alaikumussalam", pak Sujatno menjawab salam dari Titah.
"Hati-hati nduk", kata bu Rahma.
"Nggih bu", sambung Titah.
Di depan rumah pak Nano..
"Ngapain Cep ?", tanya Paijo.
"Ya buka pintu gerbang mas Paijo nya, memangnya Cecep ngapain lagi, hehe", jawab Cecep.
"Oh ya mbak Titah sudah mau berangkat nih biasanya jam segini, emmmm pasti takut di tanya soal pacar atau soal calon suami lagi sama bu Rahma dan pak Nano", kata Paijo di dalam hati.
"Mas jo nya, mas jo nya", sambung Cecep.
"Apa sih cep ?", tanya Paijo.
"Itu mas jo nya, itu", jawab Cecep.
"Itu apa cep ?", tanya Paijo.
"Awas nanti ketabrak loh mas jo nya", jawab Cecep.
"Haaaaa ketabrak, haaaa haduh", kata Paijo yang hampir saja tertabrak oleh Titah yang mengendarai motor dengan ngebut.
"Hampir saja si hijau tidak mengenai Joya, hemmmmmm Joya..", sambung Titah yang marah pada Paijo, karena telah membuatnya menghentikan motornya dengan mendadak.
"Haaaaa alhamdulillah tidak ketabrak oleh mbak Titah", kata Paijo.
"Eh Joya, kamu itu ya kebiasaan melamun di tengah jalan begini, saya mau lewat juga jadi rem mendadak kan, alhamdulillah tidak celaka coba kalau salah satunya ada yang celaka bagaimana ?", tanya Titah.
Di teras depan rumah pak Sujatno..
"Haduh Joya kebiasaan pagi-pagi begini sudah cari ribut duluan, mana cucu kesayangan saya lagi, harus bilang Nano ini, ke meja makan deh", kata mbah Sakiman yang melihat Paijo saat di marahi oleh Titah.
Di meja makan..
"No, Nano, no..", kata mbah Sakiman.
"Inggih pak", sambung pak Sujatno.
"Oalahh ing mriki jenengan, no..", kata mbah Sakiman.
"Inggih pak, enten menapa ta ?", tanya pak Sujatno.
"Ikut bapak saja", jawab mbah Sakiman.
"Inggih pak, yuk bu", kata pak Sujatno.
"Inggih pak", sambung bu Rahma.
Di rumah pak Faisal
Di meja makan..
"Mak dan pak akan sarapan pagi saye pergi bekerja saja daripada saye kat tanya bila menikah lagi macam kemarin", kata Hafiz yang melihat ayah dan ibu nya yang sedang berjalan menuju ke meja makan.
Di rumah pak Sujatno
Di depan rumah pak Sujatno..
"Tuh, itu lihat tuh, ngapain cucu kesayangan bapak marah-marah dengan Paijo pasti ini semua gara-gara Paijo deh no", kata mbah Sakiman yang melaporkan Paijo yang membuat cucunya marah pada pak Sujatno.
"Joya..", kata pak Sujatno.
"Rasain kamu, jo kena marah Nano, hehe", kata mbah Sakiman
"Inggih pak Nano", sambung Paijo.
"Waduh pak bos nya datang lagi", kata Cecep.
"Sudah nduk ini biar menjadi urusan bapak dan ibu mu saja, kamu juga sudah telat untuk kuliah kan, berangkat dan pergilah nduk", kata pak Sujatno.
"Oke pak, assalamu'alaikum", sambung Titah.
"Wa'alaikumussalam, jangan sampai telat ya nduk", kata pak Sujatno.
"Eh Joya", sambung bu Rahma.
"Haduh mati saya, iya bu", kata Paijo.
"You follow me", sambung bu Rahma yang akan memberikan hukuman pada Paijo.
"Okay i follow you", kata Paijo yang mengerti akan di berikan hukuman dari bu Rahma.
"Cep", kata pak Sujatno.
"Iya pak bosnya, ada apa ya pak bosnya, ada yang bisa Cecep bantu pak bosnya ?", tanya Cecep.
"Ada cep, sudah kamu berdiri disini saja dan awasi sekitar ya dan oh ya sebentar lagi saya akan berangkat ke kantor, saya mau lihat istri saya memberikan hukuman apa pada Paijo, ingat ya cep, you stay here okay ?", tanya pak Sujatno.
