Namun, saat gadis cantik itu hendak memejamkan matanya, tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu kamarnya. Kemudian ia bangkit dan bergegas untuk membukanya. Setelah pintu terbuka, ternyata mbok Narti sudah berdiri di depan pintu sambil membawa kotak P3K di tangannya.
“Silahkan masuk, Mbok.” pinta Bella pada wanita paruh baya yang selalu peduli padanya.
Setelah memasuki kamar dan menutup kembali pintu kamar, mereka berdua kemudian duduk di ranjang. Mbok Narti dengan raut wajah khawatirnya menatap lengan Bella yang sudah memerah seperti hampir melepuh. Namun, pemilik lengan yang sedang ditatap oleh wanita yang berbeda usia dengannya tampak terlihat tersenyum ingin menunjukkan jika dirinya seolah-olah baik-baik saja.
“Non, biar Mbok obati lengannya, kalau dibiarkan nanti bisa infeksi. Mbok tahu apa yang terjadi sama Non Bella tadi, tapi Mbok nggak bisa berbuat apa-apa. Maafkan Mbok ya, Non,” ucap mbok Narti dengan penuh rasa penyesalannya.
“Mbok jangan merasa bersalah, karena semua bukan kesalahan Mbok. Kita di sini sama-sama bekerja, jadi Mbok nggak perlu memperlakukan aku seperti seorang majikan. Bella sama dengan Mbok, kita sama-sama seorang pembantu di sini, Mbok, dan ini juga nggak terlalu parah kok, cuma sedikit perih aja,” ucap Bella mencoba menjelaskan sambil menunjukkan lengannya yang sudah terlihat memerah.
Bahkan, perempuan cantik itu berkata sambil senyum lebar yang memperlihatkan deretan gigi putihnya yang terlihat rapi. Ia tidak ingin perempuan yang duduk tepat di sampingnya mencemaskan dirinya.
“Mbok nggak habis pikir dengan Tuan Rafa, sudah punya istri cantik dan baik, tapi malah disia-siakan. Lha kok malah milih wanita jahat yang tidak tahu malu, sudah dandanannya tebel kayak ondel-ondel kelakuannya juga nggak bener pula. Mbok yakin, suatu saat Tuan Rafa pasti akan menyesal, Non.” ucap mbok Narti sambil meraih tangan Bella yang terluka.
Perempuan itu tidak ingin membuang-buang waktu. Dirinya hannya ingin luka yang ada di lengan bawah Bella bisa segera ia obati. Selama ini si mbok tidak pernah mengadukan perbuatan Rafa kepada Dewi, karena ia sangat takut dengan tuannya.
Bella hanya diam saja mendengar semua ucapan dari pembantu suaminya yang saat ini duduk di sampingnya dengan tubuh yang sudah menyerong menghadap ke arah Bella. Dirinya lebih memilih diam karena ia tahu jika bagaimanapun, mbok Narti merupakan salah satu orang kepercayaan Rafa.
Setelah selesai mengobati lalu wanita paruh baya yang baik hati itu pun membalut lengan Bella dengan kain kassa steril. Ketika membalut, hatinya terasa ada yang mengirisnya. Ia tidak membayangkan jika putrinya mengalami nasib yang sama dengan apa yang di alami oleh perempuan cantik yang ada di hadapannya.
“Biar lukanya nggak terkena debu, Non,” ucapnya setelah selesai membalut.
“Terima kasih, Mbok sudah sangat baik sama aku selama ini. Bella nggak tahu jika Mbok nggak ada di sini,” ucap Bella sambil menatap wajah wanita baik hati yang ada di sampingnya.
Gadis cantik itu tidak bisa membayangkan, jika wanita paruh baya itu tidak ada di sini. Sudah pasti dia tidak akan kuat untuk bertahan sampai sejauh ini. Di samping itu dirinya pasti sudah lama menyerah, karena pemandangan menjijikkan yang harus dia lihat setiap hari.
“Sama-sama, Non. Mbok akan selalu ada untuk Non Bella. Sebenarnya Mbok sudah tidak sanggup lagi bekerja di sini, tapi Mbok kasihan kalau Non nanti tinggal sendirian di sini. Makanya Mbok memilih untuk tetap bertahan,” ujar wanita paruh baya itu dengan tatapan sendu.
Mbok Narti sebenarnya sudah tidak sanggup lagi melihat penyiksaan yang di lakukan oleh majikannya terhadap istri cantiknya itu. Namun, dirinya hanyalah seorang pembantu di rumah megah ini. Jadi dirinya harus tahu diri untuk tidak mencampuri urusan rumah tangga majikannya. Di samping itu ia juga takut jika dirinya ikut campur, Bella akan mendapatkan penyiksaan yang lebih pedih lagi.
Bella yang mendengar penuturan dari wanita paruh baya itu tampak terharu. Dengan mata yang sudah terlihat berkaca-kaca Bella menatap mata mbok Narti. Gadis cantik itu tidak pernah menyangka, ternyata masih ada orang baik dan tulus yang peduli padanya. Di saat suaminya sendiri menyiksanya setiap hari tanpa henti hingga banyak meninggalkan bekas kekerasan di tubuh kurusnya. Mungkin saja pria iblis berwajah malaikat itu menginginkan kematiannya demi sebuah harta, menurutnya.
“Mbok cuma bisa bawa ini, Mbok takut kalau ketahuan Tuan Rafa nanti malah Non Bella akan dihukum dengan hukuman yang lebih berat lagi,” ucap mbok Narti sambil mengeluarkan dua buah roti kemasan dari saku bajunya.
