Bella sebenarnya tidak mau disebut sebagai istri yang durhaka karena menolak untuk melayani sang suami. Namun, wanita cantik berhati lembut itu juga tidak mampu untuk melakukan kewajibannya sebagai seorang istri. Tak ingin terus-terusan memikirkan sesuatu yang membuatnya semakin sedih, Bella akhirnya memilih fokus melanjutkan pekerjaannya kembali.
Saat wanita itu sedang membersihkan beberapa perabot mewah, tiba-tiba saja dirinya dikejutkan oleh suara bentakan seorang pria. Suara yang cukup familiar di telinganya, terdengar menggelegar seakan memenuhi seluruh ruangan.
“Apa benar kamu dengan sengaja membuat sup pedas untuk menyakiti Sandra?” ucap Rafa dengan suara yang terdengar memekakkan telinga.
Bella yang terkejut tampak berjengkit sambil membalikkan badannya. Matanya langsung melihat Sandra yang sedang bergelayut manja di samping Rafa. Tampak bekas-bekas kegiatan panas mereka beberapa saat yang lalu masih terlihat begitu jelas, karena wanita cantik dengan rambut berwarna merah itu sedang memakai pakaian yang terbuka.
Mungkin perih atau sesak, Bella sudah tidak bisa lagi membedakan apa yang yang saat ini sedang dia rasakan. Sengaja menyakiti kekasih Rafa? Yang benar saja. Bahkan, Bella tidak memiliki nyali, meskipun itu hanya sekedar sebuah niat saja. Entah kenapa Rafa begitu yakin jika dirinya-lah yang telah menyakiti kekasih lelaki berstatus sebagai suami sah-nya itu dengan sengaja.
“Maaf, Mas. Aku nggak bermaksud menyakiti Sandra, maafkan aku!” ucap Bella.
Wanita itu memang sengaja tidak menjelaskan jika sup iga yang dia masak sama sekali tidaklah pedas. Percuma saja jika dirinya memberikan penjelasan yang tidak akan pernah didengarkan oleh suaminya, menurutnya.
“Lihatkan, Sayang! Dia sengaja melakukannya, tapi masih aja nggak mau ngaku,” ucap wanita licik itu sambil menyandarkan kepalanya di bahu lelaki yang sedang menjalin kasih dengannya.
Apa nama yang tepat untuk menyebut hubungan antara keduanya? Di mana sebenarnya status lelaki itu masih merupakan suami sah dari wanita yang dia fitnah saat ini.
Bella masih terus melihat interaksi antara sepasang kekasih yang berdiri di hadapannya saat ini. Apakah salah, jika dirinya merasa cemburu dan sakit hati dengan sikap mereka yang tidak menganggap keberadaannya sebagai seorang istri?
Meskipun dirinya sudah terbiasa dengan pemandangan seperti ini, rasanya masih saja tetap sakit setiap melihatnya lagi dan lagi. Kemudian wanita malang itu segera menundukkan kepalanya agar matanya tidak lagi melihat pemandangan menjijikkan yang saat ini ada di hadapannya.
Tak cukup sampai di situ, Bella yang masih terlihat menundukkan kepalanya agar tidak melihat lagi pemandangan di hadapannya, seketika memejamkan kedua matanya dengan rapat-rapat. Ternyata dirinya masih harus kembali mendengarkan permintaan yang sangat memuakkan dari wanita licik yang sedang memfitnahnya di depan suaminya sendiri. Saat ini jika ada orang lain yang melihat ketiganya, mungkin akan mengira jika Sandra-lah yang berstatus sebagai nyonya di rumah ini. Sungguh kenyataan yang membuat miris.
“Istrimu nggak boleh makan apa pun sampai besok ya, Sayang. Apa kamu keberatan?” tanya Sandra dengan suara yang dibuat mendesah.
Menurut wanita licik itu mungkin desahannya terdengar seksi di telinga Rafa. Mengingat lelaki itu selalu memujinya di atas ranjang ketika mendengar desahannya. Padahal bagi yang lainnya, tidak sama sekali. Yang mendengarkannya malah merasa semakin muak saat suara menjijikkan itu masuk ke dalam telinganya.
“Tidak sama sekali. Aku merasa hukuman itu malah terlalu ringan untuk wanita licik sepertinya. Satu lagi, jangan pernah kamu menyebutnya sebagai istriku. Dia hanyalah seorang babu di sini, hanya kamu yang pantas menjadi istriku,” ucap Rafa sambil tersenyum sinis ke arah Bella.
Dalam hati Rafa sangat senang saat melihat raut wajah wanita malang itu tampak terdapat sebuah kesedihan. Memang itulah tujuan Rafa selama ini, menyiksa perempuan yang berstatus istri sahnya secara lahir batin.
“Tuhan, lindungi Non Bella dari orang-orang berhati keji itu,” ucap mbok Narti berdoa dalam hati.
Wanita paruh baya itu tanpa sengaja mendengar pembicaraan yang berasal dari meja makan. Wanita bertubuh gempal itu sebenarnya sudah tidak tega melihat istri sah majikannya itu selalu disiksa oleh suaminya sendiri.
“Apa kamu dengar, Bella? Kamu nggak boleh makan sampai besok. Kalau kamu berani melanggarnya, aku nggak akan segan-segan melakukan hal yang lebih kejam dari biasanya,” ucap Rafa dengan tegas.
Bahkan, suara lelaki itu terdengar lebih tinggi saat berbicara dengan istrinya. Namun, sangat jauh berbeda jika pria kejam itu sedang berbicara pada kekasihnya.
Mendengar peringatan dari pria kejam yang selalu menyiksanya itu, seketika membuat Bella merasa sedikit lega. Hukuman tidak boleh makan sampai besok merupakan hukuman paling ringan jika di bandingkan dengan apa yang sudah Rafa lakukan selama ini terhadap dirinya.
Biasanya gadis cantik pemilik sepasang mata hazel itu akan dibawa ke dalam kamar. Kemudian dia akan mendapatkan tamparan dan pukulan demi pukulan yang menghujam tubuhnya. Bahkan, tak jarang gadis malang itu juga direndam dalam bak mandi hingga berjam-jam. Wanita malang itu juga pernah sampai tak sadarkan diri dan di saat dirinya terbangun, tubuhnya masih berada di dalam air.
“Baik, Mas. Aku mengerti,” ucap Bella sambil sekilas menatap suaminya yang sedang merangkul kekasihnya.
“Mas, ayo kita ke kamar. Aku nggak bisa jika harus berlama-lama dekat dengan perempuan ini,” ucap Sandra sambil melirik sinis ke arah Bella.
Tanpa menjawab ucapan dari kekasihnya, pria pemilik hidung mancung itu pun bergegas membalikkan badannya. Detik kemudian, keduanya berlalu meninggalkan wanita malang itu sendirian seorang diri.
Ingin rasanya Bella memaki dan melawan semua perlakuan mereka berdua selama ini. Namun, jika itu ia lakukan, bagaimana nasib keluarganya nanti. Lagi-lagi, ancaman dari suaminya membuat wanita malang itu merasa tak berdaya.
Apakah Bella salah jika mencintai suaminya sendiri. Suami yang hanya berlaku di atas kertas saja, sedangkan di dalam hati pria kejam itu, Bella hanyalah seorang wanita ambisius yang bisa melakukan segala cara untuk dapat meraih apa yang dia inginkan. Wanita berhati lembut itu juga hanya dianggap sebagai pembantu di rumah megah ini. Rasanya Bella tidak bisa dipercaya, jika laki-laki yang dulu begitu baik terhadapnya bisa berubah menjadi sekejam ini.
‘Biarlah rasa ini tetap terpendam di dasar hati aja. Seiring dengan berjalannya waktu, pasti akan menguap dengan sendirinya bersama dengan siksaan demi siksaan yang dia berikan padaku,’ ucap Bella pada hati.
Bahkan, wanita itu sering meminta, agar Tuhan menghapus rasa cintanya pada seorang Rafa Salim. Menurutnya, hanya Tuhan yang bisa menghapus rasa yang ada di dalam hatinya.