"Oke pak bosnya, Cecep mah ya nurut saja apa kata pak bosnya, di suruh hare hare, ikut saja hehe", jawab Cecep.
"Bukan hare hare Cecep, tapi here", kata pak Sujatno.
"Iya hare hare pak bosnya, hehe", sambung Cecep.
"Here cep, here, bukan hare hare", kata pak Sujatno.
"Iya hare hare pak bosnya, Cecep paham kok, hehe", sambung Cecep.
"Mboh sakarepmu", keluh pak Sujatno.
Di jalan dekat Universitas Garuda..
"Ada apa dengan mobil saya, oh sial mogok, kenapa mobil saya harus mogok sekarang, waktunya juga tidak tepat dan hari ini saya ada meeting dengan klien saya, atau mungkin ini karena saya yang menghindari ibu dan ayah saya tadi di rumah ketika mereka ingin sarapan pagi, oh benar-benar sial hari ini saya, lalu apa yang harus saya lakukan, tidak ada bengkel terdekat juga di sini dan meeting saya sudah terlambat dan pasti para klien saya menganggap saya tidak profesional, hari ini hari tersialku", kata Hafiz yang mengeluh karena mobilnya mogok.
"Itu orang kenapa ya sepertinya sedang dalam kesulitan, saya kesana saja deh, siapa tahu ada yang bisa saya bantu", kata Titah yang melihat Hafiz dalam kesulitan.
"Assalamu'alaikum", Titah memberikan salam pada Hafiz.
"Wa'alaikumussalam", Hafiz menjawab salam dari Titah.
"Maaf ada apa dengan mobilmu ?", tanya Titah.
"Entah tiba-tiba mogok seperti ini", jawab Hafiz.
"Emmmm maaf boleh saya memeriksanya ?", tanya Titah.
"Tentu saja boleh, silahkan", jawab Hafiz.
Lima belas menit kemudian..
Masih di jalan dekat universitas Garuda..
"Maaf mobilnya harus di ganti olinya, sepertinya sudah lama ya anda tidak mengganti olinya ?", tanya Titah.
"Ya anda benar sekali, sudah mau sebulan saya belum cek ke bengkel, karena terlalu sibuk dengan pekerjaan saya di kantor, oh ya kira-kira ada tidak ya bengkel di dekat sini ?", tanya Hafiz.
"Kalau bengkel tidak ada di dekat daerah sini, tapi tunggu sebentar, assalamu'alaikum, Pian, kamu kesini ya, dekat kampus saya, kamu ambil mobil teman saya yang mogok di jalan, iya tenang saja ada kok uang bensin nya", kata Titah.
Tak beberapa lama kemudian..
Masih di jalan dekat Universitas Garuda..
"Assalamu'alaikum", Pian memberikan salam pada Titah dan Hafiz.
"Wa'alaikumussalam", Titah dan Hafiz menjawab salam dari Pian.
"Langsung saya bawa ke bengkel saja ya, nanti sore bisa di ambil kok", kata Pian.
"Oke tidak masalah", sambung Hafiz.
"Ya sudah saya bawa langsung ke bengkel tah, saya ke bengkel ya", kata Pian.
"Iya", sambung Titah.
"Oh sial", kata Hafiz yang teringat sesuatu.
"Kamu kenapa ?", tanya Titah.
"Saya ada meeting dengan klien saya, terimakasih ya sudah membantu saya", jawab Hafiz.
"Iya sama-sama", kata Titah.
"Emmmmm tunggu dulu, kamu bisa antar saya ke alamat ini, karena saya telat untuk meeting di luar hari ini ?", tanya Hafiz.
"Oh ya tentu saja bisa, yuk naik", jawab Titah.
"Is it true, are you serious ?", tanya Hafiz.
"Right and I'm serious", jawab Titah.
"Okay", kata Hafiz.
Di cafe..
"Loh itu kan bapak, oh ya mungkin sedang ada meeting di luar kantor kali ya, oh ya ini kartu namanya Pian, dia yang membawa mobil anda ke bengkel dan di sana ada nomernya kamu bisa menghubunginya, saya permisi ya mau ke kampus ada jadwal kuliah", kata Titah.
"Iya terimakasih sekali lagi", sambung Hafiz.
"Iya sama-sama", kata Titah.