Pesta topeng

1015 Kata
"Salsha ayo bangun." Steffi membangunkan Salsha yang masih tertidur pulas. "Salsha hari ini kita punya misi." Sandra menarik tangan Salsha hingga Salsha terduduk. "Apaan sih, gua gak ikut dulu soalnya nanti malem gua mau makan malem di rumah Aldi," ujar Salsha dengan mata masih tertutup. "Yaelah itu kan malem misi kita bukan malem," sahut Steffi. "Lah kok bukan malem, bukanya pesta topeng biasanya malem ya?" Tanya Salsha bingung. "Nah makanya itu aneh kan, yaudah cepet sana lo mandi Sha kita cari topeng buat misi kita nanti," ucap Sandra, Salsha hanya menganggukkan kepalanya seraya mengambil handuk dan pergi ke kamar mandi. Setelah beberapa menit salsha keluar dari kamar mandi dan segera bersiap-siap untuk pergi untuk membeli topeng untuk misinya. Salsha, Steffi, dan Sandra mereka pergi menggunakan mobil milik Sandra dan pergi menuju toko topeng disana mereka sangat berisik untuk memilih topeng, disana pun sudah ada Farel, Tian dan Rizky mereka semua sedang memilih topeng kecuali Tian yang sedang merayu penjaga tokonya. "Mbak cantik banget sih dulu ibunya ngidam apa ya?" gombal Tian kepada penjaga toko yang sedang tersenyum malu. "Biar nanti kalo kita nikah kamu ngidam nya sama kaya ibu kamu biar anak kita cantik kaya kamu." Lagi-lagi Tian merayu penjaga toko itu. "Heh kunyuk cepet pilih topeng." Farel menjitak kepala Tian dengan topeng yang Farel pegang. "Ish dasar ganggu," gerutu Tian lalu melangkah pergi meninggalkan Farel dan penjaga itu berdua. Farel melirik sekeliling nya memastikan Tian sudah pergi atau belum. "Hmm mbak," ujar Farel seraya mengedipkan sebelah matanya. "Udah punya pacar belum?" tanya Farel genit. "FAREELL," teriak Steffi sambil menarik telinga Farel. "Aduh duh sakit iya ampun ampun," jerit Farel kesakitan. "Tadi ngomongin Tian genit lo sendiri juga Sama-sama genit," ujar Steffi penjaga toko itu terkikik geli melihat tingkah mereka semua. "Udah dapet topeng belum Rel?" tanya Rizky lalu Farel memperlihatkan topeng yang ia pilih tadi. "Keren juga pilihan lo Rel," ucap Sandra. "Iyalah, punya lu bertiga mana?" tanya Farel kepada Salsha, Sandra dan Steffi. "Nih," ucap mereka serempak seraya memperlihatkan topeng yang mereka pilih. "Weiss punya kita juga gak kalah keren dong." Tian menyenggol lengan Rizky lalu Tian dan Rizky menunjukkan topeng mereka berdua. *** Waktunya tiba mereka semua menjalankan misi mereka. Mereka datang menggunakan topeng yang mereka pilih tadi. "Wow gila elegant banget," puji Sandra kepada tempat pesta topeng ini berlangsung. "Profesional dan jangan mencurigakan," ujar Salsha. "Gua sama Salsha, Farel sama Steffi, Tian sama Sandra Udah cepet jangan mencurigakan," perintah Rizky. "Target kita siapa?" Bisik Sandra. "Josh," jawab Tian singkat. Selama berjam-jam mereka menyamar dan mencari-cari orang yang bernama Josh tetapi hasilnya nihil. "Aduh capek nih gua," ucap Steffi. "Loh liat Rel itu Salsha sama siapa? Rizky mana?" Steffi menunjuk kearah Salsha yang sedang dirangkul oleh seorang pria. Farel diam dan terus memerhatikan pria itu. "Itu Josh," ujar Farel mengejutkan Steffi. "Hah kok Salsha bisa sama dia?" Farel menggeleng dan mereka terus memerhatikan gerak-gerik Josh dan Salsha. Sampai Sandra dan Tian datang menghampiri Farel dan Steffi yang sedang memerhatikan Salsha dan Josh. "Ngapain lo?" Steffi menuju kearah Salsha dan Josh. "Hah