Rafa sudah berhasil menghancurkan hidup Bella. Wanita malang itu benar-benar tidak menyangka, kalau dulu Rafa menikahinya hanya untuk mendapatkan bantuan dari papanya saja. Namun, pria bengis itu cukup pengecut untuk menolak syarat dari Danu.
Bella benar-benar tidak habis pikir, karena ketulusan hatinya yang berniat menolong pria pujaannya malah hidupnya berakhir seperti ini. Dirinya juga ingin membalas budi, karena Rafa juga yang telah menyelamatkan hidupnya ketika dirinya sedang kritis dulu, malah membawanya masuk ke dalam neraka pernikahan.
***
Hari pun terasa cepat bergulir, dari warna langit yang semula biru berawan sekarang sudah berwarna gelap. Setelah semua pekerjaan rumah sudah diselesaikan oleh Bella bersama dengan mbok Narti, wanita itu sekarang sudah berada di dalam kamar yang sempit dan lembab. Sebuah kamar yang awalnya milik salah satu asisten rumah tangga yang sudah dipecat oleh suami kejamnya, kini ditempatinya. Di mana seharusnya dia tinggal di kamar utama bersama dengan suaminya. Benar-benar seorang istri yang bernasib malang.
Setelah membersihkan diri, wanita dengan segala kelembutannya itu tampak mengenakan baju tidur model piyama berwarna pink muda yang membuat warna kulitnya terlihat semakin terlihat seputih porcelain. Dengan mengenakan celana pendek selutut membuat Bella tampak terlihat seperti seorang gadis remaja. Wanita malang itu tampak sedang duduk di meja rias dari kayu yang warnanya sudah terlihat pudar, sambil menyisir rambut indahnya yang berwarna hitam berkilau.
Setelah menyisir rambut indahnya, Bella terdiam sesaat sambil menatap lengan sebelah kiri yang tampak memerah karena siraman kuah sup panas tadi. Detik kemudian tampak gadis malang itu menghembuskan napas panjangnya.
“Sampai kapan kamu akan terus bertahan di neraka ini, Bella? Ke mana Bella yang ceria, pintar, dan berprestasi?” lirih wanita itu.
Wanita malang itu sedang memandang pantulan dirinya di depan cermin sambil tersenyum miris memikirkan nasib dirinya ke depan. Bella yang dulu mungkin telah lenyap, sekarang tinggallah si bodoh yang membiarkan dirinya disiksa sampai mati perlahan dengan sia-sia di tangan manusia keji yang sialnya berstatus sebagai suami sahnya.
“Pa … Ma, Bella tidak kuat lagi untuk bertahan.” lanjutnya dengan mata yang sudah berembun.
Bella tidak menyangka jika hidupnya akan berubah seratus delapan pluh derajat sejak menikah. Jika dirinya boleh memilih, pasti dia akan memilih tidak akan pernah menikah. Wanita itu merindukan kasih sayang keluarganya serta kebebasannya dulu.
Entah apa yang akan terjadi jika keluarganya mengetahui putri kesayangannya ternyata bernasib tragis seperti ini. Yang jelas Dirga, kakak laki-lakinya yang begitu menyayanginya pasti akan murka. Sudah bisa dipastikan jika kakaknya akan menghabisi Rafa. Namun, sebagai seorang adik sudah pasti dirinya tidak akan membiarkan kakaknya akan mengotori tangannya dengan darah manusia kotor seperti suaminya, karena Rafa tidak pantas untuk mendapatkan itu semua.
Wanita berparas cantik itu lalu bergegas beranjak naik ke tempat tidur. Dia ingin mengistirahatkan tubuhnya yang terasa lelah, karena selama seharian dirinya bersama dengan Mbok Narti tidak berhenti mengerjakan tugasnya. Dengan segera tidur, Bella berharap bisa bermimpi indah, agar di saat dirinya bangun esok hari bisa sedikit melupakan perihnya takdir kehidupan rumah tangga yang harus dia jalani.
Namun, saat gadis cantik itu hendak memejamkan matanya, tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu kamarnya. Kemudian ia bangkit dan bergegas untuk membukanya.