‘Ya Tuhan, bahkan aku sendiri malah lupa kalau hari ini aku belum makan apa pun karena menjalani hukuman dari Mas Rafa,’ batin Bella sambil menatap roti yang ada di tangan wanita paruh baya itu.
Perempuan itu kembali terharu, kemudian dia beralih menatap wajah keibuan mbok Narti di hadapannya. Lagi-lagi dirinya dibuat terharu dengan perhatian perempuan paruh baya ini.
“Sekali lagi terima kasih ya, Mbok,” ujar Bella sambil meraih roti dari tangan mbok Narti lalu kemudian bergegas ia suapkan roti tersebut setelah membuka kemasannya terlebih dulu.
“Iya, Non. Sudah kewajiban Mbok melayani Non dengan baik. Sebenarnya Tuan Rafa dulu adalah orang baik, tapi entah kenapa semenjak Non tinggal di sini Tuan jadi berubah sangat kejam,” ucap mbok Narti mulai menceritakan tentang tuannya.
Bella yang mendengarkan semua penuturan wanita paruh baya itu pun lantas tersenyum miris. Rafa yang dia kenal dulunya juga pria yang begitu baik, ramah, dan hangat. Bahkan, tak jarang dulu sewaktu dirinya masih dirawat di rumah sakit, banyak perawat wanita yang membicarakannya dengan penuh kekaguman. Sebenarnya bukan saja perawat, banyak juga dari pasien atau pun keluarga pasien yang juga menaruh rasa kagum pada mantan dokter tampan itu.
Jika Bella tahu sifat yang sesungguhnya dari seorang Rafa Salim, maka dirinya tidak akan pernah mau menolong pria yang dulu pernah dia kagumi. Benar saja, jika mantan tunangan pria itu tidak mau kembali bersamanya, mengingat perangai seorang Rafa Salim yang ternyata layaknya iblis. Gadis berparas cantik itu sungguh menyesal dengan keputusannya dulu. Namun, nasi sudah menjadi bubur, saat ini bagaimana dia harus bisa membuat bubur itu agar terasa lebih nikmat. Paling tidak itu bisa membuatnya bisa bertahan di dalam rumah yang lebih layak disebut neraka baginya.
Selama Bella berumah tangga dengan Rafa, keluarganya dan mama Rafa, mengira jika rumah tangga mereka baik-baik saja. Bahkan, mama Rafa sering menanyakan kapan mereka akan memberinya seorang cucu. Memang setelah skandal papa Rafa mencuat ke permukaan publik, mamanya memutuskan untuk bercerai dan semua aset menjadi milik Rafa, mengingat hanya pria itu sebagai pewaris satu-satunya.
Bagaimana Bella akan bisa memberikan seorang cucu, jika suaminya sendiri saja tidak pernah menyentuhnya. Suaminya lebih memilih untuk menyentuh kekasihnya dari pada istri sah-nya yang jelas-jelas halal. Mereka semua tidak tahu, apa yang sebenarnya terjadi di dalam rumah tangga anaknya, karena Rafa memang membawa Bella tinggal terpisah dari orang tuanya agar sikap kasarnya terhadap wanita malang itu tidak diketahui oleh siapa pun.
Bukannya Bella bodoh dengan tidak memberitahukan semua perlakuan jahat Rafa terhadap orang tua dan mertuanya, tapi pria kejam itu selalu mengancam akan menghabisi orang tua perempuan malang itu jika Bella sampai berani membocorkan semua kekejamannya. Bukan tidak mungkin, jika Rafa akan menyakiti keluarganya. Mengingat dendam yang tak beralasan itu sudah mendarah daging di dalam diri lelaki kejam itu. Wanita cantik tapi bernasib malang itu hanya tidak ingin keluarganya celaka hanya karena dirinya.
Andai Bella dulu tahu, jika suaminya itu sudah memiliki kekasih dan bahkan sudah tinggal dalam satu rumah dan melakukan semua hal yang hanya boleh dilakukan oleh orang yang sudah menikah, mana mungkin dirinya mau disuruh menikah oleh papanya. Namun, kembali lagi, semuanya hanya andai … andai dan andai yang tidak akan bisa kembali lagi.
***
Minggu pagi, setelah Sandra tertidur karena kelelahan akibat kegiatan panas yang biasa mereka lakukan. Pria pemilik mata elang itu pun bergegas masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan diri. Lelaki kejam itu memang sudah lama tinggal bersama Sandra, kekasihnya yang berprofesi sebagai model. Mereka bahkan kerap melakukan hal layaknya suami istri tanpa adanya ikatan pernikahan.
Hari ini, lelaki itu berencana untuk bertemu dengan Bara, sahabat yang sekaligus juga Manager bagian keuangan di kantornya. Mereka akan bertemu di sebuah café untuk membahas beberapa hal penting yang berhubungan dengan perusahaan.
Pria tampan yang sebagian wajahnya di tutupi oleh brewok tipis yang tertata rapi itu memilih pakaian santai untuk menemui sahabatnya. Setelah meraih kunci mobil di atas nakas, ia pun bergegas keluar kamar setelah memberikan sebuah kecupan pada kekasihnya yang masih terlihat pulas memejamkan matanya.
Saat langkah kakinya menuruni anak tangga, Rafa melihat Bella dengan posisi menyamping sedang membersihkan bunga hias beserta vasnya yang terletak di atas meja. Istri cantiknya itu tampak sedang mengenakan dress rumahan yang panjangnya hingga di bawah lutut dengan lengan pendek yang memperlihatkan kulit putih mulusnya. Rambut hitamnya yang lurus di kuncir ekor kuda. Wajah cantik dengan makeup natural, dan bentuk bibir yang proporsional tampak terlihat merona alami. Sungguh ciptaan Tuhan yang begitu sempurna.