kok?" Sandra kebingungan sampai tidak tau harus berkata apa lagi. "Kita liat aja," ujar Farel dan mereka semua mengangguk. *** Salsha pov Saat aku menunggu Rizky yang sedang mengambil minuman aku melihat Josh, ya Josh target kami dia pencuri berlian milik salah satu penjabat kaya. Kebetulan sekali aku bertemu dengan nya, aku harus bisa menjebak nya bagaimana pun cara nya sebelum aku melakukan tugas ku, aku menelfon Rizky terlebih dahulu untuk memasukan obat yang membuat orang tidak sadarkan diri selama berjam-jam dan akan melupakan kejadian yang terjadi sebelumnya. 'Rizky gua udah ketemu Josh.' 'Ok kita beraksi,' Jawab Rizky. 'Jangan, Josh biar gua aja yang urus dan tugas lo cuma masukin obat kedalam minuman Josh saat dia lengah.' 'Ok baiklah.' Aku menutup telfon nya dan segera menghampiri Josh. "Hai," ujar ku seraya menyentuh bahu Josh seraya tersenyum manis, Josh melihat ku dari atas sampai bawah dan tersenyum ketika melihat wajah ku. "Hai manis." Josh melingkarkan tangannya ke pinggang ku. 'Aduh kenapa pake acara pegang-pegang pinggang sih,' geram ku dalam hati. "Siapa nama mu manis?" tanya Josh seraya mengelus pipi ku dan saat Josh ingin membuka topeng ku, aku segara mencegahnya dengan menyentuh tangan Josh yang berada di pipi ku. "Billa." Aku menjawab dengan menggunakan nama palsu seraya mencegah Josh membuka topeng nya. "Dan kau?" lanjut ku bertanya kepada Josh yang sedang mengendus leher ku. "Josh," jawab nya singkat. "Apa kau ingin bermalam dengan ku?" tanya nya memerhatikan wajah ku. "Baiklah, tapi bagaimana kalau kita minum dulu," ujar ku lalu Josh membawa ku menuju tempat minuman. "Josh kau tau kau sangat tampan," goda ku seraya mengelus pipi josh membuat nya menyeringai padaku. Aku melirik kearah Rizky dan memberi kode untuk memasukan obat itu kedalam minuman Josh. "Apa kau tidak mau melepas topeng mu Hmm," ujar Josh seraya mendekatkan wajah nya kearah ku. 'Kalo bukan misi udah gua jitak nih kepala nya,' batin ku. Di saat Josh mulai mendekatkan wajahnya kearah ku Rizky dengan pura-pura lewat di samping mereka sambil memasukkan obat itu kedalam minuman Josh. Saat Rizky memberikan kode ke ku bahwa Rizky sudah menjalankan tugasnya. Wajah Josh sudah sangat dekat dengan ku lalu aku memalingkan wajah ku. "Bagaimana kalau kita lanjut dikamar saja?" ucap ku menggoda Josh. "Baiklah." Josh membawa ku menuju kamar. --- "Loh loh kok Salsha sama Josh pergi ke kamar sih?" tanya Steffi. "Jangan jangan." Lalu mereka semua menatap Tian. "Wey kenapa muka pada kaya gitu." Tiba-tiba saja Rizky datang dan menghampiri Farel, Tian, Sandra dan Steffi. "Salsha..." ujar Sandra dan Steffi serempak menunjuk kearah kamar --- Saat sudah sampai dikamar Salsha langsung mendorong Josh ke kasur. "Kau sudah tidak sabar rupanya." Josh menyeringai. "Memang, memang aku sudah tidak sabar untuk....." Salsha sengaja memberi jeda. "Ssttt kenapa kepala ku sangat sakit," ringis Josh memegang kepalanya seraya menarik rambutnya kencang. "Aarrgghh ada apa dengan kepala ku," teriak Josh. "Ya aku tidak sabar untuk menunggu saat seperti ini." Salsha tersenyum sinis. "Aarrgghh kau...." perkataan Josh terpotong karena sebelum menyelesaikan ucapannya Josh sudah tidak sadarkan diri. Lalu Salsha mencari berlian itu disaku Josh tapi hasilnya nihil Salsha terus mencari berlian itu. BRAKK
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN