Serangan Balik

1034 Kata
Jam telah menunjuk pukul 00:01 dinihari waktu setempat, truk kontainer terakhir tiba di dermaga. Yin Chin turun dari mobil mewahnya, di apit oleh empat pengawal bersenjata. Tawanya terdengar lantang saat ia menyambut para pembeli. Andy menarik napas pelan, memastikan senapan serbu dengan peredam di tangannya terkokang dalam posisi sempurna. CUZZZ!! Tembakan pertama memecah dinginnya malam. Kepala salah satu pengawal Yin Chin pecah berdarah sebelum sempat mengerti apa yang terjadi. Kekacauan meledak bagai petir kilat yang menyambar. Para sindikat dengan cepat bergerak mencari posisi teraman dari kemungkinan serangan selanjutnya. Andy bergerak cepat, berguling, berlari dan melompat menghindari lesatan peluru yang menderu menghantam bagaikan petasan api ke arahnya. Namun, lesatan peluru tak satupun yang mengenai tubuhnya yang cepat bergerak sambil bersalto seperti arena sirkus professional. Andy melompat tinggi dari atas atap dan menerobos masuk ke dalam gudang melalui jendela yang pecah akibat terkena peluru nyasar. Ia seperti bayangan angin topan--setiap lesatan peluru tepat sasaran, dan setiap gerakan terukur sempurna seperti badai yang membawa arus kematian. Salah satu anggota sindikat menyerangnya dengan deru senjata serbu, tanpa memberi kesempatan Andy untuk menarik napas, Andy berputar menghindar - peluru hanya tipis dari tubuhnya yang bergerak seperti bayangan pencabut nyawa. KREKKK... KREKK.. Suara senjata kosong terdengar dari tangan lawan yang memburu. - peluru senjatanya habis-- dan sekarang giliran Andy yang membidik--DOR - hanya satu peluru--tepat menembus kepala, musuh seketika tewas tanpa mampu berkata--hanya mata yang terbelalak menyongsong kematian. Dari arah belakang seorang anak buah lagi datang menyerbu. Andy melompat ke balik drum. Senjata serbu menghujam drum. Tapi Andy tenang - dengan keberanian dan kepercayaan diri yang terlatih sempurna, ia mendorong drum hingga mengguling ke arah lawan--dan dengan presisi sempurna... Andy melompat seperti macan yang berburu, menginjakkan kakinya di atas drum-drum yang bergelinding, dan bersalto sambil menembakkan senjatanya cepat--tepat... dan sangat terukur. DORR! DORR! DORR! Tiga peluru melesat dari udara--menembus bahu lawan yang tak sempat membalas. Tiga pengawal Yin Chin telah tewas di tangan Andy. Andy berlindung di balik forklift, matanya liar memantau kondisi sekitar. Tiba-tiba Yin Chin bersama seorang pengawal yang tersisa menyerbu dari segala sisi. Andy berkelit--memutar tubuh membalas tiga kali tembakan ke arah Yin Chin. Namun Yin Chin dengan tak kalah gesit melompat menghindar cepat. Yin Chin berlari mundur kebelakang, memancing Andy untuk mengejarnya. Tapi Andy mengerti dan membaca setiap jebakan maut yang mengancam nyawanya. Dari balik Drum, tiba-tiba seorang pengawal yang tersisa melompat sambil mengayunkan golok yang mengkilap ke arah Andy. Tapi, Andy sudah membaca pergerakan itu dengan terukur. Andy memutar tubuh cepat, menangkis golok dengan senjatanya--trang--Baja dan senjata beradu. Senjata terlepas dari tangan Andy, namun giliran kaki Andy yang bergerak bagaikan magnet yang mengerti arah yang di tuju--Dukk-- telak, tendangan Andy menghantam perut lawan, membuatnya terhuyung kebelakang, belum sempat ia bergerak normal, bayangan Andy memburu cepat seperti kilat - CEZZZ - mata lawan mendelik, sebuah pisau tempur milik Andy menembus ulu hatinya - dia tewas seketika. Yin Chin berlari ke arah belakang gudang, mencoba kabur melalui pintu darurat. Ia tinggal sendirian, empat orang anak buahnya telah tewas, sementara pembeli telah lari bersama truck yang membawa seluruh barang transaksi pergi. Dari arah belakang Andy mengejarnya, melompati kotak-kotak kayu. Yin Chin melesatkan tembakan ke arah Andy yang berlari gesit dan cepat. DOR! DOR! DOR! Tiga peluru di lesatkan cepat namun meleset tipis dari tubuh Andy yang bergerak lincah. Dan peluru yang ke empat dilesatkan kembali oleh Yin Chin, namun terdengar suara--KRETT! KRETT! peluru pistol telah kosong. Yin Chin mencoba lari ke arah mobil, tiba-tiba dari arah depannya Andy telah berdiri menatapnya seperti singa yang siap menerkam mangsa. Keduanya diam sejenak saling menatap. Yin Chin menatap sinis, "Kau pikir bisa membunuhku mudah, Andy? Aku jauh lebih hebat darimu!" Andy membalas dan menatap tajam lalu berkata dengan nada datar. "Kau memang besar... sudah terlalu besar, namun hari ini kau akan menghilang bersama nama besarmu yang kau banggakan." Yin Chin meraih balok kayu di dekatnya, lalu melompat menghantam sambil berteriak keras, "Mampuslah kau! pembunuh rendahan!" Yin Chin dengan amarah membara, tapi Andy sangat tenang dan cepat membaca situasi. Andy berkelit ke arah sisi kanan sangat cepat, kemudian menginjak salah satu kotak kayu, menjadikan sebagai tumpuan, lalu ia melompat melepaskan tendangan memutar di udara---TRAKK! tendangan Andy tepat mengenai pergelangan tangan Yin Chin - kayu terlepas dari tangannya. Kini keduanya kembali berhadapan dengan tangan kosong. Yin Chin menatap tajam, senyum sadis terlihat dari mulutnya, ia tertawa sinis. "Kau pikir kau sudah menang, Pembunuh sialan! kau rasakan pukulan ku!" teriaknya melompat sambil menyerang dengan pukulan dan tendangan beruntun. Selanjutnya, pertarungan tangan kosong pecah. Andy menghindar dengan memutar badan ketika sepakan Yin Chin menghantamnya keras--BRAKK!--suara kotak kayu pecah terkena tendangan Yin Chin. Yin Chin kembali menyerang dengan ganas - mengerahkan semua kemampuan beladirinya, namun lawannya sangat tenang--membaca setiap serangan dengan terukur, dan dalam pergerakan presisi - Andy bergerak gesit seperti kilat--meloncat dan menghantam kepala Yin Chin dengan tinjunya--BUKKK!--tinju Andy telak menghantam kepala Yin Chin, ia terhuyung-huyung kebelakang, tapi sebuah tendangan lurus Andy kembali mendarat telak di dadanya--PAKK!--Yin Chin terpental menghantam tong kayu hingga pecah, dari mulut Yin Chin darah mengalir. Andy mendekat perlahan, menjambak rambut Yin Chin dan menghantamkan kepala Yin Chin ke kotak besi yang telah berkarat--TANKK! Suara kepala beradu tong besi nyaring terdengar, darah mengalir dari kepala yang retak. Wajah Yin Chin tampak pucat, ia tak mampu lagi melakukan perlawanan. Ia menyadari bahwa malam itu--adalah malam terakhir dari cerita gelapnya. CROTTT!--Sebilah pisau tajam menembus ke dalam jantung Yin Chin--senyap seketika - hanya tatapan tanpa kata. Andy berbisik lirih di tubuh yang terdiam, "Sampaikan salamku kepada semua yang telah pergi sebelum kau. Selamat jalan, Yin Chin. Semoga kau bahagia di sana." Yin Chin terjatuh seperti kayu lapuk, nyawa terlepas meninggalkan raganya. Sebagian anak buah dan koleganya telah melarikan diri menyelamatkan diri masing-masing. Andy berdiri di antara aroma darah dan bau mesiu, menatap lurus ke arah samudra luas. Walau wajah kelihatan lelah, namun nafasnya tenang. Ia tahu dengan pasti - setelah malam ini, berita tentang tragedi berdarah di Bangkok akan menyebar ke seluruh dunia kriminal. Namun satu hal yang pasti - Nama Yin Chin sebagai salah satu bos mafia sindikat besar di kawasan Asia telah hilang untuk selamanya. Ia berjalan pelan, langkahnya tenang seperti biasa, hujan turun rintik-rintik bersamaan hilangnya bayangan Andy Wong di antara lorong-lorong gelap kota, menjadi bayangan yang tak mampu di sentuh.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN